Wakil Bupati Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Andi Ritamariani menyampaikan pernyataan kontroversi terkait rencana mutasi ASN berkinerja buruk ke Kecamatan Ulumanda. Pernyataan itu membuat warga Ulumanda murka hingga melakukan unjuk rasa dengan menutup Jalan Trans Sulawesi.
Andi Ritamariani menyampaikan pernyataan itu saat memimpin Apel Pagi awal Juli 2025. Ucapan tersebut kemudian viral di media sosial dan dinilai merendahkan warga Ulumanda.
“Tatta tattangai bandimo tia (sudah pasti), akan dilakukan mutasi, mulai eselon 2, 3, 4. Kalau ada yang macam-macam ubawa dzai (akan saya bawa) di Ulumanda,” kata Andi Ritamariani dalam video beredar.
Pernyataan itu kemudian mendapat respons dari Aliansi Masyarakat Ulumanda. Mereka memprotes ucapan Andi Ritamariani dengan menggelar unjuk rasa di Jalan Trans Sulawesi tepatnya di Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda, Sabtu (19/7/2025) siang.
“Aksi ini adalah bentuk kemarahan dan kekecewaan mendalam atas pernyataan Wakil Bupati Majene yang menyebut bahwa ASN yang tidak disiplin akan dipindahkan ke Ulumanda,” ujar Koordinator Aksi Aliansi Masyarakat Ulumanda, Aldi Tandeallo kepada wartawan, Sabtu (19/7).
Aldi menilai pernyataan Andi Rita tidak hanya menunjukkan sikap arogan seorang pejabat publik, tetapi juga mencerminkan cara pandang yang merendahkan dan mendiskreditkan Ulumanda sebagai bagian dari Kabupaten Majene.
“Seolah-olah Ulumanda ini tempat ‘pembuangan’, tempat terburuk, tempat tak layak padahal kami adalah masyarakat yang selama ini bertahan dalam keterbatasan karena kurangnya perhatian pemerintah sendiri,” katanya.
Dia menuturkan pernyataan wakil bupati itu adalah bentuk stigmatisasi wilayah. Ucapan itu disebut telah melukai harga diri masyarakat Ulumanda yang selama ini sering dipinggirkan dari prioritas pembangunan.
Aldi Tandeallo menyebut warga meminta agar Andi Ritamariani datang langsung ke Ulumanda. Orang nomor dua di Majene itu diminta menyampaikan permintaan terbuka kepada masyarakat Ulumanda.
“Oleh karena itu, kami menuntut Wakil Bupati Majene segera hadir secara langsung di Ulumanda untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat,” tegas Aldi.
Aldi menegaskan akan kembali melakukan unjuk rasa jika tuntutan massa aksi tidak didengar. Massa disebut akan terus bersuara sampai pejabat pemerintah belajar menghargai masyarakatnya.
“Jika suara kami hari ini tak didengar, maka aksi ini bukan yang terakhir, kami akan terus bersuara sampai pemerintah belajar menghormati masyarakat yang hidup jauh dari pusat kekuasaan,” tandasnya.