Kemenag Sulsel Sulit Cegah Jemaah Haji Tampil Glamor, Imbau Pakai Batik

Posted on

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku sulit mencegah atau melarang jemaah haji debarkasi untuk tampil glamor dan penuh perhiasan sepulang dari tanah suci. Namun pihaknya tetap mengimbau agar jemaah haji tetap memakai batik saat tiba di Indonesia.

“Pak Kanwil (Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid) itu sering mengimbau. Pada saat manasik, diingatkan petugasnya, ketua kloter. Tolong diingatkan jemaahnya ketika kembali diimbau supaya semua menggunakan pakaian batik haji,” ujar Humas Kanwil Kemenag Sulsel Wardy Siradj kepada infoSulsel, Sabtu (14/6/2025).

Wardy mengungkapkan jemaah memang mengenakan batik saat akan berangkat atau dalam perjalanan ke tanah air. Namun, realitanya di lapangan tak sedikit yang tetap mengenakan pakaian mencolok saat tiba di bandara.

“Memang menggunakan pakaian batik haji di luar. Tapi, begitu sampai di sini, sisa buka pakaian batik haji, ternyata sudah pakai pakaian bling-bling juga di dalamnya,” katanya.

Menurutnya, kebiasaan memakai pakaian mewah usai pulang haji sudah menjadi semacam tradisi di masyarakat. Pihaknya pun mengaku kesulitan memberikan larangan tegas, apalagi menyangkut cara pandang jemaah.

“Karena ini persoalan perspektif. Mereka (masyarakat umum) mungkin menganggap dengan berpakaian seperti itu glamor, itu ria, suka pamer. Tapi, di sisi yang si pribadi yang pemakai, mungkin menganggap seperti itulah memuliakan ibadah haji, makanya harus dibedakan dengan ibadah lainnya,” bebernya.

Wardy menyebut Kemenag Sulsel tetap mengingatkan agar jemaah menahan diri agar tidak berlebihan dalam berpenampilan. Di sisi lain, kata dia, suasana emosional kepulangan dari tanah suci kerap memunculkan euforia sehingga perlu disikapi dengan bijak.

“Kita juga tidak bisa memaksakan. Jangan sampai merusak perasaan jemaah kita. Ya, euforia,” ucapnya.

Di satu sisi, Wardy juga memastikan hingga kepulangan kloter ke-4 debarkasi Makassar, belum ditemukan barang-barang terlarang atau mencurigakan yang dibawa jemaah saat pulang. Menurutnya, semua sudah diperiksa sejak dari Arab Saudi.

“Sudah tidak ada masalah sesungguhnya karena barang-barangnya sudah diperiksa di negara asal (Arab Saudi). Jadi, semua barang-barang terlarang, menurut aturan penerbangan internasional, sudah diskrining sejak dari bandara keberangkatan di sana. Jadi, kalau di sini tidak ada, sih. Belum ada sesuatu yang mencolok terkait dengan barang-barang yang aneh dari jemaah haji,” bebernya.

Dia mengemukakan pengalaman sebelumnya pernah ada jemaah yang membawa emas dalam jumlah mencolok. Namun, hal itu belum ditemukan sampai sejauh ini.

“Dulu, kan, ada yang sampai bawa emas yang banyak dipakai di segala macam, ini tidak. Sampai saat ini belum ada yang kelihatan seperti itu. Paling pakaian bling-bling,” ungkapnya.

Sementara itu, kedatangan jemaah haji asal Sulsel terus berlanjut. Wardy mengatakan kloter 5 asal Kabupaten Gowa dijadwalkan tiba Sabtu malam pukul 19.00 Wita dengan jumlah 393 orang.

“Yang akan tiba hari ini adalah kloter 5 dari Kabupaten Gowa. 393 orang, satu kloter semua dari Gowa,” sebutnya.

Adapun kloter 6 akan tiba pada Minggu (15/6) pagi pukul 08.00 Wita dengan jumlah yang sama, terdiri dari jemaah asal Gowa dan Soppeng. Hingga kloter 4, jumlah jemaah yang telah mendarat mencapai 1.568 orang dari total 15.875 jemaah embarkasi Makassar. Jumlah jemaah wafat tercatat sebanyak 23 orang.

Sebelumnya diberitakan, Diberitakan sebelumnya, sebanyak 392 jemaah haji kelompok terbang (kloter) kedua debarkasi Makassar telah tiba di Asrama Haji Sudiang, Makassar pada Kamis (12/6). Sejumlah jemaah tampil mencolok dengan busana glamor dibalut perhiasan sepulang dari tanah suci.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Sulsel Syamsul Bahri Abd Hamid mengakui hal itu sudah menjadi tradisi khususnya jemaah haji dari Sulsel. Namun pihaknya meminta jemaah tidak tampil berlebihan yang berpotensi memunculkan sikap pamer.

“Sebenarnya menggunakan perhiasan bukan hal yang dilarang dalam agama. Baguslah untuk wanita apalagi, ya. Tapi, kalau berlebihan, berbangga-bangga, Allah tidak suka kita bangga-bangga,” tutur Syamsul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *