Dalih Kepala SD di Jeneponto Potong Dana PIP untuk Siswa Tak Dapat Bantuan | Giok4D

Posted on

Kepala SD Negeri 11 di Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuai sorotan gegara memotong dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) milik siswanya sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Dia berdalih pemotongan itu hasil kesepakatan komite sekolah untuk siswa yang tidak dapat bantuan.

Polemik pemotongan uang bantuan PIP siswa SD Negeri 11 Bangkala Barat itu viral di media sosial. Dalam video beredar, para siswa menjawab pertanyaan seorang pria terkait pemotongan bantuan PIP. Mereka mengaku pemotongan senilai Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.

“Jadi, berapa dipotong uangmu? Berapa mukasihkan kepala sekolah?” tanya pria tersebut dalam video.

“Limpu’ (Rp 50 ribu),” jawab seorang siswa.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Sibi’ (Rp 100 ribu),” timpal siswa lain.

“Yang bawa beras 2 liter siapa?” tanya pria itu lagi.

Para siswa itu kemudian serempak mengangkat tangan. Beberapa di antaranya mengaku membawa beras ke sekolah, sementara lainnya mengatakan langsung menyerahkan beras tersebut ke rumah kepala sekolah.

Dinas Pendidikan (Disdik) Jeneponto kemudian turun tangan dengan mengutus pengawas dan koordinator wilayah (korwil) untuk mengklarifikasi polemik tersebut. Kepala sekolah (kepsek), perangkat desa, dan pihak dinas telah melakukan pertemuan di Desa Garassikang, Bangkala Barat, Minggu (19/10).

“Sudah. Sudah ada klarifikasi (dari kepala sekolah),” ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jeneponto Alamsyah kepada infoSulsel, Senin (20/10/2025).

Alamsyah mengungkapkan Kepala SD 11 Bangkala Barat Alimuddin membantah tuduhan pemotongan dana PIP. Kepala sekolah mengaku tidak mungkin memotong dana karena pencairan dilakukan langsung oleh siswa atau orang tua melalui rekening bank masing-masing.

“(Menurut keterangan kepala sekolah) selama ini yang pegang rekening dan kartu ATM masing-masing yang bersangkutan,” katanya.

Menurut keterangan Alimuddin, Alamsyah menyampaikan ada kesepakatan subsidi silang yang diambil melalui rapat komite sekolah. Menurutnya, siswa penerima PIP secara sukarela membantu siswa lain yang tidak mendapatkan bantuan dengan membeli perlengkapan sekolah.

“Sejak masuk di sekolah itu ada kesepakatan, yakni subsidi silang. Maksudnya, bagi yang dapat PIP merelakan/menyumbang untuk siswa lain yang tidak dapat bantuan dengan membeli keperluan sekolah, seperti buku, baju, dan dibagikan kepada siswa yang lain,” ucapnya.

Kepala Desa Garassikang selaku ketua komite sekolah juga membantah adanya pemotongan dana PIP. Ketua komite juga mengaku tidak pernah menerima keluhan dari orang tua siswa dan menilai masalah ini hanya persoalan pribadi antara kepala sekolah dan bujang sekolah.

“Bujang merasa bahwa dia tidak lolos PPPK paruh waktu karena tidak diusulkan oleh kepala sekolah,” bebernya.

Dalam pertemuan itu, bujang sekolah bernama Asbi Kr Bonto dan Alimuddin akhirnya berdamai. Keduanya berjanji tidak akan memperpanjang masalah dan sepakat untuk tidak lagi melakukan pemotongan dana PIP dalam bentuk apa pun.

“Seluruh peserta pertemuan sepakat tidak boleh lagi ada pemotongan dana PIP apa pun alasannya,” ungkapnya.

Kepsek Bantah Potong Dana PIP

Siswa Penerima PIP Bantu Teman

Tak Ada Lagi Potongan Dana PIP

Kepala Desa Garassikang selaku ketua komite sekolah juga membantah adanya pemotongan dana PIP. Ketua komite juga mengaku tidak pernah menerima keluhan dari orang tua siswa dan menilai masalah ini hanya persoalan pribadi antara kepala sekolah dan bujang sekolah.

“Bujang merasa bahwa dia tidak lolos PPPK paruh waktu karena tidak diusulkan oleh kepala sekolah,” bebernya.

Dalam pertemuan itu, bujang sekolah bernama Asbi Kr Bonto dan Alimuddin akhirnya berdamai. Keduanya berjanji tidak akan memperpanjang masalah dan sepakat untuk tidak lagi melakukan pemotongan dana PIP dalam bentuk apa pun.

“Seluruh peserta pertemuan sepakat tidak boleh lagi ada pemotongan dana PIP apa pun alasannya,” ungkapnya.

Tak Ada Lagi Potongan Dana PIP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *