KPAI Soroti Kinerja Sekolah Imbas Siswa SD Makassar Tewas Dikeroyok Teman

Posted on

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus siswa SD berinisial AF (15) yang tewas diduga dikeroyok tiga temannya di , Sulawesi Selatan (Sulsel). KPAI pun menyinggung kinerja sekolah yang dianggap belum optimal dalam mencegah tindakan kekerasan.

“Berulangnya kejadian bullying di sekolah di beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan harus dioptimalkan,” ungkap Komisioner KPAI Aris Adi Leksono dilansir dari infoNews, Minggu (1/6/2025).

Aris mengatakan tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) perlu ditingkatkan kapasitas dan kompetensinya. Hal ini agar efektif dalam menjalankan kinerja perlindungan anak pada satuan pendidikan.

Dia melanjutkan, ekosistem pendidikan baik orang tua, guru dan peserta didik harus diberi edukasi secara berkala. Edukasi ini penting sebagai upaya sistem pencegahan terhadap upaya perundungan atau bullying di sekolah.

“Terkait kasus yang terjadi di SD Makassar, turut berbela sungkawa, kami berharap aparat penegak hukum menangani kasus ini, mengacu pada UU Perlindungan dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak,” tutur Arif.

KPAI pun meminta Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikdasmen) turun tangan menindaklanjuti kasus itu. Arif menuturkan, Kemendikdasmen harus lebih gencar mengedukasi tentang strategi kolaboratif pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.

“Selain itu, perlu menguatkan kapasitas dan kompetensi tim khusus yang menangani kekerasan pada satuan pendidikan,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, korban meninggal dunia setelah sempat dibawa ke rumah sakit pada Jumat (30/5). Keluarga korban menyebut AF dikeroyok temannya pekan lalu sepulang sekolah setelah mengikuti ujian akhir.

“Di rumah sakit dia saya tanya, ‘AF, siapa yang pukul kau, Nak?’ Dia bilang, ‘teman’. ‘Berapa orang anak?’ Dia mengakunya tiga, dia kasih naik jarinya tiga,” ujar tante korban, Dasma kepada wartawan di rumah duka, Jumat (30/5) malam.

Sebagai informasi, korban AF yang sudah berusia 15 tahun itu masih duduk di bangku kelas 6 SD, setelah sebelumnya sempat masuk pesantren. AF berhenti dari pesantren sehingga telat masuk sekolah.

Pengeroyokan itu membuat korban mengalami luka di sejumlah tubuhnya. Keluarga korban pun melaporkan kejadian ini ke polisi.

“Ada luka di belakangnya, kasihan. Luka di sundutan rokok,” ungkap Dasma.