Universitas Terbuka (UT) Ternate mendukung penuh kebijakan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang membuka akses SMA bagi anak-anak kepulauan tanpa harus merantau. Langkah ini dinilai strategis untuk pemerataan pendidikan dan menjawab tantangan geografis daerah kepulauan.
Direktur Universitas Terbuka Ternate Dr. Muhlis Hafel, M.Si menilai kebijakan itu sebagai terobosan strategis untuk mengatasi tantangan kepulauan Maluku Utara sekaligus memperkuat pemerataan pendidikan daerah.
“Kebijakan ini sangat visioner dan berpihak pada masa depan anak-anak Maluku Utara. Tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya ke luar pulau. Dengan menghadirkan akses SMA di wilayah kepulauan, pemerintah telah membuka kesempatan yang lebih adil bagi seluruh generasi muda,” ujar Dr. Muhlis Hafel dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya, kebijakan tersebut sejalan dengan semangat pendidikan inklusif dan berkeadilan, sekaligus berpotensi menekan angka putus sekolah, mengurangi beban ekonomi keluarga, serta menjaga ikatan sosial anak dengan lingkungan dan budayanya sendiri.
Pengalaman UT dalam PJJ sebagai Rujukan SMA Terbuka
Sebagai perguruan tinggi negeri berpengalaman dalam Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Universitas Terbuka, termasuk UT Ternate menilai SMA Terbuka harus dirancang dengan aspek strategis agar efektif dan berkelanjutan.
Dr. Muhlis Hafel menjelaskan, terdapat beberapa pelajaran penting dari pengalaman UT yang relevan untuk diterapkan, antara lain:
1. Ketersediaan Infrastruktur dan Akses Teknologi
Keberhasilan PJJ bergantung pada internet, perangkat, dan pusat layanan belajar, dengan pemerataan teknologi sebagai dasar utama.
2. Penguatan Kapasitas Guru dan Tutor
Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran mandiri, sehingga perlu pelatihan berkelanjutan dalam metode PJJ, pengelolaan kelas daring, dan pemanfaatan media digital maupun luring.
3. Pengembangan Modul Pembelajaran Mandiri
UT telah lama memakai modul khusus untuk belajar mandiri. SMA Terbuka pun perlu menyiapkan bahan ajar sederhana, kontekstual, mudah diakses, dan fleksibel sesuai kondisi daerah.
4. Sistem Evaluasi dan Pendampingan Berkelanjutan
Monitoring belajar, asesmen rutin, dan pendampingan akademik krusial agar peserta didik tidak tertinggal dan tetap termotivasi.
5. Kolaborasi Multipihak
Kolaborasi pemerintah daerah, sekolah, perguruan tinggi, komunitas, dan orang tua menjadi kunci sukses pendidikan terbuka di wilayah kepulauan.
“Universitas Terbuka siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam berbagi pengalaman, praktik baik, serta penguatan sistem pembelajaran jarak jauh yang telah kami terapkan,” pungkasnya.
UT Ternate meyakini bahwa melalui perencanaan yang matang dan dukungan kebijakan yang solid, program SMA Terbuka di Maluku Utara dapat berjalan dengan efektif.
Dengan kolaborasi lintas sektor, inisiatif ini berpotensi menjadi model nasional dalam mewujudkan pendidikan yang merata, adaptif, dan berkelanjutan bagi daerah kepulauan.
