Chairul Tanjung Bicara Perubahan-Tantangan Indonesia di Rakernas NasDem

Posted on

Founder and Chairman CT Corp Chairul Tanjung (CT) menjadi pembicara dalam Rakernas NasDem di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). CT membahas mengenai perubahan hingga tantangan Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

“Jadi ceramah saya sudah banyak berubah. Dulu transformasinya dari efficiency and productivity ke arah innovation and creativity driven. Sekarang tidak cukup lagi, sekarang tambah satu lagi, apa itu? Aglitiy and adaptability,” kata CT dalam rangkaian Rakernas NasDem di Hotel Claro Makassar, Sabtu (9/8/2025).

CT menegaskan kunci kemenangan ke depan bukan lagi sekadar efisiensi dan produktivitas serta inovasi dan kreativitas. Dia menyebut kelincahan dan kemampuan adaptasi juga harus dimiliki.

“Tentu gaya presiden Jokowi berbeda dengan Presiden Prabowo. Jadi NasDem juga harus adaptif dengan presidennya. Bukan yang terkuat atau terpintar yang akan bertahan, melainkan mereka yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman,” bebernya.

Ia memaparkan, saat ini dunia dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, mulai dari geopolitik, ekonomi, disrupsi teknologi, perubahan demografi, hingga persoalan lingkungan. CT menyebut konflik di Timur Tengah, seperti Israel-Iran dan Hamas-Israel, hingga ketegangan India-Pakistan, masih menjadi sumber ketidakstabilan global yang dapat berdampak pada Indonesia.

“Ini semua masalah yang sering kali bisa memicu ketidakstabilan tingkat dunia. Tentu yang akan berakibat pada juga permasalahan kita di dalam negeri,” jelasnya.

Chairul juga mengingatkan tentang disrupsi teknologi, khususnya perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurutnya, kecanggihan teknologi dapat menggantikan tenaga kerja.

“Seorang murid mungkin enggak perlu guru, karena dia bisa nanya ke ChatGPT, pasti dijawab dengan baik. Bahkan untuk mendesain segala sesuatu, logo, desain rumah, bisa kita masukkan kriterianya lalu keluar hasilnya. Disrupsi teknologi membuat perubahan yang sangat luar biasa pada gaya kehidupan kita,” jelasnya.

Selain itu, perubahan demografi juga memengaruhi strategi komunikasi politik dan ekonomi. Ia memaparkan bahwa generasi milenial dan Z kini menguasai lebih dari 50 persen populasi Indonesia, dan pada Pemilu 2029 jumlahnya akan mencapai 60 persen dari total pemilih.

“Tentu (Partai NasDem) berkomunikasi dengan publik tentu harus berbeda. Karena generasi milenial dan Z ini mempunyai sikap yang berbeda, mereka sangat digital, mereka sangat aktif di media sosial dan semangat kewirausahaan mereka begitu tinggi dan mereka sangat percaya tentang apa yang ada pada media sosial,” sebut CT.

Di sektor lingkungan, Chairul mengingatkan soal kekeringan, banjir, dan angin puting beliung yang makin sering terjadi. Hal itu, kata dia, menuntut penyesuaian sistem konstruksi dan tata ruang.

Di tengah tantangan itu, Indonesia tetap memiliki visi besar, menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2045, dengan pertumbuhan merata dan kemiskinan terhapus. Namun, ia mengingatkan hal itu mudah untuk diucapkan, tidak mudah untuk diimplementasikan.

“Sementara visi Presiden Prabowo kalau diringkas dari nawacita-nya itu ingin pertumbuhan tinggi dan merata, sehingga terhapusnya kemiskinan dari bumi Indonesia. Harus saya ucapkan, mudah untuk diucapkan tidak mudah untuk diimplementasikan,” ungkap CT di hadapan ribuan kader NasDem se-Indonesia.

Chairul juga mengingatkan tentang disrupsi teknologi, khususnya perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurutnya, kecanggihan teknologi dapat menggantikan tenaga kerja.

“Seorang murid mungkin enggak perlu guru, karena dia bisa nanya ke ChatGPT, pasti dijawab dengan baik. Bahkan untuk mendesain segala sesuatu, logo, desain rumah, bisa kita masukkan kriterianya lalu keluar hasilnya. Disrupsi teknologi membuat perubahan yang sangat luar biasa pada gaya kehidupan kita,” jelasnya.

Selain itu, perubahan demografi juga memengaruhi strategi komunikasi politik dan ekonomi. Ia memaparkan bahwa generasi milenial dan Z kini menguasai lebih dari 50 persen populasi Indonesia, dan pada Pemilu 2029 jumlahnya akan mencapai 60 persen dari total pemilih.

“Tentu (Partai NasDem) berkomunikasi dengan publik tentu harus berbeda. Karena generasi milenial dan Z ini mempunyai sikap yang berbeda, mereka sangat digital, mereka sangat aktif di media sosial dan semangat kewirausahaan mereka begitu tinggi dan mereka sangat percaya tentang apa yang ada pada media sosial,” sebut CT.

Di sektor lingkungan, Chairul mengingatkan soal kekeringan, banjir, dan angin puting beliung yang makin sering terjadi. Hal itu, kata dia, menuntut penyesuaian sistem konstruksi dan tata ruang.

Di tengah tantangan itu, Indonesia tetap memiliki visi besar, menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada 2045, dengan pertumbuhan merata dan kemiskinan terhapus. Namun, ia mengingatkan hal itu mudah untuk diucapkan, tidak mudah untuk diimplementasikan.

“Sementara visi Presiden Prabowo kalau diringkas dari nawacita-nya itu ingin pertumbuhan tinggi dan merata, sehingga terhapusnya kemiskinan dari bumi Indonesia. Harus saya ucapkan, mudah untuk diucapkan tidak mudah untuk diimplementasikan,” ungkap CT di hadapan ribuan kader NasDem se-Indonesia.