Pria inisial IRJ (46) yang diduga mencabuli empat siswi SMP di Tojo Una-una (Touna), Sulawesi Tengah (Sulteng), ternyata seorang aparatur sipil negara (ASN). IRJ sehari-hari bekerja sebagai staf tata usaha (TU) di sekolah korban.
“(Pelaku berstatus) ASN, staf (TU) di sekolah itu,” kata Kasi Humas Polres Touna Iptu Martono kepada infocom, Kamis (1/5/2025).
Martono menuturkan, pelaku tinggal bersama istrinya di rumahnya. Dia menyebut istri pelaku pernah menjadi kepala sekolah di sekolah korban sehingga pelaku ditempatkan di sana sebagai staf TU.
“Ada istrinya (tinggal di rumah bersama korban). Kalau menurut sumber itu istrinya dulu kepala sekolah di SMP itu. Dulunya, sempat pindah-pindah di sekolah lain. Cuma dia balik lagi, suaminya ini jadi staf TU-nya,” tutur Martono.
Martono belum menjelaskan lebih jauh soal motif pelaku melakukan pencabulan kepada korban. Dia menyebut saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
“Sekarang sedang dalam proses. (Motifnya) saya belum koordinasi lagi ini karena masih pendalaman. Dan belum juga ada sumber lagi,” ucapnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Diberitakan sebelumnya, pelaku IRJ ditangkap setelah dilaporkan oleh warga ke Polsek Ulubongka pada Senin (28/4) pagi. Pelaku ditangkap di Jalan Trans Bongka, saat sedang dalam perjalanan menuju desa lain.
“Para korban ini merupakan warga desa yang bersekolah di sekolah yang ada di desa lain. Mereka menumpang tinggal di rumah IRJ karena desa mereka jauh dari sekolah,” kata Kasi Humas Polres Touna Iptu Martono dalam keterangannya, Selasa (29/4).
Martono mengatakan salah satu korban mengaku diperkosa IRJ pada 6 Januari 2025 sekitar pukul 05.00 Wita. IRJ melancarkan aksinya dengan memegang tangan dan leher korban sehingga tidak dapat melawan.
“IRJ masuk ke kamar dan memeluk korban. Tangan dan leher korban dikancing sehingga korban tidak bisa melawan. Kemudian terjadilah peristiwa pemerkosaan tersebut,” ucap Martono.
Dia menyebut korban lain juga mengaku dilecehkan oleh IRJ. Pelecehan itu dilakukan dengan memegang daerah vital korban dan sudah terjadi secara berulang. Dia menambahkan, menurut keterangan dua orang korban tersebut, masih ada dua siswi lainnya yang mengalami kekerasan seksual.