Jalan Poros Gowa-Takalar Rusak Picu Kecelakaan, Truk Tambang Disorot

Posted on

Jalan poros Gowa-Takalar di Kelurahan, Bontoramba, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kerusakan parah dan kerap memicu kecelakaan. Warga menyoroti aktivitas truk tambang yang kerap melintasi dan diduga menjadi penyebab utama kerusakan jalan tersebut.

“Sudah banyak kalau mengenai kecelakaan, korban jatuh saling tabrak karena saling ambil bagian jalan yang bagus yah,” ujar warga sekitar Amar (24) kepada infoSulsel di lokasi, Minggu (27/4/2025).

Amar mengatakan, kecelakaan akibat jalan rusak tersebut sudah sering terjadi bahkan hampir setiap hari. Korban kecelakaan didominasi oleh anak sekolah, warga yang hendak ke pasar, hingga anak-anak kecil yang melintas di lokasi.

“Sudah sering (kecelakaan) hampir setiap hari lah. Anak sekolah, orang pergi pasar, anak kecil, anak-anak sekolah paling sering (kecelakaan),” kata Amar.

Dia mengungkapkan, truk-truk bermuatan berat kerap melintas di jalan tersebut karena lokasinya berdekatan dengan area tambang. Menurutnya, terdapat beberapa tambang tanah dan pasir yang beroperasi di sekitar wilayah ini.

“Ada beberapa tambang tanah dan pasir. Ada dua di sini Desa Tindang dan Desa Pabundukang,” tuturnya.

Amar menuturkan, aktivitas truk bermuatan berat tak hanya merusak jalan, tetapi juga membahayakan warga sekitar. Dia menceritakan, beberapa hari lalu sempat ada batu yang terpental dari truk dan mengenai rumahnya.

“Sempat juga beberapa hari lalu ada truk yang lewat batu itu mantul ke dalam (rumah saya) dan untung tidak ada korban,” ucap Amar.

Dia menambahkan, kondisi jalan tersebut semakin padat. Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama yang menghubungkan antar kampung di wilayah itu.

“Iya padat memang karena akses poros satu-satunya disini. Maksudnya pertemuan antar kampung disini poros,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, warga mengeluhkan kondisi jalan poros Gowa-Takalar yang sudah rusak parah selama empat tahun terakhir. Jalan tersebut dipenuhi lubang hingga kerusakannya semakin melebar dan panjang.

“Sudah empat tahun (rusak parah), mungkin sekitar tahun 2020 ke belakang. Sebelum sebelumnya juga sudah ada indikasi di tahun 2020 memang sudah ada beberapa lubang-lubang jadi semakin hari semakin tahu dibiarkan akhirnya melebar separah ini sekarang,” ujar Amar kepada infoSulsel di lokasi.