Bantuan Rp 10 M di Balik Ritual Adat Damaikan Bentrok Pilkada Puncak Jaya

Posted on

Pertikaian antara dua kelompok pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati berakhir setelah didamaikan lewat ritual adat. Pemkab Puncak Jaya turut menyerahkan bantuan dana Rp 10 miliar dengan harapan bentrokan kedua kubu tidak terulang.

Diketahui, konflik antarpendukung ini mulai terjadi sejak Pilkada Puncak Jaya bergulir November 2024. Dua kubu yang bertikai adalah pendukung paslon nomor urut 01, Yuni Wonda-Mus Kogoya dan paslon nomor urut 02, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.

Proses damai sedianya pernah digelar melalui ritual adat belah kayu doli di depan kantor Bupati Puncak Jaya pada 12 Mei 2025. Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa hadir langsung turut mendamaikan kedua kubu yang terlibat konflik.

Namun belum genap sebulan sejak ritual tersebut, bentrokan antara kubu 01 dan kubu 02 kembali pecah. Kedua kelompok saling serang menggunakan senjata tajam hingga menimbulkan korban luka maupun jiwa.

Pemkab Puncak Jaya pun kembali memediasi perdamaian antara kedua kubu pendukung paslon pilkada dengan menggelontorkan bantuan uang. Proses damai ditandai dengan ritual adat patah panah dan lepas tali busur pada Jumat (6/6/2025).

“Jumlah bantuan yang diberikan kepada masing-masing kubu adalah sebesar Rp 5 miliar, sehingga total bantuan kepada kedua kubu berjumlah Rp 10 miliar,” ungkap Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib dalam keterangannya dikutip, Sabtu (7/6).

Tradisi rekonsiliasi pascakonflik Pilkada Puncak Jaya ini digelar secara terpisah. Yopi Murib menyerahkan bantuan dana untuk kubu paslon 01 di Lapangan Amanah, sedangkan kubu paslon 02 di Lapangan Pagaleme.

Bantuan dana bersumber dari APBD Puncak Jaya tahun anggaran 2025. Proses penyerahan bantuan untuk ritual adat itu turut dikawal Kapolres Puncak Jaya AKBP Achmad Fauzan dan Dandim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Irawan Setya Kusuma.

“Kami Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya telah menyerahkan bantuan kepada kedua kubu yang sedang bertikai sebagai bentuk bantuan pemerintah untuk menyelenggarakan ritual adat patah panah dan lepas tali busur,” paparnya.

Yopi Murib menegaskan, pihaknya tidak memiliki kepentingan tertentu dibalik penyerahan bantuan itu. Pemkab Puncak Jaya hanya fokus berupaya menjaga situasi kembali kondusif dan pemerintahan bisa berjalan normal.

“Sehingga bupati dan wakil terpilih bisa melaksanakan visi-misinya dengan baik, tidak terganggu lagi oleh keluarga pihak korban dari kedua belah pihak, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar,” jelas Yopi Murib.

Penyerahan bantuan dana untuk ritual adat ini telah dilaporkan ke pemerintah pusat, Pemprov Papua Tengah dan unsur forkopimda. Yopi Murib pun berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya perdamaian ini.

“Kiranya Tuhan selalu melindungi dan menjaga Kabupaten Puncak Jaya agar tetap aman dan kondusif sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat dapat berjalan dengan baik ke depan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Pilkada Puncak Jaya dimenangkan paslon 01, Yuni Wonda dan Mus Kogoya. Paslon 02 Miren Kogoya-Mendi Wonerengga sempat menggugat hasil pilkada meski belakangan gugatannya ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

Putusan MK tersebut menguatkan posisi Yuni Wonda dan Mus Kogoya sebagai bupati dan wakil bupati Puncak Jaya terpilih. Namun jadwal dan lokasi pelantikan keduanya belum ada kejelasan hingga saat ini.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya….

Sebelum ritual adat patah panah dan lepas tali busur digelar, kubu pendukung paslon 01 dan paslon 02 sempat terlibat bentrokan dua kali dalam sepekan. Bentrokan mulanya terjadi di Kampung Karubate dan Kampung Wuyuneri pada Selasa (3/6) siang.

Insiden tersebut mengakibatkan seorang ASN Dinas Dukcapil berinisial GE (48) meninggal dunia. Dua warga masing-masing berinisial PM (17) dan DE (45) juga dilaporkan luka-luka setelah terkena panah.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Achmad Fauzan mengatakan, bentrokan terjadi bukan hanya akibat rivalitas terkait pilkada antara kedua kubu. Kericuhan turut dipicu adanya provokasi oleh oknum dari luar Kota Mulia yang sengaja menciptakan konflik.

“Situasi menjadi lebih kompleks dengan adanya laporan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) mulai memanfaatkan kekacauan ini untuk melakukan manuver,” kata Achmad dalam keterangannya, Kamis (3/6).

Dari hasil pantauan, ada pergerakan KKB di jalur Kampung Karubate menuju Kampung Yalinggua. Aparat TNI dan Polri pun diturunkan melakukan pengejaran untuk mencegah potensi serangan terhadap aparat maupun warga sipil.

“Aparat keamanan pun mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk peningkatan patroli malam, penyekatan wilayah-wilayah rawan, serta operasi keamanan terpadu dengan tetap menjunjung tinggi prosedur standar dan kehati-hatian,” paparnya.

Dua hari berselang, aksi saling serang kembali terjadi tepatnya di Kampung Karubate pada Kamis (5/6) pagi. Bentrokan diduga dipicu aksi balas dendam imbas adanya korban dalam kericuhan yang terjadi sebelumnya.

“Aksi saling serang terjadi kembali dikarenakan rasa tidak terima antar-massa pendukung terhadap korban-korban pasca-aksi saling serang pada 3 Juni 2025,” ungkap Achmad dalam keterangannya, Jumat (6/6).

Achmad mengatakan, sebanyak 9 rumah dan 3 honai dibakar massa yang terlibat bentrok. Ratusan korban dari kubu 01 dan kubu 02 juga dilaporkan mengalami luka-luka.

“Aksi saling serang antar massa pendukung telah memakan korban luka-luka sebanyak 215 korban luka-luka dan 2 orang meninggal dunia,” imbuh Ahmad.

Aparat pun mewaspadai potensi aksi serangan susulan. Apalagi bentrokan ini rawan terjadi akibat pengaruh oknum tertentu yang sengaja menghasut kedua belah pihak.

“Dimungkinkan adanya oknum maupun kelompok tertentu yang berasal dari luar Kota Mulia yang sengaja membuat kesalahpahaman antara kedua massa pendukung agar kembali terjadi aksi saling serang,” jelasnya.

Ritual Patah Panah-Lepas Tali Busur

2 Kali Bentrokan Maut Dalam Sepekan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *