Kronologi Remaja Terduga Teroris di Gowa Ditangkap Densus 88 Versi Keluarga

Posted on

Remaja berinisial MAS (18) yang diduga teroris terafiliasi Daulah Islamiyah (ISIS) ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten , Sulawesi Selatan (Sulsel). Orang tua MAS mengungkap kronologi anaknya diamankan saat hendak membeli air galon.

Terduga pelaku ditangkap di depan SMP, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Gowa pada Sabtu (24/5) sekitar 17.20 Wita. MAS keluar rumah menggunakan motor.

“Itu mi kemarin sore, mau Magrib, dia keluar pergi beli air galon. Jadi, kemarin itu kodong (kasihan) ditangkap ki, langsung itu motor yang dipakai diambil sama Densus,” ujar ibu MAS inisial SH kepada infoSulsel, Minggu (25/5/2025).

SH mengaku mengetahui penangkapan itu dari adik MAS. Adik MAS yang panik menyaksikan penangkapan itu lantas pulang melaporkan kejadian itu.

“Dia (adiknya MAS) bilang, ‘Ummi, MAS (menyebut nama panggilan anaknya) dicuri sama polisi. Diambil sama motornya, sama kuncinya, baru dibawa ki, Ummi’,” tuturnya.

“Diikat ki tangannya, baru dipukul perutnya. Adeknya itu tadi yang saksi,” tambah menirukan ucapan anaknya.

Setelah penangkapan, Densus 88 disebut datang ke rumahnya untuk melakukan interogasi. Menurut SH, petugas turut menyita sejumlah barang bukti.

“Datang mi itu interogasi di sini. Dia interogasi semua di dalam, kubilang masuk meki. Ambil meki semua barang bukti ta’ kalau memang ada ini apa. (Barang bukti yang diamankan) tiga buku, buku catatan pondoknya ji kodong, satu tempat HP,” ucapnya.

SH mengaku heran anaknya ditangkap polisi. Dia selama ini mengenal anaknya sebagai sosok yang penurut dan jarang keluar rumah.

“Tidak salah orang ji itu? tidak salah tangkap ji itu? Kalau saya yakin ndak bersalah,” imbuh SH.

Dia juga berharap aparat memberikan penjelasan terkait penangkapan anaknya. Dia berharap anaknya diperlakukan dengan baik selama proses hukum berlangsung.

“Tidak ada (komunikasi setelah penangkapan). Ini lagi Abinya (bapaknya) pergi cari kodong, bilang di mana dia. Itu kubilang sama itu petugas kemarin, bilang ‘jangan ki pukul ki anakku. Saya selalu berdoa, Allah lindungi anakku,” tuturnya.

Sementara itu, PPID Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana menyebut MAS diduga terafiliasi dengan ISIS. Terduga pelaku kerap menyebarkan konten propaganda ISIS lewat grup WhatsApp (WA) yang dikelolanya.

“Dalam kanal tersebut, terdapat diskusi terkait hukum penggunaan bom bunuh diri dalam konteks perang yang mencerminkan ajaran ekstremis ISIS,” ungkap Mayndra dalam keterangannya, Minggu (25/5).

Saat ini terduga pelaku masih diinterogasi untuk pengembangan penyidikan. Tim Densus 88 berkomitmen untuk terus memberantas jaringan terorisme, termasuk yang memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana penyebaran ideologi radikal.

“Berdasarkan hasil penyelidikan, MAS diketahui mengelola dan aktif mengirimkan berbagai postingan berupa gambar, video, rekaman suara, dan tulisan yang berisi propaganda Daulah Islamiyah (ISIS) di sebuah grup WhatsApp bernama ‘Daulah Islamiah’ yang dibuat sejak Desember 2024,” paparnya.