Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani dilaporkan mengalami sesak napas secara tiba-tiba sebelum mengembuskan napas terakhir di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Keluarga memastikan almarhum tidak memiliki riwayat penyakit serius, termasuk jantung.
“Tidak ada (keluhan sebelumnya). Tiba-tiba saja. Karena keponakannya dokter semua, itu yang tangani. Dia tiba-tiba sesak napas saja. Ini menurut yang kita dengar, ya,” ujar adik almarhum, Andi Amin Manggabarani kepada infoSulsel di rumah duka, perumahan Bukit Khatulistiwa, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (20/5/2025).
Andi Amin menuturkan pada Selasa (20/5) pagi sebelum wafat, dia sejatinya telah membuat janji dengan sang kakak untuk bersama-sama ke Pinrang dari Barru. Namun, rencana itu batal setelah Jusuf Manggabarani mendadak dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 08.00 Wita.
“Tadinya janjian tadi pagi jam 7 mau ke Pinrang. Saya, kan, di Barru. Mau rencana dia ambil saya di Barru mau ke Pinrang. Ternyata dia masuk rumah sakit jam 8,” katanya.
Menurut Amin, pihak keluarga sempat mendapat kabar bahwa kondisi almarhum sudah tertangani dengan baik dan dalam tahap istirahat usai menjalani perawatan awal. Bahkan, sempat direncanakan pemasangan cincin jantung, tetapi nyawa Jusuf Manggabarani tak terselamatkan.
“(Saat Jusuf Manggabarani masuk rumah sakit) kakak dari Jakarta (sampaikan) alhamdulillah tertangani. Selesai, istirahat. Tapi, tiba-tiba yang berikutnya itu sudah tidak bisa di … padahal sisa mau pemasangan cincin. Kalau pemasangan cincin, kan, sudah sederhana untuk dokter,” bebernya.
“Tidak ada (riwayat jantung). Polisi bagus (menjaga pola hidup) dia,” tambahnya.
Andi Amin mengenang sang kakak sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Almarhum semasa hidup selalu menekankan pentingnya kasih sayang dan kebersamaan di antara saudara.
“Aih, tidak ada mi kalah (baiknya),” ucapnya.
Menurutnya, nilai itu Jusuf Manggabarani tanamkan kuat dalam lingkungan keluarga besarnya. Dari 12 bersaudara, dia menjadi figur yang menjaga keharmonisan dan menjadi panutan dalam membangun relasi yang saling menyayangi.
“Di antara bersaudara saling menyayangi. Tidak ada kita berkelahi masalah harta, masalah keluarga, saling baku sayang. Kita 12 bersaudara,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Jusuf Manggabarani mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 12.08 Wita pada Selasa (20/5). Jusuf Manggabarani meninggal dalam perawatan di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Jenazah kemudian diterbangkan dari Makassar ke Jakarta. Pelepasan dan pemberangkatan jenazah dilakukan lewat upacara kepolisian dipimpin Wakapolda Sulsel Brigjen Nasri di rumah duka, Selasa (20/5) sore.