Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham bicara soal usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga wacana reshuffle kabinet. Idrus pun mengungkit pengalaman politik Presiden Prabowo Subianto yang penuh pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Idrus Marham terlebih dahulu bicara soal usulan pemakzulan Gibran. Menurutnya, Prabowo akan menimbang usulan itu agar tidak menimbulkan masalah baru.
“Silakan saja untuk mengajukan masukan, pikiran, menimbang-nimbang. Tetapi Pak Prabowo pasti akan mempertimbangkan. Jangan sampai mengambil langkah justru menimbulkan masalah baru,” kata Idrus kepada wartawan di Makassar, Sabtu (7/6/2025).
Dia menegaskan bahwa Prabowo bukan tipe pemimpin yang mudah ditekan. Menurutnya, pengalaman panjang Prabowo dalam dunia politik membuatnya memahami dinamika elite.
“Prabowo sebagai pemimpin yang punya pengalaman panjang dengan berbagai fitnah, pengkhianatan, dengan berbagai penzaliman yang dilakukan oleh orang-orang kepadanya. Dan juga berbagai kegagalan di dalam kompetisi politik pasti akan mengambil langkah-langkah dengan kemandiriannya, dengan keyakinannya, berdasarkan pada fakta-fakta dan sisi besarnya ke depan bangsa ini,” jelas Idrus.
Jadi, lanjut Idrus, usulan pemakzulan itu bisa saja diajukan asal tidak terkesan mendikte Presiden. Prabowo, kata Idrus, pasti sudah paham peta politik yang ada saat ini.
“Silakan ajukan masukan tapi jangan terkesan mendikte. Karena Pak Prabowo dengan berbagai pengalaman tadi, yang memahami peta politik mana yang tulus, mana yang tidak loyal, mana yang murni, mana yang berkhianat. Pak Prabowo sudah paham ini barang,” katanya.
Idrus lalu merespons soal wacana reshuffle di kabinet Prabowo-Gibran. Hal ini juga seolah mendikte Presiden Prabowo dan tidak sesuai koridor.
“Ini kayak mendikte, kalau usulan oke dan ada koridornya, kembalikan kepada koridor dan juga Pak Prabowo sebagai pemimpin yang ingin sukses tentu punya kriteria pejabat-pejabat mana yang dipilih,” ucap Idrus.
Di sisi lain, Idrus mengatakan Prabowo pasti akan menyukseskan pemerintahannya. Caranya, dengan memilih atau mempertahankan menteri yang berprestasi.
“Pak Prabowo ingin sukses, Pak Prabowo tahu siapa pembantu-pembantunya yang bisa memberikan kontribusi kesuksesan. Jadi Pak Prabowo adalah pemimpin yang tidak hanya sekadar ingin dapat sanjungan, kritik. Tetapi Pak Prabowo lebih mementingkan kesuksesan daripada sekadar mendapat sanjungan,” pungkasnya.
Diketahui, isu perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih mencuat belakangan ini. Sejumlah menteri diisukan akan diganti oleh Presiden Prabowo Subianto.
Isu tersebut menuai respons dari anggota kabinet, petinggi partai hingga pihak Istana. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara soal isu reshuffle kabinet tersebut. Dia menekankan informasi apa pun yang beredar terkait reshuffle merupakan spekulasi.
“Lagi-lagi saya mau menyampaikan kepada teman-teman, semua informasi yang beredar di luar tentu sifatnya masih spekulasi, walaupun reshuffle itu bisa saja dilakukan oleh Presiden kapan pun Presiden mau,” kata Hasan kepada wartawan di kantor PCO, gedung Kwarnas Pramuka, Jakarta Pusat dilansir dari infoNews, Selasa (3/6).
Sementara itu, Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) juga telah merespons soal wacana pemakzulan Gibran yang dihembuskan oleh Forum Purnawirawan Prajurit TNI, yang perwakilannya pernah menjadi relawan pro-Anies-Muhaimin (AMIN) pada pilpres lalu. Forum ini bahkan menyurati MPR hingga DPR RI meminta pemakzulan Gibran.
“Ya negara ini kan negara besar yang memiliki sistem ketatanegaraan. Ya diikuti saja, proses sesuai sistem ketatanegaraan negara kita. Bahwa ada yang menyurati seperti itu, itu dinamika demokrasi kita, biasa saja. Dinamika demokrasi kan seperti itu, biasa saja,” kata Jokowi kepada wartawan di Solo, dilansir dari infoJateng, Jumat (6/6).