Kronologi Bentrokan di Tallo Makassar Pecah Saat Pertemuan Bahas Kamtibmas

Posted on

Bentrokan antarwarga terjadi di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat acara Ngopi Kamtibmas yang digelar Polrestabes Makassar. Ironisnya, kegiatan tersebut digelar untuk membahas situasi keamanan pasca maraknya tawuran di wilayah itu.

Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi mengungkapkan bentrokan terjadi saat kegiatan Ngopi Kamtibmas masih berlangsung di Jalan Kandea III, Senin malam (22/9/2025). Kegiatan yang digelar untuk meredam konflik itu justru diwarnai tawuran sebelum acara selesai.

“Jadi betul tadi malam itu kebetulan saya sengaja melaksanakan ngopi kamtibmas di tempat tawuran dengan harapan supaya meredam namun ternyata acara belum selesai, terjadi lagi tawuran,” ujar Kompol Syamsuardi kepada wartawan saat ditemui di Mapolrestabes Makassar, Selasa (23/9).

Syamsuardi menjelaskan, awalnya kegiatan Ngopi Kamtibmas berjalan lancar tanpa gangguan. Namun, situasi mendadak berubah saat muncul informasi bahwa seorang warga wanita terkena panah di bagian leher.

“Jadi acara ngopi kamtibmas berjalan lancar namun tiba-tiba ada informasi bahwa ada yang kena lehernya itu lah pemicunya lagi sehingga timbul lah bunyi petasan di mana-mana. Karena mereka di sana itu indikasinya kalau mulai perang itu bunyi petasan,” ucapnya.

Warga yang hadir dalam kegiatan Ngopi Kamtibmas sempat panik saat mendengar kabar bentrokan pecah di sekitar lokasi. Namun, polisi menenangkan mereka dan langsung turun ke lapangan untuk meredam situasi

“Mereka panik (masyarakat yang hadir), mereka ingin langsung membubarkan diri namun kami tahan jangan panik. Nanti kami yang turun ke lapangan untuk meredam kembali,” tutur Syamsuardi.

Syamsuardi menjelaskan pemicu awal bentrokan diduga karena seorang warga wanita berinisial NM (16), warga Lembo, terkena anak panah. Insiden ini memicu kemarahan warga hingga akhirnya memunculkan aksi tawuran lanjutan.

“Kalau menurut informasi yang saya dengar bahwa yang kena di leher itu sebelum ada istilahnya Patte lari, itu memicu juga sehingga terjadi perang lagi,” bebernya.

Dia menyebut tawuran yang terjadi itu melibatkan beberapa kelompok warga dari wilayah berbeda. Bentrokan bermula antara warga Layang dan Sapiria, lalu merembet ke daerah Layang dan Lembo, hingga akhirnya melibatkan warga Layang dan lorong 148.

“Pertama itu terjadi tawuran antara Layang dengan Sapiria setelah itu merembes ke Layang dengan Lembo kemudian selanjutnya merembes ke Layang lawan lorong 148” ujarnya.

Terkait korban pria yang disebut terkena busur di bagian mata, polisi mengaku belum menerima laporan resmi. Syamsuardi menegaskan pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut.

“Kalau korban di matanya sampai sekarang kami belum terima laporannya,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *