Mengenal Ular Weling, Si Belang Cantik yang Mematikan

Posted on

Ular weling termasuk jenis ular yang cukup sering dijumpai di sekitar permukiman. Warnanya yang belang hitam putih memang mencolok dan mudah dikenali.

Namun, di balik tampilannya yang menarik, ular ini menyimpan bahaya yang tak boleh diremehkan. Tak hanya berbahaya dari sisi medis, ular ini juga dipercaya berkaitan dengan hal mistis.

Dalam tradisi masyarakat, khususnya di Pulau Jawa, kemunculan ular ini juga dipercaya membawa pertanda baik atau buruk pada kehidupan seseorang.

Lantas, seperti apa sebenarnya ular weling ini? Berikut ulasan lengkapnya mulai dari ciri-ciri, habitat, hingga kepercayaan yang melekat padanya. Yuk, disimak!

Melansir dari buku Panduan Bergambar Ular Jawa karya Natha Rusli, ular weling merupakan salah satu spesies ular berbisa dari genus Bungarus yang ditemukan di Pulau Jawa. Spesies ini memiliki nama ilmiah Bungarus Candidus dan dikenal luas dengan sebutan umum Malayan krait.

Ular ini dapat dikenali dari pola belang hitam dan putih di tubuhnya. Meski dalam beberapa kasus dapat muncul dalam bentuk melanistik, yaitu kondisi tubuh yang hitam pekat atau tanpa belang.

Secara morfologis, ular weling memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari spesies Bungarus lainnya di Jawa. Di antaranya memiliki kepala panjang dan berwarna gelap tanpa corak, belang hitam hanya di bagian punggung sementara bagian perut putih polos, serta ekor yang relatif panjang dan meruncing.

Struktur sisiknya juga khas, dengan tujuh sisik supralabial (sisik bibir atas), di mana sisik ke-3 dan ke-4 menyentuh mata. Selain itu, ular ini memiliki 15 baris sisik di bagian tengah tubuh.

Ular weling dapat tumbuh hingga mencapai panjang maksimal sekitar 160 cm.

Ular weling tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatra. Ular weling menyukai daerah lembap di dataran rendah, terutama yang dekat dengan sumber air.

Ular weling juga dapat hidup di wilayah yang sudah terjamah manusia, seperti persawahan dan parit. Secara perilaku, ular weling termasuk hewan nokturnal, yaitu aktif berburu di malam hari dan biasanya jinak di siang hari.

Makanan utamanya meliputi berbagai jenis hewan kecil seperti belut, katak, kadal, binatang pengerat, hingga ular lain. Ular ini berkembang biak secara ovipar, artinya bertelur.

Melansir dari jurnal Magna Neurologica berjudul “Neurotoksisitas yang Mengancam Nyawa pada Gigitan Ular Bungarus candidus: Laporan Kasus”, ular weling adalah jenis ular berbisa tinggi dari famili Elapidae, sama seperti ular kobra. Racunnya tergolong jenis neurotoksin, yaitu racun yang bekerja dengan menyerang sistem saraf.

Efek dari racun ini sangat serius karena dapat menyebabkan kelumpuhan otot secara bertahap, yang disebut kelumpuhan desenden. Artinya, kelumpuhan dimulai dari bagian atas tubuh, lalu menjalar ke bagian bawah.

Awalnya, racun menyerang otot-otot kecil seperti kelopak mata dan wajah, yang bisa menyebabkan mata terkulai dan wajah terasa lemas.

Lalu, kelumpuhan menyebar ke bagian tubuh lain seperti leher, otot untuk menelan, otot pernapasan, hingga tungkai. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan napas, tubuh lemas, dan bahkan penurunan kesadaran.

Maka dari itu, jika digigit ular weling, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan terdekat. Meskipun tergolong sangat berbisa, ular weling dikenal tidak agresif dan cenderung menghindari manusia. Namun, ia bisa menggigit jika merasa terancam.

Bagi sebagian masyarakat Jawa, ular weling bukanlah sekadar hewan berbisa biasa. Ular ini juga dipercaya memiliki makna spiritual.

Dilansir dari buku Adat Istiadat Daerah Jawa Timur yang disusun oleh Departemen Pendidikan, dijelaskan bahwa ular weling dianggap sebagai binatang yang memiliki kekuatan gaib. Kemunculannya kerap dikaitkan dengan ngalamat, yaitu suatu pertanda peristiwa yang akan terjadi baik yang membawa kesialan maupun keberuntungan.

Keyakinan ini menyebutkan bahwa jika seseorang didatangi ular weling, hal itu bisa menjadi peringatan gaib atau isyarat bahwa orang tersebut harus segera menunaikan nazar atau janji yang pernah diucapkan. Jika diabaikan, diyakini bisa mendatangkan kesialan.

Sebaliknya, jika disikapi dengan benar, seperti melalui ritual selamatan atau pemenuhan kaul, maka keberuntungan dapat datang.

Karena dipercaya sebagai pembawa pertanda, ular weling tidak boleh disakiti atau dibunuh. Jika dilanggar, bukan keberuntungan yang datang, melainkan celaka.

Itulah ulasan lengkap tentang ular weling. Meski terlihat cantik dan tidak agresif, ular ini tetap harus diwaspadai ya, infoers!

Apa Itu Ular Weling?

Habitat dan Perilaku Ular Weling

Apakah Ular Weling Berbisa?

Ular Weling dalam Kepercayaan Jawa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *