Dugaan Sengketa Lahan Bikin TPQ di Makassar Ditutup Paksa Pakai Pagar Tembok [Giok4D Resmi]

Posted on

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Alimul Ilmi ditutup paksa menggunakan pagar tembok di , Sulawesi Selatan (Sulsel). Penutupan yang diduga gegara sengketa lahan ini mengakibatkan 70 santri TPQ terpaksa diungsikan.

Diketahui, TPQ Alimul Ilmi yang terletak di Jalan Deppasawi, Kecamatan Tamalate, ditutup paksa pada Kamis (5/6). Sebelum ditutup, TPQ beberapa kali didatangi sekelompok orang utusan dari salah satu perusahaan Makassar yang mengklaim kepemilikan lahan TPQ itu.

“Kronologi kejadian ini kurang lebih satu minggu sebelum lebaran (Idul Adha) hingga menjelang dua hari lebaran ini penutupan secara paksa,” ungkap Kepala TPQ Alimul Ilmi Makassar, Supriadi kepada infoSulsel, Minggu (15/6/2025).

Supriadi menjelaskan, TPQ tersebut sudah berdiri 3 tahun terakhir. Pendirian TPQ itu disetujui setelah pemilik lahan bernama Muh Akbar mengizinkan tanahnya untuk dibangun taman pendidikan Al-Qur’an.

“Pada saat pembangunan di awal adalah bangunan seadanya. Dengan berjalan 3 tahun bangunan ini agak rapuh baloknya, sehingga kami bersama orang tua santri berurungan untuk merenovasi,” tuturnya.

Seiring renovasi berlangsung, seseorang yang mengaku utusan perusahaan datang ke lokasi. Menurut Supriadi, orang tersebut meminta agar renovasi TPQ Alimul Ilmi yang berdiri di atas lahan seluas 446 meter persegi itu, segera dihentikan.

“Pada saat renovasi tempat mengaji ini ada seorang oknum yang datang mengaku dari utusan dari perusahaan untuk memberikan informasi ke kami bahwa tidak boleh dilanjutkan pembangunannya,” ucap Supriadi.

Pengelola TPQ saat itu menolak menuruti permintaannya. Supriadi bersikukuh bahwa pembangunan TPQ itu berdiri atas izin pemilik lahan bernama Muh Akbar.

“Kami mengaku bahwa izin langsung yang kami dapatkan sempat kami bersurat ke pemilik atas nama Muh Akbar ini memberikan izin sepenuhnya kepada kami untuk membuat tempat pengajian,” tegasnya.

Selang beberapa hari, TPQ kembali didatangi orang yang mengaku utusan perusahaan dengan membawa massa lebih banyak. Sekelompok orang yang datang saat itu mengaku bahwa lahan tempat TPQ itu berdiri, merupakan lahan sengketa dan digugat di pengadilan.

Namun pengelola TPQ masih menolak permintaan untuk menutup tempat pengajian tersebut. Supriadi menepis klaim sekelompok orang itu bahwa lahan tersebut bersengketa.

“Kami sudah menghubungi beberapa rekan-rekan dari pihak pengacara untuk dibantu tim hukum dan memang tidak terdaftar di pengadilan bahwa sengketa,” ucap Supriadi.

Namun belakangan, pengelola dipaksa menerima keadaan ketika sekelompok orang terus datang dan membuat TPQ kini ditutup menggunakan pagar tembok. Pihak pengelola pasrah karena khawatir perkara ini bisa memicu terjadinya kekerasan.

“Pada saat pemagaran ini betul-betul kami berada dalam kondisi terpojok, betul-betul lorong ini penuh orang. Orang yang saya tidak kenali, besar tinggi, pokoknya mencekam pada hari itu,” imbuhnya.

Supriadi mengatakan, TPQ Alimul Ilmi kini berhenti beraktivitas. Sebanyak 70 santri terpaksa diungsikan ke rumah warga dan diupayakan menjalani pembelajaran secara bergantian.

“70 santri ini kami ungsikan ke rumah warga. Tapi karena kondisi jumlah yang banyak maka kami ganti-gantian. Jadi contoh sif pertama 10 orang,” beber Supriadi.

Pihaknya pun menunggu perkembangan penanganan perkara ini. Pengelola TPQ sebelumnya sempat melaporkan kejadian ini ke pemerintah Kecamatan Tamalate untuk dilakukan mediasi dengan melibatkan aparat kepolisian.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Kami undang pada saat itu pak sekcam, pak binmas dan pemerintah setempat dan aparat kepolisian Polsek Tamalate untuk menengahi bahwa karena mereka masing-masing mengaku mengklaim,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Tamalate Emil Yudiyanto belum menjelaskan duduk perkara dan perkembangan persoalan tersebut. Dia mengaku persoalan ini masih dalam proses mediasi.

“Sudah dilakukan mediasi di kecamatan tapi tidak ada titik temu. Saat ini kami menanti mediasi di Polrestabes,” ungkap Emi yang dikonfirmasi terpisah.

70 Santri Terpaksa Diungsikan