Warga dan pemerintah setempat menggeruduk owner ayam geprek bernama James (38) di Jalan Toddopuli, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Warga resah dengan aktivitas usaha James karena dianggap mengganggu pengguna jalan dan limbahnya menimbulkan bau menyengat.
James didatangi di teras rumahnya yang dijadikan tempat usaha ayam geprek di Jalan Toddopuli, Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala pada Selasa (8/12). Warga yang datang merupakan tetangga James, didampingi pihak kelurahan, RT setempat, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Datang DLH mau sampaikan apa yang harus dilakukan, apa semua, berdasarkan laporan,” kata Camat Manggala Andi Eldi Indra Malka kepada infoSulsel, Kamis (11/12/2025).
Menurut Eldi, warga sudah lama mengeluhkan aktivitas usaha James yang dinilai mengganggu. Keluhan meliputi parkiran yang dianggap menghambat pengguna jalan, bau limbah, serta aktivitas ojol yang memicu kemacetan di lorong sempit.
“Parkirannya orang dia ganggu, dia ganggu mi aktivitas jalannya orang di sana. Limbahnya, baunya dikeluhkan juga. Ini kita tidak mau juga seperti ini karena kembali ke dia juga. Setidaknya kalau dia baik ngapain kita mau terus-terus seperti itu (menegur),” jelas Eldi.
Dia mengatakan keluhan warga sudah beberapa kali disampaikan baik secara langsung maupun melalui pelaporan resmi ke Kantor Kelurahan Borong hingga DLH Makassar. Sistem pelaporan melalui aplikasi Lontara+ juga mencatat aduan tersebut sehingga DLH kembali turun ke lokasi.
“Sudah beberapa kali ditanya itu karena dikeluhkan aktivitasnya di sana. Tapi karena tidak ada ini (perubahan) dikasih masuk lagi di lontara+, jadinya begitu mi didatangi mi sama DLH,” ujarnya.
Namun saat aparat dan warga mendatangi rumah James, situasi memanas. James disebut melakukan perlawanan dan menolak teguran yang disampaikan aparat setempat.
“Itu juga dia (James) bilang, tidak pak. Seakan-akan dia mau mengajari. Makanya ada kata-kata (kasar) itu keluar. Ada saksi apa semua, ada lurah, RT, tidak ada intimidasi besar,” kata Eldi.
Eldi pun meminta James untuk introspeksi dan menata kembali aktivitas usahanya agar tidak meresahkan warga. Dia berharap James dapat menerima masukan dari warga dan pemerintah setempat.
“Kalau kita imbauannya kepada pengusaha introspeksi lah dulu. Kita juga saling harga menghargai satu sama lain. Kalau umpama pemerintah menegur, RT/RW menyampaikan apa yang bagus disampaikan diterima,” tutupnya.
James mengaku diintimidasi setelah digeruduk warga dan aparat pemerintah setempat di rumahnya. Dia merasa terancam karena hendak dipukul oleh tetangganya di depan aparat yang datang di rumahnya.
“Kami sudah kena ancaman (intimidasi) sesuai video itu, ada RT sama Pak Lurah, warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” kata James kepada infoSulsel, Kamis (11/12).
James mengatakan warga bersama lurah, RT, dan pihak DLH mencari data perizinan saat datang ke rumahnya. Namun dia menduga hal itu sengaja dibuat agar usahanya bermasalah.
“Mereka cari saya punya izin, data izin saya sudah lengkap, NIB, halal dan Amdal saya juga sudah ada,” ujar James.
“Cuma mereka mau carikan saya masalah karena bau got katanya, tapi kan ini bau got boleh diperiksa, kami bersihkan terus, cuma kemarin kami sempat dijebak, difoto saja yang kotornya baru dilaporkan kami ke dinas. Makanya dinas tersebut turun langsung untuk memeriksa,” terangnya.
Sebelum kejadian viral pengancaman, dia mengaku telah didatangi petugas DLH. Mereka menanyakan pengelolaan limbah dan keluhan masyarakat lainnya.
“Ada sesuai video di TikTok, kejadian satu minggu sebelumnya, itu saja,” katanya.
Akibat terus didatangi, James mengaku sempat terkena serangan psikis hingga sakit. Bahkan saat masih belum sepenuhnya pulih, ia kembali didatangi ramai-ramai di tempat usahanya.
“Waktu satu minggu sebelumnya saya terkena serangan psikis, saya sampai sakit ini. Seminggu kemudian saat viral video itu kan saya dalam kondisi sakit. Saya masih dalam kondisi sakit ini. Makanya itu yang terjadi saat chaos itu,” ujarnya.
James kemudian menjawab keluhan warga terkait aktivitas usahanya. Pertama soal tumpukan sampah, menurutnya hal itu disebabkan pengangkutan sampah yang lambat.
“Kalau sampah, biasa 4, 5 sampai 6 hari baru diangkut,” ujarnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Selanjutnya soal mobilnya yang terparkir di pinggir jalan juga dinilai tidak mengganggu. Apalagi, warga lain di lorong tersebut juga banyak yang memarkirkan mobilnya di tepi jalan.
“Kalau masalah mobil (parkir di jalan) ini mobil jam 10 pagi sebenarnya sudah pergi untuk mencari nafkah di luar, baru jam 10 malam kembali lagi ke sini (pinggir jalan),” jelasnya.
Sementara ojol yang ramai, lanjut James, disebabkan karena ramainya pesanan saat jam makan siang atau makan malam. Namun hal itu menurutnya tidak berlangsung lama.
“Kalau ojol, itu kami di jam sibuk saja ramai, di jam makan siang sama jam makan malam. Lebih dari itu boleh dicek sendiri ke sini apakah ramai atau tidak. Dan mengenai parkiran mobil, bukan cuma saya parkir di sini (pakai badan jalan), di TikTok media kami, kami sudah lampirkan semua yang parkir depan lorong ini,” katanya.
Dia pun akan meminta perlindungan ke Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin usai mengalami kejadian intimidasi. Pasalnya, dia menilai aparat setempat sudah tidak netral.
“Inikan kita sudah mengikuti aturan semua, kami sudah bersihkan semua ini got, tapi karena sudah chaos kemarin, kami sekarang kalau bisa sampai ke pemerintahan tertinggi (wali kota) karena yang kami nilai pribadi sudah tidak netral (aparat setempat),” pungkasnya.
James Nyaris Dipukul Tetangganya
Pembelaan James soal Keluhan Warga
James mengaku diintimidasi setelah digeruduk warga dan aparat pemerintah setempat di rumahnya. Dia merasa terancam karena hendak dipukul oleh tetangganya di depan aparat yang datang di rumahnya.
“Kami sudah kena ancaman (intimidasi) sesuai video itu, ada RT sama Pak Lurah, warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” kata James kepada infoSulsel, Kamis (11/12).
James mengatakan warga bersama lurah, RT, dan pihak DLH mencari data perizinan saat datang ke rumahnya. Namun dia menduga hal itu sengaja dibuat agar usahanya bermasalah.
“Mereka cari saya punya izin, data izin saya sudah lengkap, NIB, halal dan Amdal saya juga sudah ada,” ujar James.
“Cuma mereka mau carikan saya masalah karena bau got katanya, tapi kan ini bau got boleh diperiksa, kami bersihkan terus, cuma kemarin kami sempat dijebak, difoto saja yang kotornya baru dilaporkan kami ke dinas. Makanya dinas tersebut turun langsung untuk memeriksa,” terangnya.
Sebelum kejadian viral pengancaman, dia mengaku telah didatangi petugas DLH. Mereka menanyakan pengelolaan limbah dan keluhan masyarakat lainnya.
“Ada sesuai video di TikTok, kejadian satu minggu sebelumnya, itu saja,” katanya.
Akibat terus didatangi, James mengaku sempat terkena serangan psikis hingga sakit. Bahkan saat masih belum sepenuhnya pulih, ia kembali didatangi ramai-ramai di tempat usahanya.
“Waktu satu minggu sebelumnya saya terkena serangan psikis, saya sampai sakit ini. Seminggu kemudian saat viral video itu kan saya dalam kondisi sakit. Saya masih dalam kondisi sakit ini. Makanya itu yang terjadi saat chaos itu,” ujarnya.
James Nyaris Dipukul Tetangganya
James kemudian menjawab keluhan warga terkait aktivitas usahanya. Pertama soal tumpukan sampah, menurutnya hal itu disebabkan pengangkutan sampah yang lambat.
“Kalau sampah, biasa 4, 5 sampai 6 hari baru diangkut,” ujarnya.
Selanjutnya soal mobilnya yang terparkir di pinggir jalan juga dinilai tidak mengganggu. Apalagi, warga lain di lorong tersebut juga banyak yang memarkirkan mobilnya di tepi jalan.
“Kalau masalah mobil (parkir di jalan) ini mobil jam 10 pagi sebenarnya sudah pergi untuk mencari nafkah di luar, baru jam 10 malam kembali lagi ke sini (pinggir jalan),” jelasnya.
Sementara ojol yang ramai, lanjut James, disebabkan karena ramainya pesanan saat jam makan siang atau makan malam. Namun hal itu menurutnya tidak berlangsung lama.
“Kalau ojol, itu kami di jam sibuk saja ramai, di jam makan siang sama jam makan malam. Lebih dari itu boleh dicek sendiri ke sini apakah ramai atau tidak. Dan mengenai parkiran mobil, bukan cuma saya parkir di sini (pakai badan jalan), di TikTok media kami, kami sudah lampirkan semua yang parkir depan lorong ini,” katanya.
Dia pun akan meminta perlindungan ke Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin usai mengalami kejadian intimidasi. Pasalnya, dia menilai aparat setempat sudah tidak netral.
“Inikan kita sudah mengikuti aturan semua, kami sudah bersihkan semua ini got, tapi karena sudah chaos kemarin, kami sekarang kalau bisa sampai ke pemerintahan tertinggi (wali kota) karena yang kami nilai pribadi sudah tidak netral (aparat setempat),” pungkasnya.







