Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar merilis peringatan dini cuaca ekstrem selama periode dasarian I Desember 2025. Sebanyak 9 kabupaten dan kota dilaporkan masuk kategori waspada hingga siaga curah hujan tinggi.
Peringatan dini curah hujan tinggi (PDHCT) diperkirakan berlangsung sejak 1-10 Desember 2025. Daerah terdampak cuaca ekstrem disebut berpotensi dilanda bencana hidrometeorologi mulai banjir, angin kencang hingga tanah longsor. Sembilan daerah itu adalah Makassar, Barru, Bone, Gowa, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng dan Takalar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengimbau warga untuk waspada akan ancaman cuaca ekstrem. Dia meminta warga menghindari lokasi rawan banjir jika hujan deras melanda.
“Kami berharap warga masyarakat menghindari tempat-tempat yang selama ini rawan bencana baik itu banjir maupun longsor,” kata Amson kepada wartawan, Senin (1/12/2025).
Masyarakat yang berada di zona rawan, disarankan agar menyimpan semua peralatan atau dokumen penting pada tempat yang aman. Bagi yang memiliki anak atau anggota keluarga yang rentan, agar dijaga agar mudah dievakuasi saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Selain itu, mengingat banyak juga angin kencang, agar menjauhi pohon atau bangunan rawan roboh, berlindunglah di tempat aman atau bangunan kokoh saat situasi darurat seperti angin kencang dan banjir,” jelasnya.
Berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim yang dirilis BMKG, berikut sebaran wilayah yang masuk kategori waspada dan siaga curah hujan tinggi:
Sebanyak 8 daerah Sulsel masuk kategori status ‘waspada’ cuaca ekstrem dengan curah hujan 150-200 mm. Daerah yang dimaksud adalah Barru, Bone, Gowa, Makassar, Maros, Sinjai, Soppeng dan Takalar.
Sementara itu terdapat 5 daerah di Sulsel masuk kategori ‘siaga’ dengan curah hujan 200-300 mm. Kelima kabupaten dan kota itu adalah Barru, Gowa, Makassar, Maros dan Pangkep. Berikut sebaran wilayahnya:
Pemprov melalui BPBD Sulsel telah menggelar apel kesiapsiagaan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi pada puncak musim penghujan akhir tahun. Apel berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulsel pada Senin (24/11).
Kesiapsiagaan tersebut dilakukan melalui koordinasi pentahelix yang melibatkan TNI, Polri, Basarnas, BPBD kabupaten/kota, serta berbagai unsur kebencanaan lainnya. Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem.
“Jadi ini salah satu amanah bapak Presiden yang ditindaklanjuti oleh Pak Gubernur. Beliau secara langsung memerintahkan BPBD Sulawesi Selatan dan semua BPBD Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti arahan bapak presiden. Jadi ini juga akan kita laporkan ke Pak Presiden melalui bapak Mendagri,” ucap Amson.
Menurut Amson, seluruh unsur terkait telah disiagakan untuk memastikan pengamanan lapangan berjalan optimal pada saat terjadi kejadian bencana. Sejak sebulan lalu BPBD telah membentuk posko di kantor dan juga telah ditindaklanjuti oleh seluruh BPBD tingkat kabupaten/kota
“Karena bencana itu kan tidak bisa kita prediksi. Jadi, pada saat ada kejadian, (walau) kita tidak berharap ada kejadian itu, secara langsung turun fungsi komando melakukan pengamanan baik mitigasi darurat terkait dengan rehab rekon (rehabilitasi dan rekonstruksi),” tegasnya.







