Eksekusi Lahan di Polman Ricuh, 9 Polisi Luka Kena Bom Molotov-Lemparan Batu

Posted on

Eksekusi lahan di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), diwarnai kericuhan. Warga yang menolak eksekusi memberikan perlawanan dengan melemparkan batu dan bom molotov ke arah aparat hingga membuat 9 polisi terluka.

“Untuk anggota tadi yang menjadi korban ada sekitar 9 orang. Terkena lemparan molotov dan batu,” kata Kapolres Polman AKBP Anjar Purwoko dalam keterangannya, Kamis (3/7/2025).

Eksekusi yang diwarnai kericuhan ini berlangsung di Dusun Paludai, Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kamis (3/7) sekira pukul 09.00 Wita. Polisi yang terluka telah dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

“Jadi sebagian besar (anggota) mengalami luka bakar. Untuk anggota sudah kita evakuasi dan kita rujuk ke rumah sakit,” ungkap Anjar.

Menurut Anjar, kericuhan yang mewarnai jalannya proses eksekusi terjadi karena pihak termohon berupaya mempertahankan lahan yang menjadi objek sengketa. Pihak termohon lalu melakukan tindakan anarkis dengan melempari polisi menggunakan batu dan bom molotov.

“Ada aksi perlawanan dari massa pihak termohon yang masih mempertahankan diri atas aset yang merasa dia miliki, padahal sudah berdasarkan proses hukum gugatan sengketa para termohon ini dinyatakan kalah,” terangnya.

“Dan banyak dari masyarakat yang melakukan tindakan-tindakan anarkis dengan melakukan pelemparan batu, bom molotov dan juga barang berbahaya lain seperti parang juga mereka persiapkan,” sambung Anjar.

Dalam potongan video yang dilihat infocom, Kamis (3/7), tampak polisi yang mengawal jalannya proses eksekusi sempat melakukan negosiasi dengan warga. Karena negosiasi tidak membuahkan hasil, warga lalu melempari polisi menggunakan batu dan bom molotov sebagai bentuk penolakan terhadap rencana Panitera Pengadilan Negeri Polewali untuk membacakan putusan eksekusi.

Polisi sempat berupaya membubarkan konsentrasi massa dengan menembakkan gas air mata serta menyemprotkan air dari mobil water Cannon.