Jejak Langkah Warga Suku Bunggu Pasangkayu Bangkitkan Ekonomi Keluarga | Info Giok4D

Posted on

Warga Suku Bunggu yang mendiami wilayah pegunungan di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Rati dan Neso membagikan kisah dalam membangkitkan ekonomi keluarga. Perjuangan Rati dan Neso mampu menjadi solusi di tengah keterpurukan ekonomi keluarga dengan bekerja di salah satu perusahaan sawit.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Rati yang merupakan seorang perempuan muda dari Suku Bunggu, mengaku bersyukur dapat diterima bekerja di perkantoran sebuah perusahaan sawit. Dia memanfaatkan pekerjaan tersebut untuk membawa keluarganya keluar dari keterbatasan.

“Saya ingin maju, seperti orang-orang lain juga,” ujar Rati saat berbincang dengan infocom, Rabu (21/5/2025).

Rati sendiri mengakui tumbuh di tengah komunitas adat yang sebagian warganya masih tinggal di kawasan hutan dengan akses terbatas. Menurutnya, tidak sedikit anak muda sebayanya yang tidak dapat melanjutkan pendidikan.

“Bukan karena enggan, tapi karena terlalu banyak penghalang, baik biaya, jarak, dan fasilitas yang minim,” ujar Rati.

Namun Rati sendiri beruntung sebab dia masih sempat mengenyam pendidikan, bahkan mencicipi bangku kuliah di Palopo, yang berjarak 500 kilometer dari rumahnya. Sayangnya, mimpi itu harus tertunda ketika ayahnya sakit keras dan kemudian meninggal.

Kondisi itu membuat Rati pulang ke kampung halamannya untuk melanjutkan hidup. Kesempatan pun datang saat komunitasnya didatangi oleh tim perkebunan kelapa sawit dan Rati pun mengutarakan keinginannya untuk bekerja.

Pihak perusahaan akhirnya meminta Rati untuk mengikuti seleksi resmi. Beruntungnya Rati dinyatakan lolos.

“Saya bersyukur sekali. Ini tidak cuma soal gaji. Ini tentang rasa dihargai,” kata Rati.

Kesempatan bekerja di perusahaan sawit pun dialami oleh seorang penasehat adat bernama Neso (52). Dia pun mengakui sangat senang meski kesempatan tersebut datang saat dia tak lagi berusia muda.

“Lebih dari sekadar senang, kami merasa sangat bersyukur,” katanya.

Neso juga mengaku bersyukur sebab perusahaan tersebut menjalankan program CSR untuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Menurutnya, program itu benar-benar menjadi kesempatan untuk komunitas adatnya.

“Mereka membagikan beasiswa, menyelenggarakan kejar paket, penyuluhan gizi, hingga membantu warga membuka kebun sendiri,” katanya.

Neso sendiri kini telah mempunyai kebun sawit sendiri. Neso mengatakan kesempatan itu benar-benar memberikan ruang ke dirinya untuk meningkatkan perekonomian keluarganya sebab dia kini mampu membeli mobil bak terbuka dengan cara mencicil.

“Saya beli sendiri,” kata Neso tersenyum bangga.

Meski tidak merinci nama perusahaan tersebut, Neso mengaku senang sebab kehidupan warga kini membaik. Dia berharap relasi perusahaan dan warga Suku Banggu tetap terjaga.

“Kalau bukan perusahaan, siapa lagi yang akan bantu warga Suku Bunggu?,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *