Bulan Dzulhijjah adalah bulan istimewa dalam Islam, terutama pada 10 hari pertamanya. Di waktu ini, umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah, salah satunya dengan menjalankan puasa sunnah pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Puasa ini menjadi amalan yang sangat dicintai Allah SWT dan memiliki ganjaran yang luar biasa. Dikutip dari laman Almanhaj, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
Artinya: Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.
Puasa di awal bulan Dzulhijjah ini terdiri dari puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah), puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah), dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah). Agar puasa yang dijalankan sah dan dapat meraih keutamaannya, penting untuk mengetahui dan membaca niatnya.
Dalam artikel ini, infoSulsel sajikan niat puasa 1-9 Dzulhijjah 2025 lengkap dalam tulisan Arab-Latin serta terjemahannya. Yuk, disimak!
Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI dan buku “Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya” karya Khalifa Zain Nasrullah, berikut ini niat puasa Dzulhijjah selengkapnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُوالْحِجَّةٌ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Sementara itu, untuk bacaan niat pada 8 Dzulhijjah atau puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta’ala.
Artinya: “Saya berniat melakukan puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Adapun niat untuk puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat puasa ‘Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Menukil buku Rahasia Puasa Sunah yang ditulis Ahmad Syahirulk Alim LC MPd, dijelaskan bahwa puasa Dzulhijjah tergolong sebagai puasa sunnah. Oleh karena itu, niatnya dapat diucapkan baik pada malam hari maupun di siang hari.
Seseorang masih diperbolehkan berniat puasa Dzulhijjah di siang hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum, sejak terbit fajar. Namun, pembacaan niat ini hanya dapat dilakukan sebelum waktu tergelincirnya Matahari.
Secara umum, cara menjalankan puasa Dzulhijjah tidak berbeda dengan puasa sunah lainnya. Yang membedakan hanyalah pada bacaan niatnya.
Berikut panduan lengkap dalam melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah yang dilansir dari buku Panduan Praktis Ibadah Puasa yang disusun oleh Drs E Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim Lc:
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
1. Membaca Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah
Sebelum menjalankan puasa, dianjurkan untuk melafalkan niat sesuai dengan jenis puasanya, baik itu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, maupun Arafah. Bacaan niat dapat disesuaikan sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya.
2. Sahur
Makan sahur sangat disarankan meskipun tidak diwajibkan. Sahur memiliki manfaat penting, terutama dalam menjaga energi tubuh selama menjalankan puasa.
3. Berpuasa
Waktu berpuasa dimulai dari masuknya waktu imsak hingga tibanya waktu berbuka. Selama periode ini, umat Islam wajib menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal lain yang membatalkan puasa.
4. Menyegerakan Berbuka
Begitu adzan Maghrib berkumandang, disunnahkan untuk segera berbuka. Menyegerakan berbuka merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Mengerjakan puasa 1-9 Dzulhijjah memiliki keutamaan yang besar. Seseorang yang menjalankan puasa pada hari-hari ini akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bahkan setara dengan pahala berpuasa selama satu tahun penuh.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam buku Fiqh Ibadah karya Nur Hidayah Al Amin Lc ME Sy dan Khairul Imam S H I, M Si, yang menyebutkan:
“Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah dimana seorang hamba beribadah di dalam hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukannya di dalam 10 hari Dzulhijjah. Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiyamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiyamullail setahun.”
Selain itu, umat muslim yang mengerjakan puasa ini juga berarti meneladani sunnah Rasulullah SAW. Maka menjalankan puasa ini adalah bentuk kecintaan dan ketaatan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW.
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Khamis yang berikutnya” (HR Imam Ahmad dan an-Nasa’i)
Berdasarkan hasil sidang isbat penetapan awal Dzulhijjah 1446 H, 1 Dzulhijjah 2025 ditetapkan jatuh pada hari Rabu, 28 Mei 2025. Penetapan ini sejalan dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah mengenai awal bulan Dzulhijjah 1446 H.
Dengan demikian, puasa Dzulhijjah 2025 dapat dimulai sejak tanggal 28 Mei hingga 3 Juni 2025. Selanjutnya, puasa Tarwiyah jatuh pada 4 Juni 2025, dan puncaknya adalah puasa Arafah pada 5 Juni 2025.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini jadwal puasa Dzulhijjah 2025:
Itulah niat, tata cara dan jadwal puasa 1-9 Dzulhijjah 2025. Semoga bermanfaat!