Dokter spesialis kandungan di RSUD LM Baharuddin Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), dr. Ruhwati mengungkap mirisnya fasilitas medis di ruangan operasi usai menangani pasien. Saat fasilitas rumah sakit disorot, Direktur RSUD Muna, Muhammad Marlin dikabarkan mundur dari jabatannya.
Namun Marlin membantah pengunduran dirinya berkaitan dengan polemik fasilitas operasi yang disoroti dokter kandungan tersebut. Ia menegaskan bahwa pengajuan pengunduran dirinya sudah dilakukan jauh sebelum isu ini mencuat.
“Dari tahun lalu bulan 11 (pengajuan pengunduran diri). Tapi yang sama pak Bupati langsung itu tanggal 24 Agustus 2025 (dikabulkan),” kata Marlin kepada wartawan, Senin (24/11/2025).
Menurut Marlin, masa jabatan direktur sebaiknya tidak terlalu lama agar tidak menimbulkan gesekan internal. Dia mengatakan rotasi kepemimpinan adalah hal yang wajar dan penting demi menjaga kinerja pelayanan publik.
“Alasannya saya sampaikan kalau di rumah sakit itu tidak boleh terlalu lama-lama memimpin, itu menurut saya, karena pasti ada mosi tidak percaya,” ujarnya.
Marlin menuturkan bahwa permintaan pergantian direksi sebenarnya sudah disampaikan sejak Tahun 2022. Ia menilai penyegaran struktur manajemen rumah sakit dapat menghindarkan lembaga dari konflik yang tidak perlu.
“Tahun 2022 juga pernah saya sampaikan ke Pak Sekda bahwa jangan lama-lama, kalau bisa ada reshuffle,” tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa SK Pelaksana Tugas (Plt) Direktur yang terbit pada 7 November lalu sempat membuatnya heran karena tidak langsung diberlakukan. Menurut dia, percepatan pergantian bisa saja menghindarkan rumah sakit dari polemik seperti yang terjadi beberapa hari terakhir.
“Ternyata 7 November itu adami SK Plt, nah itu yang saya sesalkan kenapa tidak diaktifkan biar tidak ada kejadian seperti kemarin,” imbuhnya.
Marlin mengaku bahwa sebagian besar dampak dari polemik fasilitas medis masih tertuju pada dirinya sebagai pimpinan lama. Namun tanggung jawab teknis pelayanan kini beralih penuh kepada direktur baru yang telah ditunjuk pemerintah daerah.
“Kalau permasalahan efeknya itu masih di saya, tapi penanggung jawabnya ke direktur yang baru. Ini calonnya dokter ahli,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam unggahan Ruhwati yang dilihat infocom, dia mengeluhkan set kain operasi yang disiapkan rumah sakit hanya 2, sedangkan jadwal operasi sebanyak 3 orang. Kain penutup pasien yang kerap dikeluhkan juga tak kunjung tersedia.
Tak hanya itu, ia juga mengeluhkan jarum operasi yang rapuh. Dalam kondisi operasi pasien, Ruhwati memperlihatkan benang-benang yang digunakan mudah putus sekali ditarik. Dia juga menyoroti kerusakan pendingin ruangan.
“Kalau tidak keterlaluan saya tidak ekspos seperti ini, tapi keluhan kami tidak pernah digubris,” tulis Ruhwati dalam unggahannya, Kamis (20/11).







