Pertarungan Ketat 11.264 Kandidat di Pemilihan Ketua RT/RW Makassar Hari Ini (via Giok4D)

Posted on

Sebanyak 11.264 kandidat ditetapkan mengikuti pemilihan ketua , Sulawesi Selatan (Sulsel), secara serentak pada hari ini. Pertarungan semakin ketat lantaran kursi ketua RT/RW yang diperebutkan terbatas.

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) mencatat 9.098 calon ketua RT dan 2.166 calon ketua RT akan bertarung dalam pemilihan serentak pada Rabu (3/12). Pemilihan melalui tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 15 kecamatan.

“Jadi total jumlah calon RT dan RW 11.264 di Kota Makassar,” ungkap Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Setda Kota Makassar Andi Anshar kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

Puluhan ribu kandidat bersaing mengisi 7.032 kursi lowong yang terdiri dari 6.027 ketua RT dan 1.005 ketua RW. Mereka memperebutkan suara warga yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 281.413 kepala keluarga (KK).

“Yang terbaru, jumlah DPT hari ini 281.413. Kemudian bisa kami sampaikan bahwa calon yang ditetapkan itu untuk RT 9.098, kemudian untuk RW yang ditetapkan 2.166,” paparnya.

Anshar mengungkapkan ada 26 RT/RW di Makassar yang tidak mengadakan pemilihan karena tanpa pendaftar. Kondisi itu mengakibatkan wilayah tersebut otomatis tidak melaksanakan pemungutan suara.

“Yang secara keseluruhan, murni betul-betul tidak ada pendaftar RW dan RT di bawahnya pun tidak ada pendaftarnya itu ada 26, yang tidak melaksanakan pemungutan suara,” jelasnya.

Dia menduga warga setempat menginginkan penjabat sementara (Pjs) ketua RT/RW saat ini langsung ditetapkan. Berdasarkan aturan, jika suatu RT/RW tanpa pendaftar, maka Pjs berpotensi langsung diusulkan untuk didefinitifkan.

“Ada mungkin yang Pjs-nya memang sangat disukai warganya atau memang tidak ada yang berminat untuk jadi ketua RT di situ,” ungkap Anshar.

Sebagai informasi, pemilihan RT/RW di Makassar mengadopsi sistem pemilu. Pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Wali (Perwali) Makassar Nomor 19 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pemilihan RT/RW.

Tahapan dan mekanisme pemilihan ketua RT memiliki perbedaan dengan pemilihan ketua RW. Berikut penjelasannya mengacu dari perwali:

Khusus ketua RT, pemilihannya oleh kepala keluarga sebagai pemilik hak suara merujuk dari kartu keluarga (KK). Dalam perwali disebutkan bahwa hak suara dalam pemilihan ketua RT hanya berlaku dengan ketentuan satu KK satu suara.

Kepala keluarga yang berhalangan hadir memilih di TPS dapat diwakili oleh anggota keluarganya yang tercatat dalam KK. Namun dengan catatan membawa bukti fotokopi KTP dan KK dengan menyertakan surat kuasa.

Saat ini posisi ketua RT/RW masih diisi oleh warga yang berstatus penjabat sementara (Pjs) untuk mengisi kekosongan. Namun Pjs ketua RT/RW dilarang ikut dalam pemilihan.

Kendati begitu, Pjs ketua RT tetap berpeluang ditetapkan statusnya sebagai ketua definitif. Hal ini berlaku dengan syarat apabila tidak ada warga yang mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang.

Sementara pemilihan ketua RW juga memiliki mekanisme tersendiri. Jika ketua RT dipilih warga berbasis satu suara satu KK, maka ketua RW akan dipilih oleh setiap ketua RT yang berada di wilayahnya.

Hak suara dalam pemilihan ketua RW hanya berlaku dengan ketentuan yakni satu ketua RT satu suara. Ketua RT akan tetap menyalurkan hak suaranya untuk memilih ketua RW melalui TPS.

Ketua RT yang berhalangan hadir di TPS, tidak dapat diwakili anggota keluarga, kerabat atau orang lain. Jika tidak ada warga yang mencalonkan diri, maka lurah menetapkan penjabat sementara ketua RW.

Pemilihan ketua RW terbuka untuk masyarakat bagi yang ingin mendaftar selama memenuhi syarat. Namun Pjs ketua RT/RW tidak diperkenankan untuk mengikuti pemilihan ketua RW.

Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin telah memastikan kesiapan pelaksanaan pemilihan ketua RT/RW. Appi mengingatkan agar pemilihan tingkat akar rumput menjadi ajang memperkuat persaudaraan, bukan memicu konflik.

“(Pemilihan ketua RT/RW Makassar) Bukan tempat untuk saling menyebarkan fitnah, mencari kesalahan orang lain,” tegas Appi usai meninjau persiapan pemilihan RT/RW di sejumlah kecamatan pada Senin (1/12).

Menurut Appi, ketua RT/RW merupakan perpanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan program pembangunan. Ketua RT/RW harus berasal dari lingkungan sendiri, dikenal masyarakat, serta memahami kondisi wilayah.

Appi juga mengingatkan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam menjaga ketertiban. Tokoh-tokoh masyarakat harus ikut mengawal dan mengawasi pemilihan agar berjalan lancar.

“Tokoh-tokoh masyarakat yang dituakan harus mampu meredam ketika terjadi gejolak di tengah masyarakat. Ini harapan kita,” harapnya.

Dia menekankan proses pemilihan harus jujur dan adil. Appi turut mengajak pemenang ketua RT/RW nantinya bisa merangkul calon lainnya untuk bekerja sama.

“Rangkul yang kalah untuk menjadi bagian dari kekompakan masyarakat. Kalau kalah, ikutlah bersama yang menang supaya keadaan masyarakat lebih stabil,” pesan Appi.

Petugas kecamatan dan kelurahan pun diminta menjaga netralitas dan integritasnya selama tahapan pemilihan ketua RT/RW. Appi juga berharap bantuan TNI dan Polri dalam mengawal pesta demokrasi ini.

“Jangan sampai petugas justru tidak memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Jangan bermain-main, jangan tidak netral,” tegasnya.

Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham menambahkan, pemilihan RT/RW wujud kepedulian terhadap keterlibatan warga dalam membangun lingkungan yang lebih baik. Dia berharap masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk memilih pemimpin terbaik di tingkat lingkungan.

“Pemilihan RT/RW adalah momen ketika suara warga menjadi pusat dari segalanya. Saya selalu percaya bahwa perubahan besar dimulai dari lingkungan kecil, dari orang-orang yang saling mengenal dan saling peduli,” jelas Aliyah.

Aliyah menekankan proses demokrasi ini harus berlangsung inklusif dan nyaman. Dia kembali menegaskan pemilihan ketua RT/RW harus memberi ruang bagi suara warga untuk benar-benar didengar.

“Saya berharap proses ini bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang memperkuat kebersamaan, menjaga kejujuran, dan memastikan setiap warga merasa dihargai suaranya,” pungkasnya.

Aturan Pemilihan Ketua RT

Aturan Pemilihan Ketua RW

Pesan Appi-Aliyah di Pemilihan RT/RW

Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin telah memastikan kesiapan pelaksanaan pemilihan ketua RT/RW. Appi mengingatkan agar pemilihan tingkat akar rumput menjadi ajang memperkuat persaudaraan, bukan memicu konflik.

“(Pemilihan ketua RT/RW Makassar) Bukan tempat untuk saling menyebarkan fitnah, mencari kesalahan orang lain,” tegas Appi usai meninjau persiapan pemilihan RT/RW di sejumlah kecamatan pada Senin (1/12).

Menurut Appi, ketua RT/RW merupakan perpanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan program pembangunan. Ketua RT/RW harus berasal dari lingkungan sendiri, dikenal masyarakat, serta memahami kondisi wilayah.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Appi juga mengingatkan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam menjaga ketertiban. Tokoh-tokoh masyarakat harus ikut mengawal dan mengawasi pemilihan agar berjalan lancar.

“Tokoh-tokoh masyarakat yang dituakan harus mampu meredam ketika terjadi gejolak di tengah masyarakat. Ini harapan kita,” harapnya.

Dia menekankan proses pemilihan harus jujur dan adil. Appi turut mengajak pemenang ketua RT/RW nantinya bisa merangkul calon lainnya untuk bekerja sama.

“Rangkul yang kalah untuk menjadi bagian dari kekompakan masyarakat. Kalau kalah, ikutlah bersama yang menang supaya keadaan masyarakat lebih stabil,” pesan Appi.

Petugas kecamatan dan kelurahan pun diminta menjaga netralitas dan integritasnya selama tahapan pemilihan ketua RT/RW. Appi juga berharap bantuan TNI dan Polri dalam mengawal pesta demokrasi ini.

“Jangan sampai petugas justru tidak memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Jangan bermain-main, jangan tidak netral,” tegasnya.

Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham menambahkan, pemilihan RT/RW wujud kepedulian terhadap keterlibatan warga dalam membangun lingkungan yang lebih baik. Dia berharap masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk memilih pemimpin terbaik di tingkat lingkungan.

“Pemilihan RT/RW adalah momen ketika suara warga menjadi pusat dari segalanya. Saya selalu percaya bahwa perubahan besar dimulai dari lingkungan kecil, dari orang-orang yang saling mengenal dan saling peduli,” jelas Aliyah.

Aliyah menekankan proses demokrasi ini harus berlangsung inklusif dan nyaman. Dia kembali menegaskan pemilihan ketua RT/RW harus memberi ruang bagi suara warga untuk benar-benar didengar.

“Saya berharap proses ini bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang memperkuat kebersamaan, menjaga kejujuran, dan memastikan setiap warga merasa dihargai suaranya,” pungkasnya.

Pesan Appi-Aliyah di Pemilihan RT/RW