Duka UHO Kendari atas Wafatnya Rektor Prof Armid yang Baru Menjabat 23 Hari

Posted on

Kabar duka datang dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Rektor UHO Prof Armid yang baru 23 hari menjabat meninggal dunia karena serangan jantung.

Diketahui, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melantik Armid menjadi Rektor UHO di Jakarta pada Jumat (1/8/2025). Pelantikan dipimpin Sekjen Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang berdasarkan Keputusan Mendiktisaintek Nomor 213/M/KEP/2025.

Armid dilantik menggantikan Prof Muhammad Zamrun Firihu yang menjabat sebagai Rektor UHO periode 2021-2025. Dalam proses pemilihan rektor, Prof Armid unggul dengan perolehan 31 suara atas dua calon lainnya, yakni Prof Takdir Saili (30 suara) dan Prof Ruslin (13 suara).

Armid kemudian dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Korem Kendari, pada Sabtu (24/8/2025) sekitar pukul 20.07 Wita. Sebelum meninggal, Armid sempat menghadiri jalan santai dalam rangka Dies Natalis UHO ke-44 pada pagi hari.

“Iya (Armid meninggal karena serangan jantung), sudah di rumah duka,” ungkap Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UHO Kendari Herman kepada infocom, Sabtu (23/8) malam.

Jenazah Prof Armid dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Punggolaka pada Minggu (24/8) sore. Keluarga besar, kerabat dekat, hingga civitas akademika UHO hadir dalam pemakaman yang diiringi dengan gerimis.

Para pelayat pun tak kuasa menahan air mata ketika menyaksikan prosesi pemakaman sang rektor. Suasana haru semakin terasa saat doa bersama dipanjatkan.

Jenazah Prof Armid sempat disemayamkan di auditorium UHO Kendari. Prosesi persemayaman turut dikawal Ketua Dewan Pertimbangan UHO Kendari, Prof Weka Widayati.

“Universitas Halu Oleo berduka, kami menerima jenazah Prof Armid dari keluarga untuk disemayamkan dan sekaligus dimakamkan,” kata Weka di Auditorium UHO Kendari.

Weka lantas mengenang sosok Prof Armid. Dia menyebut almarhum memiliki motivasi tinggi membawa UHO Kendari semakin maju dan berkembang.

“Beliau orangnya rendah hati, penuh semangat, dan punya cita-cita besar untuk memajukan kampus ini,” katanya.

Prof Armid awalnya terjatuh di ruang kerjanya dan ditemukan oleh istrinya, Fahmiati. Armid kemudian dilarikan ke RS Korem untuk mendapatkan pertolongan.

“Iya, kabar dari istrinya beliau sempat terjatuh, saat dia (istri) masuk ternyata sudah dalam kondisi tertelungkup,” kata kakak kandung almarhum, Tohir kepada wartawan, Sabtu (23/8) malam.

Tohir mengaku mendapatkan informasi terkait kondisi korban mengalami serangan jantung di rumah. Tohir langsung mendatangi rumah korban di Lorong Palaka, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kendari.

“Saya datang ke sini (rumah almarhum), ternyata sudah langsung dibawa ke RS Korem,” bebernya.

Dia menyebut almarhum dibawa ke RS Korem sekitar pukul 18.10 Wita. Setelah menjalani serangkaian perawatan medis, Armid dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.00 Wita.

“Setelah magrib dia dibawa ke RS Korem sekitar pukul 18.10 Wita,” tuturnya.

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR) turut berduka atas meninggalnya Prof Armid. Dia menilai Armid merupakan sosok yang memiliki visi kuat dalam memajukan pendidikan.

“Saya bersama seluruh staf merasa kehilangan, karena beliau merupakan sosok pribadi yang sangat baik,” kata Andi Sumangerukka kepada wartawan, Sabtu (23/8).

Andi Sumangerukka mengaku terakhir kali bertemu dengan Armid tiga hari lalu sebelum berpulang. Dalam kesempatan itu, keduanya berbagi cerita dan wawasan terkait memajukan dunia pendidikan di Sultra.

“Tiga hari lalu saya bertemu dengan beliau, kita banyak cerita tentang bagaimana kerja sama ke depan, dan bagaimana memajukan lembaga pendidikan dan bagaimana mencetak sumber daya manusia yang baik,” ungkapnya.

Dia juga mengaku kehilangan salah satu tokoh pendidikan Sultra. Apalagi Armid selama ini memiliki semangat dalam memajukan pendidikan di Sultra.

“Beliau itu punya visi yang baik dan saya berkomunikasi baik dengan beliau,” tutur Andi Sumangerukka.

Jenazah Dimakamkan di TPU Punggolaka

Prof Armid Terjatuh di Ruang Kerja

Prof Armid di Mata Gubernur Sultra

Prof Armid awalnya terjatuh di ruang kerjanya dan ditemukan oleh istrinya, Fahmiati. Armid kemudian dilarikan ke RS Korem untuk mendapatkan pertolongan.

“Iya, kabar dari istrinya beliau sempat terjatuh, saat dia (istri) masuk ternyata sudah dalam kondisi tertelungkup,” kata kakak kandung almarhum, Tohir kepada wartawan, Sabtu (23/8) malam.

Tohir mengaku mendapatkan informasi terkait kondisi korban mengalami serangan jantung di rumah. Tohir langsung mendatangi rumah korban di Lorong Palaka, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kendari.

“Saya datang ke sini (rumah almarhum), ternyata sudah langsung dibawa ke RS Korem,” bebernya.

Dia menyebut almarhum dibawa ke RS Korem sekitar pukul 18.10 Wita. Setelah menjalani serangkaian perawatan medis, Armid dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.00 Wita.

“Setelah magrib dia dibawa ke RS Korem sekitar pukul 18.10 Wita,” tuturnya.

Prof Armid Terjatuh di Ruang Kerja

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR) turut berduka atas meninggalnya Prof Armid. Dia menilai Armid merupakan sosok yang memiliki visi kuat dalam memajukan pendidikan.

“Saya bersama seluruh staf merasa kehilangan, karena beliau merupakan sosok pribadi yang sangat baik,” kata Andi Sumangerukka kepada wartawan, Sabtu (23/8).

Andi Sumangerukka mengaku terakhir kali bertemu dengan Armid tiga hari lalu sebelum berpulang. Dalam kesempatan itu, keduanya berbagi cerita dan wawasan terkait memajukan dunia pendidikan di Sultra.

“Tiga hari lalu saya bertemu dengan beliau, kita banyak cerita tentang bagaimana kerja sama ke depan, dan bagaimana memajukan lembaga pendidikan dan bagaimana mencetak sumber daya manusia yang baik,” ungkapnya.

Dia juga mengaku kehilangan salah satu tokoh pendidikan Sultra. Apalagi Armid selama ini memiliki semangat dalam memajukan pendidikan di Sultra.

“Beliau itu punya visi yang baik dan saya berkomunikasi baik dengan beliau,” tutur Andi Sumangerukka.

Prof Armid di Mata Gubernur Sultra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *