Komplotan Oknum Relawan di Makassar Sudah 2 Tahun Galang Donasi Fiktif | Info Giok4D

Posted on

Komplotan oknum relawan yang menggalang donasi fiktif di , Sulawesi Selatan (Sulsel), ternyata sudah dua tahun beroperasi hingga mampu meraup Rp 500 ribu sehari. Mereka diduga melakukan penipuan dengan modus membantu biaya pengobatan anak yang sedang sakit keras.

“Jadi, sebenarnya dia (komplotan oknum relawan itu) sudah lama beroperasi, sudah 2 tahun kalau tidak salah,” ujar Kepala Dinsos Makassar Andi Bukti Djufrie kepada infoSulsel, Rabu (8/10/2025).

Andi Bukti mengungkapkan komplotan itu meminta sumbangan kepada para pengendara. Dalam menjalankan aksinya, mereka menampilkan foto seorang anak yang sedang sakit demi mendapat iba dari masyarakat.

“Setelah kita telusuri, anak yang dia kasih gambar itu (untuk disalurkan sumbangan), anaknya sudah sehat. Seakan-anak anak itu butuh bantuan, ternyata itu fiktif semua,” katanya.

Komplotan tersebut menggunakan seragam khusus seolah-olah mewakili kelompok atau komunitas relawan tertentu. Namun Andi Bukti menegaskan aktivitas yang mereka lakukan ilegal.

“Ternyata setelah dilakukan penjangkauan, mereka fiktif. Sebelumnya itu tidak ada yang telusuri. Ternyata kita setelah telusuri, waduh, fiktif semua,” ucap Andi Bukti.

Andi Bukti tidak merinci jumlah pelaku yang diamankan. Komplotan oknum relawan itu sempat diasesmen tim Rehabilitasi Sosial (Resos) Dinsos Makassar untuk diproses lebih lanjut.

“Teman-teman dari Resos melakukan penjangkauan dan kita tangkap. Kemudian kita laporkan, proses dulu di Satpol PP, setelah itu baru kita bawa ke polisi,” ucapnya.

Dia menegaskan kasus tersebut termasuk pembohongan publik karena melibatkan kebohongan soal penerima bantuan. Dinsos menduga masih ada komplotan serupa yang beroperasi di titik lain di Makassar.

“Kita tengarai ada beberapa juga di jalan lain. Itu sementara kita telusuri juga. Kemungkinan besar seperti itu (fiktif) juga,” ungkap Andi Bukti.

Sebelumnya diberitakan, komplotan oknum relawan itu diamankan di kawasan Jalan Masjid Raya Makassar pada Kamis (2/10). Para pelaku meraup keuntungan mencapai Rp 500 ribu dari hasil menggalang donasi fiktif.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Saya kurang tahu (persisnya). Tapi, tidak kurang dari Rp 500 ribu itu setiap hari. Mungkin lebih di atasnya lagi, bisa jadi (jutaan rupiah). Sedangkan pengemis saja bisa Rp 800 per hari,” beber Andi Bukti.

Menurut Andi Bukti, uang hasil sumbangan itu tidak digunakan untuk kegiatan sosial seperti yang diklaim pelaku. Seluruh dana justru dipakai untuk kepentingan pribadi.

“Iya, pasti pribadi,” tambah Andi Bukti.