Kades-Warga di Muna Saling Lapor Dugaan Penganiayaan Perkara Sapi Hilang

Posted on

Kepala Desa (Kades) Kasaka La Sanusi dan warganya Laode Tele di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) saling lapor terkait dugaan penganiayaan. Peristiwa itu diduga terkait sapi warga yang dilaporkan hilang.

“Dari terlapor melaporkan juga (warga),” ujar Kapolres Muna AKBP Indra Sandy Purnama Sakti saat dikonfirmasi, Minggu (28/9/2025).

Kasus dugaan penganiayaan itu terjadi di Desa Kasaka, Kecamatan Kabawo, Muna, Sabtu (20/9) pagi. Saat itu, La Sanusi dan pihak desa mendatangi rumah Tele karena sapi yang dilaporkan hilang berada di rumah Tele.

Indra mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan terkait sapi warga yang dilaporkan hilang. Pihaknya juga masih mendalami duduk persoalan hingga Kades dan warga saling lapor dugaan penganiayaan.

“Terkait duduk perkaranya (sapi hilang) masih dalam tahap penyelidikan,” kata Indra.

Dia menegaskan pihaknya akan menangani secara profesional dan proporsional terkait kasus saling lapor tersebut. Saat ini, kasus tersebut dalam penanganan penyidik Polsek Kabawo.

“Kami menegaskan bahwa laporan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor maupun laporan yang diajukan oleh terlapor terhadap korban, keduanya kami tangani secara profesional dan proporsional,” terang Indra.

Terpisah, Laode Tele mengatakan melaporkan kades tersebut ke Polsek Kabawo tak lama setelah dianiaya pada Sabtu. Ia mengaku dicekik hingga dipukul saat proses mediasi terkait sapi warga yang hilang.

“Saya dicekik, dipukul hingga jidat saya bocor, lalu diinjak leher saat terjatuh,” kata Tele.

Setelah melayangkan laporan, keluarga Tele mendatangi kantor polisi untuk menanyakan perkembangan laporan. Ia mengatakan saat kejadian polisi mengamankan barang bukti sajam.

“Tidak ada parang. Kalaupun ada, saya pasti membela diri. Faktanya, saya yang berdarah-darah, hampir kehabisan napas,” bebernya.

Sementara, Kades La Sanusi membantah melakukan penganiayaan kepada warganya. Ia mengatakan saat itu dirinya datang ke rumah Tele untuk melakukan mediasi terkait adanya warga yang kehilangan sapi.

“Tuduhan yang menyebutkan saya melakukan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap warga adalah tidak benar dan menyesatkan. Kejadian yang sebenarnya merupakan upaya mediasi yang saya lakukan secara langsung sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap keluhan salah satu warga,” ujar dia.

Ia mengatakan duduk perkara bermula saat warga melapor kepadanya terkait sapi yang hilang dan diduga ditemukan oleh Tele. Ia pun berinisiatif datang untuk melakukan mediasi.

“Kami datang untuk mediasi, tapi yang bersangkutan tidak berada di tempat dan hanya istrinya. Saat hendak melihat kondisi sapi yang ditangkap, istrinya tiba-tiba berteriak dengan nada emosi. Saya berusaha menenangkan suasana,” ujarnya.

Kemudian Tele datang dengan nada emosi. Saat istri Tele hendak memukulnya menggunakan sandal, La Sanusi langsung berdiri namun Tele berusaha menyerangnya.

“Dia berusaha menyerang saya, namun saya berhasil menghindar, dan akibat gerakannya sendiri, dia terjatuh,” pungkasnya.