Polisi menyusuri Jalan Hos Cokroaminoto usai aksi demo menolak kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kantor Bupati Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir ricuh. Polisi mengantisipasi adanya sisa pendemo.
Pantauan infoSulsel di Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Rabu (20/8/2025), pukul 00.10 Wita. Tampak mobil water canon milik polisi mengarah ke depan kampus IAIN Bone.
Polisi juga berteriak menggunakan kendaraan pengurai massa (Raisa) meminta massa membubarkan diri. Massa yang berada di simpang empat Jalan Jenderal Ahmad Yani sudah tidak ada namun batu berserakan di jalan raya.
Polisi juga sudah membuka akses dari Jalan MT Haryono, namun belum dibuka untuk Jalan Jenderal Ahmad Yani. Para pengendara harus melalui Jalan Wahidin untuk bisa melintas.
Diberitakan sebelumnya, demo penolakan kenaikan tarif PBB-P2 kembali ricuh setelah upaya dialog dengan Pemkab Bone, masih buntu, Selasa (19/8). Massa yang melempar batu dipaksa mundur setelah polisi melepaskan tembakan gas air mata.
Para demonstran kemudian terbagi di dua lokasi berbeda setelah dibubarkan dari kantor Bupati Bone. Pertama di simpang empat Jalan Ahmad Yani-Jalan Wahidin-Jalan Cokrominoto-Jalan MT Haryono, kemudian di depan SD 24 Macanang.
Tak berselang lama, Pj Sekda Bone Andi Saharuddin menyampaikan bahwa kenaikan tarif PBB-P2 ditunda. Pemkab Bone akan mengkaji ulang kenaikan PBB-P2 sebesar 65%.
“Tentu dengan kejadian hari ini dan mencermati, berkomunikasi dengan berbagai pihak termasuk dari Pak Bupati dan Kemendagri kami sempat berkomunikasi. Akhirnya pimpinan menyampaikan kepada kami untuk menunda dan melakukan informasi secara total terkait penyesuaian ini,” ujar Saharuddin kepada wartawan, Selasa (19/8).
“Penyesuaian 65% ini ditunda dulu. Sesuai arahan pemerintah pusat terkait PBB-P2 di wilayah Kabupaten Bone, maka dari itu kita tunda dan akan kita kaji ulang kembali,” sambung Saharuddin.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.