Bek PSM Makassar Yuran Fernandes yang mengkritik sepakbola Indonesia berbuntut panjang hingga dijatuhi hukuman oleh PSSI berupa larangan beraktivitas selama 12 bulan. Suporter PSM merespons sanksi tersebut terlalu berlebihan.
“Ya, kita menyayangkan adanya hal seperti itu sanksinya. apalagi seperti mendadak sekali jelang pertandingan. Itu sangat kita sayangkan sekali,” ungkap Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ), Uki Nugraha kepada infoSulsel, Sabtu (10/5/2025).
Pria yang akrab disapa Daeng Uki itu menilai pada dasarnya Yuran memang melakukan kesalahan dengan unggahan kritiknya yang tanpa dasar bukti yang kuat. Namun menurutnya, sikap Yuran itu seharusnya ditindaki secara bijak oleh PSSI.
“Kalau kita (PSM) mau bilang kita salah ya memang kita salah dengan tindakan seperti itu. Tapi setidaknya sebagai ketua (PSSI) lebih bijaknya harus berterima kasih karena ada yang berani bicara,” ujarnya.
Daeng Uki menjelaskan, PSSI seharusnya merespons kritikan itu dengan melakukan penelusuran terlebih dahulu. Sebab kritikan yang dilontarkan pemain, pasti akan sebabnya.
“Pak Erick Tohir seharusnya dia bilang oh iya kita akan lihat, kita akan cari. Kalau memang ada terima kasih, sudah dikasih informasi. Bukan malah kasih sanksi,” tuturnya.
Dia berharap banding sanksi yang diajukan PSM dapat diterima. Paling tidak harapannya hukuman kepada Yuran dapat diringankan.
“Paling tidak denda atau peringatan lah. Kalau mengulangi lagi seperti ini, jangan langsung tidak boleh berkiprah di sepakbola Indonesia selama 12 bulan,” katanya.
“Waduh, itu kan sama membunuh karier seseorang juga merugikan PSM. Yang dirugikan di sini kan PSM-nya,” lanjutnya.
Sanksi berat dari komdis PSSI kepada Yuran juga dinilai dapat berdampak pada citra sepakbola Indonesia di dunia. Apalagi jika Yuran melaporkannya ke Federasinya atau bahkan ke FIFA.
“Bisa nanti bikin laporan ke FIFA atau ke federasinya. Ini akan berimbas ke sepakbola Indonesia. Pernah kita rasakan disanksi tidak boleh ada liga,” ujar dia.
Daeng Uki turut menyinggung perbedaan sikap PSSI terhadap Penasehat Semen Padang FC, Andre Rosiade yang kerap melayangkan kritik pedas ke PSSI. Uki meminta agar PSSI bisa memberi tindakan secara berimbang.
“Ya kan beda perlakuannya dengan Pak Andre Rosiade. Beda-beda perlakuannya. Walaupun mungkin beda juga cara mengungkapkan bahasanya beda Yuran dengan Andre Rosiade, tapi ya harusnya kan berimbang gitu,” pungkasnya.
Yuran Fernandes sebelumnya sempat membuat unggahan bersifat kritikan pada Liga 1. Usai PSM Makassar dikalahkan PSS Sleman 1-3 pada Sabtu (3/5), sang kapten menulis kritikan keras.
“Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia,” tulis Yuran Fernandes di Instagram story pribadinya, Minggu (4/5).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya…
Unggahan di Instastory itu kemudian sempat dihapus. Yuran kemudian sempat membuat klarifikasi dan permintaan maaf pada Senin (5/5).
“Para pecinta sepak bola Indonesia. Saya ingin memberikan klarifikasi terkait unggahan saya di Instagram pada tanggal 3 Mei 2025. Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola. Ungkapan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara,” tulisnya.
“Pernyataan tersebut merupakan luapan emosional, tepat setelah pertandingan yang penuh dengan tekanan dan drama. Saya yakin mereka yang menonton pertandingan tersebut paham betul mengapa saya begitu emosional.”
“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf dan meminta untuk tidak menyalah artikan unggahan saya ke dalam konteks yang lebih luas. Itu hanya murni merupakan bentuk kekecewaan pribadi saya terhadap situasi di lapangan, sekaligus cerminan dari rasa peduli dan harapan saya kepada PSSI dan LIB, bahwa sepak bola Indonesia bisa berkembang dan menjadi lebih baik dari hari ini. Terima kasih,” tulisnya.
Meski sudah meminta maaf, Yuran tetap harus menjalani Sidang Komite Disiplin PSSI via daring pada Rabu (7/5). Hingga hasil putusan sidang keluar pada Jumat (9/5) yang menghukum Yuran Fernandes berupa larangan bermain selama 12 bulan di sepakbola Indonesia dan denda Rp 25 juta.
“Kami terima surat yang berisi tentang sanksi terhadap pemain kami Yuran Fernandes. Adapun isi sanksi komdis itu merupakan tidak boleh beraktivitas di dunia sepak bola Indonesia selama 12 bulan,” kata Media Officer PSM Makassar Sulaiman Abdul Karim kepada infoSulsel, Sabtu (10/5).