Dosen UNAMIN Dorong Kemandirian Petani di Sorong Lewat Inovasi Mesin Sagu

Posted on

Dosen Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) menerapkan inovasi teknologi berupa mesin parut sagu untuk memberdayakan petani di Kampung Yeflio, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Inovasi tersebut dinilai dapat mendorong kemandirian ekonomi para petani sagu.

Tim dosen UNAMIN bersama tim Universitas Papua (UNIPA) memberikan pelatihan kepada petani cara menggunakan mesin parut sagu selama 2 hari, yaitu Senin-Selasa, 27-28 Oktober 2025. Pelatihan itu disambut baik oleh petani yang tergabung dalam kelompok karang taruna sagu mandiri di Kampung Yeflio.

“Para peserta diperkenalkan pada teknologi sederhana namun berdampak besar dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil olahan sagu,” Ketua Pelaksana Febrianti Rosalina dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).

Selain mesin parut sagu, para petani juga dikenalkan dengan mesin pembuat tepung sagu, disc mill. Kedua alat tersebut, kata Febrianti, merupakan hasil paten dari tim pendamping dari UNIPA.

Dia menyebut mesin parut sagu dan disc mill dibuat dengan rancangan mudah digunakan, hemat energi, dan mudah dirawat secara mandiri oleh masyarakat. Dengan menggunakan alat tersebut, petani dapat mengolah sagu dengan waktu yang lebih cepat dari biasanya serta hasilnya pun halus dan seragam.

“Produk sagu olahan ini tidak hanya digunakan untuk konsumsi lokal, tetapi juga berpotensi dipasarkan ke wilayah sekitar Sorong,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 1, 2, dan 8. Melalui penerapan teknologi tersebut, masyarakat didorong mandiri mengelola sumber daya alam dan menciptakan nilai tambah.

“Kami ingin masyarakat Yeflio tidak hanya menjadi pengolah bahan mentah, tapi juga produsen bernilai tambah. Sagu bukan sekadar makanan pokok, tapi juga peluang ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, tim pelaksana mengapresiasi dukungan program Kosabangsa atas pendanaan kegiatan pelatihan tersebut. Bantuan ini dinilai sangat penting untuk keberhasilan pelatihan dan pengembangan ekonomi lokal.

“Kami percaya dukungan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas kelompok, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Semoga kolaborasi ini menjadi awal dari hubungan yang berkesinambungan dalam upaya memajukan masyarakat,” kata tim pelaksana.

Kehadiran mesin sagu dan disc mill tersebut membuktikan bahwa inovasi lokal mampu mendukung pembangunan berkelanjutan. Teknologi sederhana ini juga disebut dapat membuka lapangan kerja baru, memperkuat ketahanan pangan, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap potensi lokal Papua.