Keluarga Tahanan Narkoba yang Tewas Mengadu ke DPRD Parepare, Diduga Ada Kesalahan Diagnosa Dokter

Posted on

Keluarga tahanan narkoba Polres Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel) M Rusli (49) yang tewas mengadu ke DPRD Parepare. Keluarga korban mencurigai diagnosa dokter di surat kematian M Rusli tidak benar.

“Saya tidak terima itu (diagnosa dokter). Saya bukan curiga kalau itu dipalsukan, saya curiga tidak betul diagnosanya,” ungkap kakak korban, Agussalim kepada infoSulsel di Kantor DPRD Parepare, Selasa (15/4/2025).

Agussalim menilai, sesak napas dan bayangan putih di foto rontgen itu tidak semata-mata tumor paru. Dia juga menyoroti gejala sesak napas yang dinilai tidak bisa langsung disebut tumor paru.

“Saya kira ini trauma abdomen. Dia menyampaikan foto rontgen itu ada bayangan putih, bukan semata-mata tumor. Bisa saja infeksi atau penebalan jaringan dan lain-lain,” katanya.

Dia mengaku akan terus mencari keadilan atas tewasnya M Rusli kepada aparat penegak hukum. Agussalim siap melakukan pembuktian adanya dugaan penganiayaan melalui langkah autopsi.

“Langkah selanjutnya tentu saya kejar ini aparat hukumnya sampai di mana prosesnya nanti. Akhirnya pada kesimpulan harus dilakukan autopsi oleh dokter forensik yang kredibel dan independen,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur RSUD Andi Makkasau Parepare, dr Renny Anggraeny mendukung keluarga korban memastikan penyebab kematian. Namun dia menegaskan bahwa dokter melakukan diagnosa tanpa intervensi pihak lain.

“Cuma kami itu berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dokter saat pemeriksaan pasien. Kalau misalnya ada kecurigaan kalau kami ini kerjasamalah diintimidasi lah, tidak ada sama sekali,” jelasnya.

Renny mengaku rumah sakit terkadang sulit mengetahui penyebab kematian pasien. Olehnya itu, dokter hanya melakukan diagnosa atau dugaan penyebab kematian pasien.

“Makanya kita bilang diduga. Dokter Mala itu tidak bilang tumor. Dia bilang diduga keganasan atau infeksi pneumonia itu berdasarkan hasil rontgen. Kalau tidak yakin, suruh lapor ke polisi baru autopsi ki,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Parepare Satria Parman Agoes Mante meminta keikhlasan keluarga korban. Menurut dia, penjelasan tentang diagnosa dokter itu harus dibekali ilmu medis.

“Banyak hal yang diadukan, semuanya itu dijawab oleh pihak rumah sakit dibuktikan dengan hasil medis. Tapi pihak keluarga agak kurang trust (kepercayaan) kepada pihak rumah sakit,” jelasnya.

Parman menyarankan agar keluarga korban melakukan langkah autopsi jika tidak puas dengan diagnosa dokter. Sehingga dengan begitu pihak keluarga bisa menemukan kepastian penyebab kematian M Rusli.

“Kalau memang merasa tidak puas dengan hasil diagnosa dokter,” pungkas Parman.

Sebelumnya diberitakan, Propam Polres Parepare memutasi dan memeriksa dua oknum polisi terkait tewasnya tahanan narkoba bernama M Rusli (49). Salah satu yang dimutasi adalah Kanit Narkoba Satnarkoba Polres Parepare Ipda S.

“Iya (sudah diperiksa). Kemarin sudah dimutasi. Mutasi pindah fungsi tapi belum putus,” ujar Kasi Propam Polres Parepare, AKP Syukri Masse kepada wartawan, Jumat (11/4).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *