Setiap tanggal dalam kalender menyimpan makna dan peringatan tertentu di berbagai belahan dunia, termasuk hari ini, 17 Desember 2025. Pada tanggal ini, beberapa peringatan dirayakan untuk melestarikan budaya dan mengenang sejarah.
Lantas, tanggal 17 Desember memperingati hari apa saja?
Di Indonesia, terdapat peringatan Hari Pantun Nasional yang menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya. Sementara di belahan dunia lainnya, festival Saturnalia di Romawi dan Hari Nasional Bhutan juga diperingati pada 17 Desember.
Nah, bagi infoers yang ingin mengetahui makna dan sejarah di balik masing-masing peringatannya, berikut infoSulsel menyajikan penjelasan selengkapnya. Yuk, disimak!
Diperingati setiap tanggal 17 Desember, Hari Pantun Nasional jatuh pada tanggal peringatan yang sama dengan Hari Pantun Sedunia. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk menjaga dan melestarikan salah satu warisan budaya Indonesia.
Dilansir dari akun Instagram Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Hari Pantun Nasional ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kebudayaan (Kepmenbud) Nomor 163/M/2025. Penetapan tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian sastra lisan Nusantara.
Hari Pantun Nasional bertujuan untuk menjaga identitas budaya, memperkuat kearifan lokal, serta menghidupkan kembali pantun dalam kehidupan masyarakat. Peringatan ini juga menjadi bentuk penghargaan terhadap pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda yang telah diakui dunia.
Berdasarkan laman resmi Komunikasi Komunikasi dan Digital, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2020 lalu. Pantun tercatat sebagai tradisi budaya Indonesia ke-11 yang memperoleh pengakuan internasional tersebut.
UNESCO menilai pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu, tidak hanya sebagai alat komunikasi sosial, tetapi juga sarat nilai budaya dan agama. Tradisi lisan yang telah hidup lebih dari 500 tahun ini umumnya digunakan dalam upacara adat dan pernikahan, serta kini berkembang sebagai bagian dari ekonomi kreatif.
Saturnalia adalah festival tahunan bangsa Romawi yang berlangsung setiap tanggal 17 hingga 23 Desember. Festival ini bertujuan untuk menghormati dewa pertanian bernama Saturnus.
Dinukil dari laman National Today, Saturnalia berasal dari ritual pertanian kuno yang berkaitan dengan pertengahan musim dingin dan titik balik Matahari musim dingin. Awalnya, festival ini hanya dirayakan satu hari, tetapi kemudian berlangsung selama satu minggu penuh.
Salah satu hal unik dari perayaan ini adalah budak diperbolehkan untuk ikut berpesta dan bahkan bertukar peran dengan tuannya. Berbagai kegiatan meriah seperti jamuan makan, permainan, perjudian, nyanyian, pertukaran hadiah, serta menghias rumah menjadi bagian dari perayaan ini.
Dalam rangkaian ritualnya, ikatan wol yang mengikat kaki patung Saturnus dilonggarkan sebagai simbol kebebasan. Simbol ini mencerminkan semangat perayaan, di mana budak turut merasakan kemewahan dan kebebasan bersama tuan mereka.
Di Romawi, perayaan Saturnalia ditetapkan sebagai hari libur nasional sehingga seluruh kegiatan sekolah hingga bisnis berhenti pada hari ini. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga dan sahabat, sekaligus merayakan kebebasan.
Hari Nasional Bhutan yang diperingati setiap 17 Desember merupakan momen untuk menghormati penobatan raja pertamanya. Bhutan sendiri adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan yang terletak di antara India dan Tiongkok.
Dilansir dari laman National Today, Hari Nasional Bhutan memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1907. Peringatan ini merujuk pada penobatan Ugyen Wangchuck sebagai raja pertama Bhutan dengan gelar Druk Gyalpo pertama.
Pada abad ke-17, Bhutan pernah mengalami penyatuan oleh seorang biksu Buddha bernama Ngawang Namgyal. Saat itu, sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem ganda, di mana dipengaruhi oleh Tibet dan dipimpin oleh Ngawang Namgyal.
Kemudian pada akhir abad ke-19, terjadi perbedaan pandangan antara Tibet dan Kekaisaran Inggris tentang pengelolaan Bhutan. Situasi ini memicu perebutan kekuasaan di dalam negeri, hingga akhirnya Ugyen Wangchuck, Ponlop (gubernur) dari Tongsa bagian tengah Bhutan tampil sebagai sosok yang berhasil menyatukan Bhutan.
Ugyen Wangchuck berhasil menyatukan Buthan dan membangun hubungan baik dengan India Britania. Ketika Ugyen Wangchuck menjadi pemimpin utama di Bhutan, para pemimpin agama dan pejabat pemerintahan mengadakan pertemuan untuk mengakhiri sistem pemerintahan ganda yang telah berlangsung selama 300 tahun.
Mereka sepakat untuk menggantinya dengan sistem pemerintahan baru. Akhirnya, mereka memilih sistem monarki untuk diberlakukan di negara tersebut dan memilih Ugyen Wangchuck sebagai raja mereka.
Penobatan Ugyen Wangchuck pada 17 Desember 1907 menandai lahirnya Dinasti Wangchuck yang masih berkuasa hingga kini. Hari ini dirayakan secara nasional dan ditetapkan sebagai libur nasional.
Demikianlah informasi mengenai daftar peringatan nasional dan internasional yang dirayakan pada tanggal 17 Desember 2025. Semoga bermanfaat!







