Kapolda Maluku Jamin Rekrutmen Bintara Brimob 2026 Transparan-Anti Suap baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kapolda Maluku, Irjen Dadang Hartanto menjamin seleksi penerimaan Bintara Brimob tahun 2026 dilakukan secara transparan, akuntabel dan anti suap. Dia pun mempersilakan orang tua peserta melapor langsung ke WhatsApp (WA) pribadinya jika menemukan calo.

“Rekrutmen dan seleksi ini harus benar-benar berjalan dengan bersih. Artinya bersih itu tidak ada penyimpangan, transaksional dan anti suap,” kata Dadang kepada wartawan dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).

Hal itu diungkapkan Irjen Dadang usai memberikan arahan sebelum penandatanganan Pakta Integritas Penerimaan Bintara Brimob 2026 di Gedung Presisi Ambon, Rabu (19/11). Dia menegaskan praktek calon merupakan penipuan.

“Kalau ada yang mengaku bisa meloloskan (calo), itu adalah penipuan, lapor ke saya melalui WA,” tegasnya.

Irjen Dadang menuturkan, semua proses seleksi akan berlangsung transparan dan bisa di komplain dari peserta seleksi maupun orang tua. Transparansi dimulai dari pemeriksaan administrasi hingga pemeriksaan kesehatan.

“Kalaupun ada kekurangan di tengah jalan, silakan beri masukan, komplain supaya kami juga tahu bisa memberikan perbaikan ataupun solusi,” bebernya.

“Semua proses bisa dilihat ya, bisa dicek ya, mulai dari pemeriksaan administrasi, kesehatan pertama, psikologi, akademis, kesamaptaan dan jasmani serta kesehatan kedua,” tambahnya.

Lanjut Irjen Dadang, untuk tes kesamaptaan jasmani akan dipantau dengan CCTV. Dia mengatakan CCTV dijadikan rujukan bukti untuk sanggahan kepada orang tua dan peserta.

“CCTV itu akan dipasang nanti saat tes kesamaptaan dan jasmani. Misalnya peserta larinya tujuh kali, tetapi tertulis enam. Kita lihat sama-sama di CCTV itu (untuk kebenarannya),” jelasnya.

Irjen Dadang menambahkan proses komplain itu berlaku ke setiap tes yang dijalani peserta dan dibuka pos pengaduan. Dia pun menegaskan bila ditemukan penyimpangan peserta yang lulus akan dibatalkan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Kalau misalkan ada penyimpangan, kita cek, audit. Kemudian membatalkan (peserta lulus seleksi). Setelah itu, kita laporkan ke pimpinan bahwa ini dalam prosesnya ada penyimpangan,” imbuhnya.