Menjelang Idul Adha, banyak umat muslim melaksanakan puasa sunnah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Untuk menyegerakan waktu berbuka dan mengakhiri sahur tepat waktu, penting mengetahui jadwal imsak dan buka puasa setiap harinya.
Mengutip buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh E Syamsuddin dan AS Alim, berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Puasa ini juga disebut sebagai al-Ayyam al-Asyr atau sepuluh hari agung.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Daud bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal saleh padanya lebih dicintai Allah dari hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama (Dzulhijjah)”, para sahabat bertanya: “Tidak juga jihad wahai Rasulullah?” Ia menjawab: “Tidak juga jihad, kecuali seorang yang keluar (berjihad) dengan harta dan jiwanya, kemudian tidak satu pun yang kembali.” (HR Tirmidzi, dan Abu Daud)
Nah, berikut jadwal imsak dan buka puasa hari 1-9 Dzulhijjah 2025 untuk wilayah Makassar dan sekitarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Yuk, disimak!
Mengutip laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Islam puasa sunnah awal bulan Dzulhijjah dilaksanakan selama 9 hari. Rangkaian puasa sunnah tersebut meliputi puasa Dzulhijjah pada tanggal 1-7 Dzulhijjah, puasa Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah, serta puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah.
Berikut jadwal imsak dan buka puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah:
Bagi infoers yang tinggal di luar wilayah Makassar, bisa melihat jadwal imsak dan buka puasa melalui laman Bimas Kemenag. Berikut ini link yang dapat diakses:
Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah termasuk salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan, terutama menjelang Idul Adha. Pelaksanaannya sama seperti puasa sunnah lainnya, dimulai dengan niat dan diakhiri dengan berbuka tepat waktu.
Secara umum, pelaksanaan puasa Dzulhijjah tidak berbeda dengan puasa sunnah lainnya. Dimulai dengan niat, lalu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Berikut panduan pelaksanaan puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah sebagaimana dijelaskan dalam Panduan Praktis Ibadah Puasa karya E Syamsuddin dan AS Alim:
Niat merupakan tekad dalam hati untuk menjalankan ibadah karena Allah SWT. Untuk puasa sunnah, niat dapat diucapkan sejak malam hari hingga sebelum matahari tergelincir, selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa.
Disunnahkan untuk makan sahur menjelang waktu subuh. Selain mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sahur membantu menjaga kekuatan fisik selama berpuasa.
Puasa menjadi tidak sah jika seseorang makan, minum, berhubungan suami istri, atau sengaja muntah. Maka selama berpuasa, penting untuk menghindari semua hal tersebut.
Imam Al-Ghazali menekankan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dari maksiat. Karena itu, penting mengontrol pandangan, perkataan, dan perilaku.
Selama berpuasa, dianjurkan untuk menjaga lisan dan bersikap santun. Jika ditawari makanan, cukup menolak dengan cara yang baik tanpa merasa lebih saleh dari orang lain.
Begitu matahari terbenam dan adzan maghrib berkumandang, sebaiknya segera berbuka. Menyegerakan berbuka termasuk sunah Nabi SAW dan mencerminkan sikap bijak dalam beribadah.
Agar memperoleh keutamaan yang lebih besar, disarankan untuk membaca doa berbuka puasa saat waktu berbuka tiba. Sebab, doa yang dipanjatkan oleh orang yang berpuasa ketika berbuka termasuk salah satu doa yang mustajab di hadapan Allah SWT.
Adapun bacaan doa berbuka puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah yang dapat diamalkan, sebagaimana dirangkum dalam Ta’wiidul Liththolab karya Siti Maslakhah dan 354 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Raghib As-Sirjani, adalah sebagai berikut:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah
Artinya: “Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah dan atas kehendak Allah pahala telah ditetapkan. Insya Allah.” (HR Abu Daud)
Selain doa di atas, umat muslim juga dapat membaca doa buka puasa seperti di bawah ini:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Artinya: “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmatMu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Bukhari dan Muslim)
Demikianlah jadwal imsak dan buka puasa hari 1-9 Dzulhijjah 2025 untuk wilayah Makassar dan sekitarnya. Semoga bermanfaat, ya!