Pemprov Sulsel Canangkan Aksi Stop Stunting, Layani 16.128 Balita-Ibu Hamil

Posted on

Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) meluncurkan program Aksi Stop Stunting demi menekan laju prevalensi stunting di Sulsel. Program ini akan melayani 16.128 orang yang terdiri dari 15.120 balita dan 1.008 ibu hamil yang tersebar di 504 desa di Sulsel.

Program tersebut dicanangkan langsung oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Baruga Asta Cita, Rujab Gubernur Sulsel, Jumat (25/7/2025). Andi Sudirman mengaku program ini sudah pernah dilakukan sejak 2023 dan diklaim berjalan positif.

“Ini program Aksi Stop Stunting sudah pernah dilakukan pada waktu 2023. Alhamdulillah 2023 lumayan banyak dampaknya, makanya kita lakukan lagi sekarang. Targetnya 15.120 anak dan balita,” kata Andi Sudirman kepada wartawan.

Program ini menyasar 504 desa yang jumlahnya meningkat signifikan dibanding tahun lalu hanya 51 desa. Pemprov melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel menganggarkan Rp 52 miliar untuk mengakomodir ini.

“Mereka (anak dan balita) menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan termasuk mendapat insentif tabungan anak stunting setelah dia keluar dari program selama 59 hari,” paparnya.

Dalam pelaksanaannya, akan ada insentif yang diberikan sebesar Rp 1 juta per anak. Insentif ini diberikan dalam bentuk tabungan agar menjadi motivasi.

“Kita berikan insentif Rp 1 juta. Rp 300 ribu untuk ikut program dan Rp 700 ribu kalau sudah lulus program atau terbebas dari stunting. Jadi, kalau keluar dari stunting total di kasih Rp 1 juta. Ini menjadi tabungan mereka untuk 15.120 balita,” ungkapnya.

Andi Sudirman mengatakan, program ini melibatkan 1.000 tim pendamping gizi daerah (TPGD) dan 1.000 kader PKK di tiap desa. Mereka juga memberikan pendampingan terhadap 1.008 ibu hamil.

“Kita juga berikan insentif. Tugasnya gampang memastikan bagaimana balita yang didampinginya lulus stunting dan memastikan tidak ada ibu hamil potensi bayinya stunting,” tambah Andi Sudirman.

Sementara itu, Kepala Dinkes Sulsel, Ishaq Iskandar menambahkan, program ini diharapkan menjadi ujung tombak dalam penurunan angka stunting secara signifikan di Sulsel. Program ini diharap mampu memperbaiki angka prevalensi Stunting Sulsel dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Tahun 2024, SSGI menempatkan Sulsel di urutan 17 dari 38 provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi Stunting 23,3 persen. Angka ini masih berada di atas angka prevalensi Stunting nasional yakni 19,8 persen.

“Aksi Stop Stunting akan mengintervensi 15.120 anak balita, 1.008 ibu hamil yang tersebar di 504 desa di 24 kabupaten dan kota di Sulsel. Dengan melibatkan kolaborasi tenaga pendamping gizi desa, tenaga dokter, kader pendamping, PKK kota dan kabupaten serta desa dan kelurahan,” jelas Ishaq.

Di tempat yang sama, Pemprov Sulsel juga meluncurkan beberapa program lain, yakni Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB), Ambulans Mini ICU RSUD Labuang Baji dan Sulsel Andalan Hati Melayani. Program ini untuk mendorong pelayanan kesehatan yang optimal.

Khusus Ambulans Mini ICU disebut sebagai rumah sakit berjalan, karena dilengkapi fasilitas untuk operasi, persalinan, hingga penanganan gawat darurat. Sementara program Andalan Hati Melayani memungkinkan pasien dijemput dari rumah untuk kemudian diantar ke rumah sakit provinsi, serta rencananya akan terintegrasi dengan aplikasi berbasis daring.