Lebaran Idul Adha merupakan salah satu dari dua hari raya keagamaan umat Islam. Tak heran jika banyak yang sudah menantikannya.
Lantas, kapan tepatnya Hari Raya Idul Adha 2025 akan dirayakan?
Hari Raya Idul Adha jatuh di waktu yang berbeda setiap tahunnya berdasarkan penanggalan Masehi. Hal ini lantaran Idul Adha mengacu pada penanggalan Hijriah, yang memiliki perhitungan berbeda dengan Masehi.
Penetapan tanggal Idul Adha di Indonesia dilakukan oleh pemerintah dan organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Namun, perbedaan penetapan tanggal antara pemerintah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama kerap terjadi, lantaran metode penentuan awal Dzulhijjah yang berbeda.
Buat infoers yang sedang mencari informasi seputar jadwal Idul Adha 2025, berikut ini infoSulsel merangkum ulasannya secara lengkap. Yuk, disimak!
Berikut ulasan jadwal Idul Adha 2025 versi pemerintah, Muhammadiyah, dan NU:
Berdasarkan kalender Hijriah 2025 terbitan Kementerian Agama (kemenag) RI, 1 Dzulhijjah 1446 diprediksi bertepatan dengan 28 Mei 2025. Dengan kata lain, kemungkinan 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Jadwal serupa juga tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025. Berdasarkan surat itu, Idul Adha 1446 H jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Perlu ditekankan bahwa jadwal ini masih bersifat prediksi. Penetapan resmi tanggal Idul Adha oleh pemerintah akan dilakukan melalui sidang isbat penentuan awal Dzulhijjah.
Muhammadiyah telah menetapkan secara resmi tanggal Hari Raya Idul Adha. Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1446 Hijriah.
Berdasarkan ketetapan tersebut, 10 Dzulhijjah 1446 atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
“Idul Adha (10 Zulhijah 1446 H) jatuh pada hari Jumat Wage, 6 Juni 2025 М,” keterangan Maklumat PP Muhammadiyah dikutip pada Minggu (4/5/2025).
Muhammadiyah menetapkan jadwal Idul Adha ini berdasarkan hasil perhitungan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal atau perhitungan astronomi.
NU belum mengeluarkan prediksi maupun menetapkan secara resmi tanggal Idul Adha 2025. Mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, NU mengumumkan jadwal Hari Raya Kurban ini bersamaan dengan pemerintah karena menggunakan metode yang sama.
NU menggunakan metode rukyatul hilal atau pemantauan hilal yang dilakukan pada akhir bulan Zulkaidah. Pemantauan akan dilakukan di sejumlah titik di Indonesia. Hasilnya kemudian menjadi keputusan akhir penentuan.
Pada perayaan Hari Raya Idul Adha, pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai libur nasional dan disertai cuti bersama. Hal ini termaktub dalam SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.
Berdasarkan SKB tersebut, masyarakat Indonesia akan menikmati satu hari libur nasional pada 6 Juni dan satu hari cuti bersama pada 9 Juni, dalam rangka perayaan Idul Adha. Kendati demikian, karena berdekatan dengan akhir pekan, maka masyarakat akan menikmati libur panjang selama 4 hari.
Berikut rincian jadwal libur Hari Raya Idul Adha 2025:
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki atau perhitungan astronomi sehingga sudah menetapkan tanggalnya. Sementara, pemerintah dan NU menggunakan metode rukyatul hilal untuk memberikan keputusan akhir jadwal Idul Adha.
Banyak yang kemudian menanyakan perbedaan di antara kedua metode tersebut sehingga hasilnya bisa berpotensi berbeda. Penjelasan masing-masing metode dijelaskan dalam buku Ilmu Hisab dan Rukyat oleh Drs Mohd kalam Daud MAg sebagai berikut:
Hisab hakiki yang digunakan Muhammadiyah merupakan sistem perhitungan penanggalan yang didasarkan pada posisi peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Bisa juga didefinisikan sebagai sistem perhitungan berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi sekaligus mengelilingi Matahari menurut ilmu pasti alam.
Sederhananya, hisab hakiki menghitung penanggalan bulan Hijriah melalui gerak benda langit yang jauh dari Bumi. Pergerakan itu disebut deklinasi, ijtimak, tinggi hilal, gerhana, dan lain-lain.
Data-data tersebut dilakukan berulang kali melalui uji coba, pembuktian, serta dalam waktu yang lama. Saat ini, dengan kecanggihan teknologi dan ketelitian manusia penentuan tanggal Hijriah sudah bisa ditentukan jauh sebelum waktunya.
Metode ini didasarkan salah satunya pada firman Allah SWT dalam surah Al-An’am berikut:
٩٦ فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنَا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat. Dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan (waktu) …. (Q.S. al-An’am: 96)
Rukyatul hilal merupakan metode penentuan awal bulan Hijriah yang dilakukan dengan mengamati hilal atau bulan sabit. Jika hilal hilal terlihat di atas ufuk kaki langit sebelah barat di akhir bulan, maka artinya sudah masuk ke bulan baru kalender Hijriah.
Mulanya metode rukyat ini hanya menggunakan mata telanjang. Namun, seiring berkembangnya teknologi maka digunakanlah alat-alat canggih seperti teropong.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA tentang metode bahwa:
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة )
Artinya: Berpuasalah kalian semua karena melihat hilal (Ramadhan) dan berbukalah kalian semua karena melihat hilal (Syawal). Jika hilal tertutup oleh awan atasmu, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban tiga puluh (hari). (H. R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Demikianlah ulasan mengenai “Idul Adha 2025 tanggal berapa”. Semoga bermanfaat!