Keistimewaan Puasa Tasua dan Asyura yang Dikerjakan Tanggal 9-10 Muharram

Posted on

Puasa Tasua dan Asyura merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Muharram. Tanggal 9 dan 10 Muharram dikenal sebagai momen istimewa untuk memperbanyak ibadah, karena pada hari-hari inilah Rasulullah SAW mencontohkan salah satu puasa sunnah yang memiliki banyak keutamaan.

Lantas, apa saja keistimewaan puasa Tasua dan Asyura?

Keistimewaan puasa Tasua dan Asyura tidak hanya terletak pada pahala yang dijanjikan, tetapi juga mencerminkan nilai sejarah, spiritualitas, dan bahkan manfaat kesehatan bagi yang menjalankannya.

Berikut penjelasan mengenai keistimewaan puasa Tasua dan Asyura sebagaimana dirangkum infoSulsel dari berbagai sumber. Yuk simak selengkapnya!

Salah satu keistimewaan utama dari puasa Tasua dan Asyura adalah kedudukannya sebagai puasa sunnah paling utama setelah Ramadhan. Dalam buku 345 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Dr. Raghib As-Sirjani, disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram termasuk amalan terbaik setelah bulan Ramadhan. Hal ini dikuatkan dengan hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan Allah, yaitu Muharram, dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim)

Keistimewaan puasa Tasua dan Asyura lainnya adalah ganjaran pahala yang sangat besar. Dalam penjelasan yang dikutip dari laman NU Online, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa satu hari berpuasa di bulan Muharram akan mendapatkan balasan seperti berpuasa selama 30 hari. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr).

Fadhilah puasa Tasua dan Asyura juga terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu di bulan Muharram, yang termasuk salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) dalam Islam bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Dalam buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak puasa pada bulan-bulan ini.

NU Online juga mengutip hadits dari al-Bahili, yang menggambarkan anjuran Rasulullah SAW terkait puasa di bulan-bulan mulia:

صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ

Artinya: “Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, serta puasalah pada bulan-bulan haram.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan lainnya)

Fadhilah puasa Asyura yang luar biasa juga dijelaskan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW menyebutkan pahala yang besar bagi mereka yang berpuasa di hari Asyura:

“Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan barang siapa berpuasa di hari Asyura, maka ia diberi pahala 10.000 orang yang berhaji dan berumrah serta 10.000 pahala orang yang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak yatim di hari itu, maka Allah SWT mengangkat derajatnya sesuai jumlah rambut yang disentuh. Dan siapa yang memberi makan orang mukmin untuk berbuka, maka seolah-olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan membuat kenyang mereka.” (HR. Ibnu Abbas)

Hari Asyura memiliki nilai sejarah yang penting, sebab kaum Yahudi pun memperingatinya sebagai hari kemenangan Nabi Musa AS. Dalam hadits riwayat Muslim, Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa saat Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa di hari Asyura. Ketika ditanya alasannya, mereka menjawab:

“Ini adalah hari baik, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya. Maka Nabi Musa pun berpuasa sebagai bentuk syukur.”

Maka Rasulullah SAW bersabda: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian,” lalu beliau pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. (HR. Muslim)

Dalam buku Rahasia Puasa Sunah karya Ahmad Syahirul Alim, Lc., M.Pd.I., disebutkan bahwa puasa Asyura merupakan praktik yang telah dilakukan oleh para nabi dan umat terdahulu sebelum Islam datang. Bahkan kaum Quraisy di masa jahiliah juga terbiasa berpuasa di hari Asyura.

Hadits dari Aisyah RA, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, menyebutkan:

“Hari Asyura adalah hari yang dipuasai oleh Quraisy pada masa jahiliah. Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau tiba di Madinah, beliau tetap berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Namun ketika kewajiban puasa Ramadhan diturunkan, beliau meninggalkan puasa Asyura. Siapa yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Dan siapa yang tidak ingin, boleh meninggalkannya.”

Keistimewaan puasa Asyura yang sangat besar juga disebutkan dalam hadits riwayat Muslim. Saat Rasulullah SAW ditanya mengenai keutamaan puasa Asyura, beliau menjawab:

وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: “Aku berharap kepada Allah, puasa pada hari Asyura bisa menghapuskan dosa setahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim)

Sebagai bentuk pembeda dari kebiasaan puasa kaum Yahudi di hari Asyura, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk juga berpuasa sehari sebelumnya, yakni hari Tasua (9 Muharram). Dalam buku Tanya & Jawab Bersama Nabi: Kitab Islam yang disusun oleh Lingkar Kalam, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ

Artinya: “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakanlah dengan kaum Yahudi, puasalah juga sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR. Ahmad)

Selain keutamaannya dalam pandangan agama, puasa Tasua dan Asyura juga memiliki manfaat positif untuk kesehatan tubuh. Dalam buku Puasa Sebagai Terapi karya Dyayadi M.T., dijelaskan beberapa manfaat puasa tersebut, di antaranya:

Puasa Asyura dikenal sebagai salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. Namun, muncul pertanyaan: bolehkah hanya berpuasa di hari Asyura (10 Muharram) tanpa disertai puasa Tasua (9 Muharram)?

Hal ini, telah dijelaskan Buya Yahya dalam salah satu video kajian di kanal YouTubenya. Dalam penjelasannya, Buya Yahya menegaskan bahwa puasa Asyura tetap bernilai ibadah meskipun tidak disertai dengan puasa Tasua.

Buya Yahya menyampaikan bahwa puasa Asyura yang dilakukan sendiri tanpa diiringi puasa Tasua tetap tergolong ibadah sunnah. Artinya, jika hanya melaksanakan puasa pada tanggal 10 Muharram, itu tetap diperbolehkan dan tidak dianggap makruh.

“Ini sunnah, maka sendiri saja (puasa Asyura) adalah sunnah, bukan makruh. Bahkan yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa di Hari Asyura. Agar mendapat double sunnah, tambah tanggal 9, agar berbeda dengan orang Yahudi,” jelas Buya Yahya, dikutip Jumat (4/7/2025).

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa menambahkan puasa di tanggal 9 (Tasua) akan melengkapi amalan tersebut dan menjadikannya lebih sempurna. Jadi, jika ingin mendapatkan pahala yang lebih besar, sangat dianjurkan untuk puasa di tanggal 9 dan 10 Muharram sekaligus.

Bagi umat muslim yang tidak sempat berpuasa di tanggal 9 Muharram, Buya Yahya menyarankan agar tetap berpuasa di tanggal 10. Ia mengingatkan agar jangan sampai melewatkan Asyura hanya karena tidak menjalankan Tasua.

“Yang terlanjur tidak puasa di tanggal 9, berpuasalah di tanggal 10. Jangan karena tanggal 9 tidak puasa lalu tidak puasa tanggal 10. Bahkan intinya adalah tanggal 10. Kemudian, kalau ingin naik pangkat, tambah tanggal 11. Kalaulah anda tidak sempat tanggal 9, berpuasalah setelah itu tanggal 11. Tapi ingat, tanggal 11 pun juga sunnah, bukan sesuatu yang wajib,” lanjut Buya Yahya.

Penjelasan senada juga tertuang dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Wal Ifta dari Arab Saudi, seperti dikutip dari laman Muslim.or.id. Dalam fatwa tersebut ditegaskan bahwa puasa Asyura sah dilakukan hanya satu hari, yakni tanggal 10 Muharram.

Namun, agar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, dianjurkan untuk menambah satu hari sebelum atau sesudahnya, yakni tanggal 9 (Tasua) atau 11 Muharram. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

“لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ”

“Andaikan tahun depan aku masih hidup, aku akan berpuasa di hari kesembilan.”

Ibnu Abbas RA menjelaskan maksud sabda tersebut:

“يَعْنِي مَعَ الْعَاشِرِ”

“Maksud beliau adalah bersama dengan hari kesepuluh.”

Sebagaimana diketahui, puasa Asyura dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram. Berdasarkan kalender Hijriah 2025 yang disusun oleh Kementerian Agama (Kemenag), 9 dan 10 Muharram 1447 H jatuh pada Sabtu-Minggu, 5-6 Juli 2025.

Dengan demikian, puasa Tasua dikerjakan pada hari ini, Sabtu 5 Juli 2025, dan puasa Asyura tahun 2025 jatuh pada tanggal 6 Juli 2025.

Untuk lebih jelasnya, berikut jadwal puasa Tasua dan Asyura 2025:

Seperti pelaksanaan ibadah lainnya, niat menjadi hal yang penting untuk dilakukan bagi seseorang yang ingin mengerjakan puasa Tasua atau puasa Asyura ataupun keduanya. Nah berikut ini bacaan niatnya yang dikutip dari buku “Kalender Ibadah Sepanjang Tahun” karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَسُعَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Naiwaitu shauma tasu’aa-i sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Tasu’a karena Allah Ta’ala.”

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُرَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Naiwaitu shauma ‘aasyura sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”

Nah, demikianlah penjelasan tentang keistimewaan puasa Tasua dan Asyura yang dikerjakan pada hari ini, 9 dan 10 Muharram. Selamat berpuasa!

1. Termasuk Puasa Sunnah yang Paling Utama Setelah Ramadhan

2. Mendapat Pahala Setara Puasa 30 Hari

3. Dikerjakan di Bulan yang Dimuliakan dalam Islam

4. Pahala Setara 10.000 Malaikat dan Orang Syahid

5. Hari yang Dimuliakan Juga oleh Kaum Yahudi

6. Puasa yang Sudah Dikerjakan Para Nabi dan Umat Sebelumnya

7. Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya

8. Puasa Tasua sebagai Pembeda dari Kaum Yahudi

Manfaat Kesehatan dari Puasa Tasua dan Asyura

Apa Boleh Tidak Puasa Tasua Tapi Puasa Asyura?

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2025

Niat Puasa Tasua dan Asyura

Niat Puasa Tasua

Niat Puasa Asyura