Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam relasi pribadi dengan Allah. Melalui renungan ini, umat diajak untuk merenungkan sabda Tuhan secara lebih personal, menanggapi panggilan-Nya, serta membawanya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Minggu, 21 Desember 2025 gereja memasuki Minggu Adven IV, Minggu terakhir sebelum Natal. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Yes 7:10-14; Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6; Rm 1;1-7; dan Mat 1:18-24.
Renungan Katolik 21 Desember 2025 mengangkat tema “Melakukan Kehendaknya” yang dikutip dari buku Inspirasi Pagi (LBI) OLEH Eviantine Evi Susanto. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
“Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas.”
Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.”
Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,
dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.
Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.
Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” ?yang berarti: Allah menyertai kita.
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
Hari ini, kita memasuki Minggu Adven IV. Ini artinya jalan menuju kelahiran Yesus Kristus sudah makin dekat.
Dalam bacaan Injil dikisahkan, Maria yang bertunangan dengan Yusuf ternyata telah mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hidup bersama sebagai suami istri. Hal ini membuat Yusuf berpikiran untuk menceraikan Maria secara diam-diam.
Yusuf tidak ingin Maria celaka, sebab bila Maria ketahuan telah mengandung sebelum bersuami, ia bisa dihukum rajam hingga mati. Di tengah kebimbangan Yusuf, malaikat Tuhan hadir dalam mimpi dan meneguhkan hatinya untuk mau menerima Maria beserta Anak yang ada dalam kandungannya.
Yusuf akhirnya berani mengambil keputusan untuk tetap mengambil Maria sebagai istrinya. Melalui mimpi tersebut, ia dikuatkan dan dibimbing untuk mau melakukan kehendak-Nya. Inilah rencana besar yang Tuhan persiapkan bagi dirinya dan Maria.
Dalam perjalanan kehidupan kita terkadang muncul kebimbangan, kemarahan, dan kekecewaan, sehingga kita susah untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Kita lebih sering cepat marah, tidak sabar menghadapinya, bersitegang, lalu menghakimi orang lain. Bila tidak dapat diselesaikan, bisa saja suatu permasalahan terbawa hingga waktunya kita beristirahat atau tidur.
Dalam tidur, alam bawah sadar kita bekerja atau yang sering kita sebut mimpi. Mimpi terkadang memberikan gambaran, ide, pesan, ataupun solusi untuk permasalahan yang kita hadapi. Dalam keheningan malam ketika kita berdoa, tertidur, atau bermimpi, kita dapat saja menemukan jawaban yang Tuhan berikan atas permasalahan yang terjadi hari ini ataupun yang telah berlalu.
Di sisi lain, peristiwa atau masalah tersebut merupakan salah satu upaya Tuhan agar kita mau belajar dan melakukan kehendak-Nya, mulai dari bersikap menerima tanpa berprasangka buruk, sabar menelaah apa yang telah terjadi, bersikap rendah hati untuk mendengarkan, serta mau mengampuni sesama. Agar bisa melakukan kehendak-Nya, kita membutuhkan bimbingan Tuhan melalui pesan-pesan yang disampaikan-Nya dengan berbagai cara, secara langsung maupun tidak langsung.
Belajar dari Yusuf, Tuhan menghendaki agar kita bisa mengambil keputusan yang tepat, baik, benar, dan bertanggung jawab, serta tidak pernah meragukan penyertaan-Nya di dalam kehidupan ini.
Ya Allah, kami mengetahui dari kabar Malaikat bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu menjadi manusia. Maka kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami diantar ke kebangkitan yang mulia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Tidak banyak orang dianugerahi karisma yang begitu besar seperti Petrus Kanisius. Karismanya terletak pada pandangannya yang meluncur jauh ke depan, menguak dan menyingkapkan kebutuhan zaman dan Gereja sepanjang masa terutama di bidang pendidikan dan penerbitan.
Ia lahir di Nijmegen, negeri Belanda pada tanggal 8 Mei 1521. Pada waktu itu Nijmegen merupakan bagian dari Keuskupan Agung Koln yang masih di bawah pengawasan Jerman. Petrus adalah putera sulung bapak Yakob Kanis, pengasuh putera-puteri bangsawan Lorranine dan walikota Nijmegen.
Karena kecerdasan otaknya maka sudah sejak umur 15 tahun ia belajar di Universitas Koln. Pada umur 19 tahun, ia masuk Serikat Yesus. Semasa hidupnya ia menyaksikan pergolakan hebat di dalam Gereja, yaitu perpecahan di antara umat Kristen yang disebabkan Protestantisme.
Kesucian dan kariernya sangat kuat dipengaruhi oleh Petrus Faber dan Ignasius Loyola. Ia bertemu dengan Petrus Faber dalam sebuah retret. Sedangkan pengaruh dari Ignasius Loyola didapatnya karena selama 6 bulan di Roma, dia tinggal bersama Ignasius.
Ia ikut ambil bagian dalam mendirikan rumah biara Yesuit di Koln, tempat ia menjalani masa novisiatnya. Pada tahun 1546 ia ditahbiskan imam. Dalam waktu singkat ia segera terkenal sebagai seorang pengkotbah ulung.
Pada waktu Konsili Trente, ia terpilih sebagai peserta dari kalangan ahli teologi. Pada tahun 1548 ia mengajar retorika di sebuah kolese Yesuit di Messina; dari Messina ia pindah ke Winna untuk tugas yang sama.
Lewat kotbah dan pengajaran agamanya yang mengagumkan, ia menanamkan pengaruhnya yang sangat besar di semua kalangan, sehingga membuat iri pihak protestan. Ia mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyebarkan iman ialah dengan doa dan kerja keras bukan dengan mencemoohi agama lain.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Tiga kali ia ditawari jabatan uskup oleh raja tetapi ia menolaknya. Baru pada tahun 1557 ia ditunjuk oleh Ignasius menjadi administrator pada takhta keuskupan yang sedang kosong. Di masa itu ia banyak menulis buku-buku pelajaran agama (katekismus), mendirikan sekolah dasar, kolose dan seminari.
Dengan tekun dan rajin ia mengajar, berkotbah dan menguatkan iman para rohaniwan yang mengalami krisis dalam menghayati panggilannya. Ia mempunyai keyakinan bahwa berkarya di tanah airnya sendiri tidak kalah dengan bertugas sebagai misionaris di tanah asing.
Pandangannya jauh ke depan; maka di samping pendidikan, ia juga memelopori karya penerbitan buku-buku. Ia meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 1597 dalam usia 78 tahun ketika sedang bertugas di Fribourg, Switzerland. Oleh Paus Pius XI (1922-1939), ia digelari ‘Santo’ dan ‘Pujangga Gereja’, dan dianggap sebagai Rasul Jerman Kedua.
Demikian renungan harian Katolik Minggu, 21 Desember 2025. Tuhan Yesus memberkati!
Renungan Harian Katolik Hari Ini 21 Desember 2025
Bacaan I: Yes 7:10-14
Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4b.5-6
Bacaan II: Rm 1;1-7
Bait Pengantar Injil: Mat 1:23
Bacaan Injil: Mat 1:18-24
Renungan Hari Ini: Melakukan Kehendak-Nya
Doa Penutup
Kisah Santo Petrus Kanisius, Pengaku Iman dan Pujangga Gereja









