Rektor Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) Ansar Suyuti merespons insiden 20 mahasiswa yang tersesat dalam pendakian di Gunung Nepo, Kecamatan Bacukiki. Ansar menyebut 16 dari 20 pendaki merupakan mahasiswa ITH, sementara pendakian itu disebut bukan agenda kampus.
“Saya kurang tahu pastinya (kegiatan pendakian itu) karena menurut saya tidak ada izin untuk melakukan pendakian. Itu ada 16 mahasiswa ITH, selebihnya lain itu, dari kampus lain,” kata Ansar kepada infoSulsel, Senin (16/6/2025).
Ansar menjelaskan, di ITH belum ada organisasi mahasiswa pencinta alam (Mapala) yang terbentuk. Dia mengatakan kegiatan mendaki gunung itu murni inisiatif mahasiswa.
“Belum ada mahasiswa pencinta alam di ITH. Mahasiswa yang pergi mendaki tidak izin, artinya mereka inisiatif pribadi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kegiatan di luar kampus ITH semestinya punya pendampingan dan izin dari kampus. Selain itu, kegiatan di luar kampus juga harusnya menyampaikan proposal atas nama BEM ke pimpinan kampus untuk disetujui.
“Setiap kegiatan di luar kampus harus atas nama BEM. Dan BEM mengusulkan proposal ke WR (wakil Rektor) Akademik untuk mendapat persetujuan. Kemudian WR Akademik menugaskan pembina dari dosen,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 20 mahasiswa di Parepare tersesat saat mendaki di Pegunungan Nepo Kecamatan Bacukiki. Saat ditemukan, satu pendaki mengalami hipotermia.
Para mahasiswa itu ditemukan oleh tim gabungan di Gunung Nepo, Senin (16/6) sekitar pukul 01.38 Wita. Para pendaki kesulitan mengakses jalan saat turun akibat hujan deras.
“Korban mendaki tektok bersama 19 orang. 1 orang mengalami Hipotermia karena terjadi hujan di daerah Gunung Nepo,” ungkap Koordinator Pos Unit Siaga SAR Parepare, Agussalim kepada infoSulsel, Senin (16/6).