Wakil Ketua Umum DPP KNPI Ludikson Siringoringo mengungkap kronologi kericuhan yang terjadi di Musda KNPI Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga dirinya menjadi sasaran amukan massa. Akibat kejadian tersebut, DPP KNPI memutuskan mengambil alih pelaksanaan Musda KNPI Sulsel secara penuh.
Dikson menuturkan kericuhan hingga dirinya diamuk massa terjadi saat memimpin sidang rapat pimpinan paripurna daerah (Rapimpurda) sebelum Musda dimulai di Hotel Horison, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (8/12) malam. Acara Rapimpurda diawali dengan verifikasi peserta Musda dari Organisasi Kepemudaan (OKP).
“Pertama diawali dari perdebatan tentang verifikasi peserta OKP yang menjadi peserta di Musda KNPI Sulsel,” kata Dikson kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).
Jumlah peserta diperdebatkan, salah satu pihak menilai jumlahnya hanya 59 OKP. Sementara DPP KNPI menganggap jumlah 59 yang ditetapkan dalam Rapimpurda itu tidak sah.
“Itu hasil Rapimpurda sebelumnya yang dianggap tidak sah oleh DPP karena Rapimpurda itu harus dihadiri dan dibuka oleh DPP KNPI. Ada orang yang mengaku atas nama DPP membuka Rapimpurda itu tapi bukan atas mandat ketua umum dan sekjen,” kata Dikson.
Makanya, kata Dikson, DPP memutuskan melakukan Rapimpurda ulang untuk memverifikasi peserta OKP. Jumlahnya yakni sebanyak 191 berdasarkan keputusan Kongres KNPI 2022 di Hotel Sultan, Jakarta.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Jadi dalam rangka memverifikasi 191 itulah terjadi kekisruhan. Lalu ketika saya ditawari oleh peserta Musda untuk pending melakukan verifikasi,” katanya.
Namun dalam proses verifikasi itu, Dikson mengaku tidak dibantu panitia Musda dan pengurus KNPI Sulsel. Sementara OKP datang membawa SK masing-masing.
“Jadi terjadi perdebatan, kasih skorsing, itulah awalnya. Lalu tiba-tiba sejumlah mungkin belasan sampai 20-an orang datang dari arah pintu masuk menyerang pimpinan sidang,” katanya.
Namun sebelum massa tiba, Ketua SC Musda disebut langsung mengambil microphone dan melakukan provokasi. Dikson bahkan menyebut pemukulan pertama dilakukan oleh Ketua SC tersebut.
“Tapi sebelum masuk ketua SK mengambil mic lalu memprovokasi. Itulah awalnya dan penyerangan pemukulan pertama justru dilakukan oleh ketua SC Rapimpurda dan Musda,” jelasnya.
“Dialah yang menyerang saya duluan, mendorong lalu memukul dan memojokkan. Jadi terjadi beberapa pukulan, serangan, bahkan tendangan,” sambungnya.
Dia mengaku kejadian ricuh berlangsung 10 sampai 15 menit. Dikson hingga terpojok di pinggir panggung dan menunggu situasi kondusif.
“Kalau diukur mungkin 10 sampai 15 menit, lama, saya sempat terpojok berdiam diri Karena kalau saya melawan takutnya mereka bereaksi semakin emosional,” jelasnya.
Usai kejadian, dia mengaku langsung melapor di Polrestabes Makassar dan visum di RS Bhayangkara. Akibat kejadian ini, dia mengaku merasa sakit di sejumlah bagian tubuhnya.
“Luka di atas sikut kanan lalu memar di pinggang sebelah kanan. Lalu kemudian ada lecet di atas mata kaki. Kalau wajah tidak karena kemungkinan saya pas diserang itu menangkis makanya ada luka disini (sikut),” katanya.
Sementara itu, Sekjen DPP KNPI Almanzo Bonara mengaku DPP telah memutuskan mengambil alih pelaksana Musda KNPI Sulsel. Rapimpurda dan Musda KNPI Sulsel akan diambil alih sepenuhnya dan akan digelar secepatnya.
“Berkaitan juga dengan insiden terjadi semalam, DPP akhirnya mengambil sikap untuk mengambil alih proses konsolidasi Rapimpurda dan Musda. DPP tetap akan menyelenggarakan tetapi semuanya akan dipimpin langsung oleh DPP,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya belum memastikan lokasi dan waktu pelaksana Musda KNPI oleh DPP. Semua peserta dan kandidat akan dikabari.
“Dan semua kepesertaan Musda dan Rapimpurda tetap kita akan panggil untuk hadir dan kandidasi-kandidasi baik 2 kandidat itu tetap kami infokan untuk tetap hadir dalam Musda yang dipimpin langsung oleh DPP ini,” jelasnya.
Sementara terkait aksi kekerasan yang terjadi, Almanzo memastikan juga akan memprosesnya di DPP. Namun proses hukum tetap akan berlanjut.
“Aksi pemukulan, karena ini mencederai pimpinan organisasi karena beliau adalah wakil ketua umum, tetap proses hukum berjalan, tetapi nanti langkah organisasi tetap kita tempuh,” pungkasnya.







