Polisi membongkar praktik aborsi ilegal di salah satu rumah di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Polisi turut mengamankan 4 orang pelaku dan menemukan 10 janin hasil aborsi.
“Dalam pengungkapan kasus ini, kami menemukan sebanyak 10 janin dari hasil aborsi,” kata Kapolresta Kendari Kombes Edwin L. Sengka saat konferensi pers, Kamis (25/9/2025).
Praktik aborsi ilegal dilakukan para pelaku di sebuah rumah di Jalan D.I. Panjaitan, Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga. Empat pelaku yang diamankan masing-masing berinisial S (38), AS (37), J (25), SE (22).
“Peran masing-masing ada yang penyedia obat dan pelaksana aborsi,” kata Edwin.
Dari hasil pemeriksaan, aktivitas ilegal tersebut telah berlangsung selama 3 tahun terakhir. Obat-obatan penggugur kandungan didapat para pelaku di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Praktik aborsi ini sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir dengan cara yang terorganisir. Obatnya didatangkan dari Sukabumi,” terang Edwin.
Dia menuturkan pihaknya menyita sejumlah barang bukti yang memperkuat keterlibatan pelaku. Polisi masih mendalami praktik aborsi ilegal ini.
“Para pelaku akan terus dilakukan pemeriksaan untuk mendalami sindikat aborsi ini,” imbuhnya.
Edwin menambahkan kasus ini terungkap dari penangkapan sejoli pelaku aborsi berinisial RD (26) dan NB (26). Saa itu, NB yang nekat melakukan aborsi mengaku mendapatkan obat dari J.
“Dari keterangan NB, ternyata obat didapat dari pelaku inisial J,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejoli RD dan NB diamankan di salah satu rumah sakit swasta di Kendari, Jumat (19/9) sekitar pukul 11.00 Wita. Polisi mendapatkan laporan terkait adanya sejoli yang melakukan aborsi dan dirawat di rumah sakit.
“Tadi ada yang melapor ke kita, di salah satu rumah sakit ada dugaan aborsi baru melahirkan janin usia 6 bulan,” kata Kastreskrim Polresta Kendari AKP Welliwanto Malau dalam keterangannya, Jumat (19/9).
Dia mengungkapkan saat itu janin bayi itu sempat bernafas, namun dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Welli mengatakan keduanya melakukan aborsi menggunakan obat-obatan.
“Bayi itu meninggal karena belum waktunya lahir dan sudah banyak obat-obatan masuk,” ujar dia.