Lahan pekuburan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kian sesak sehingga warga mulai diarahkan menggunakan sistem tumpuk. UPT Pemakaman Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar menyebut sejumlah tempat pemakaman umum (TPU) diprediksi penuh pada akhir tahun.
“Ada dibuka (liang baru), ada juga ditumpuk. Kalau memang ada keluarganya, kita arahkan tumpuk,” ujar Kepala UPT Pemakaman DLH Makassar Sitti Khadijah kepada infoSulsel, Kamis (20/11/2025).
Khadijah menjelaskan Makassar memiliki 7 TPU yang dikelola pemerintah kota, yakni TPU Sudiang Raya, TPU Paropo, TPU Dadi, TPU Beroanging, TPU Panaikang, TPU Pannara, dan TPU Maccini. Dia menyebut TPU Maccini sudah tidak digunakan akibat banjir beberapa tahun lalu.
“(6 TPU aktif) semua buka ji liang baru, tapi kurang mi. Tidak seperti yang lalu-lalu kan masih banyak,” katanya.
Menurut Khadijah, 6 TPU yang masih aktif juga menghadapi keterbatasan ruang pemakaman. Dia mencontohkan TPU Sudiang yang diperkirakan penuh sebelum pergantian tahun.
“Terus kayak TPU Sudiang sekarang sisa ya berapa bulanlah begitu. Paling akhir tahun itu sudah penuh mi Sudiang,” tuturnya.
Dia mengatakan sistem tumpuk menjadi salah satu solusi cepat untuk mengatasi keterbatasan lahan. Selain itu, petugas juga masih berupaya mencari celah liang baru di sela-sela makam lama.
“Kalau umpamanya buka liang baru, kita carikan tempat. Karena yang lalu-lalu kan jarang (jarak antara kuburan) caranya memakamkan. Jadi, bisa ada di selanya,” jelasnya.
Khadijah menyebut jarak antar-kuburan yang terlalu renggang di masa lalu membuat lahan lebih cepat habis. Kondisi ini membuat petugas harus ekstra keras mencari ruang pemakaman baru.
“Itu juga yang mempercepat penuh (lahan) karena terlalu jarang (jaraknya),” ungkapnya.
Dia memperkirakan seluruh TPU yang tersisa akan penuh pada akhir tahun ini. Petugas di lapangan bahkan kerap mengingatkan agar memilih sistem tumpuk karena kekurangan lahan.
“Itu lagi anggotaku biasa berteriak, ‘Bu, tumpuk mi, tidak ada mi lahan’,” bebernya.
Menurut Khadijah, dalam sehari ada kurang lebih 10 jenazah dimakamkan di seluruh TPU Makassar. Dia menegaskan pemilihan tumpuk lebih disarankan apabila masih ada makam keluarga yang bisa digabung.
“Tapi, kan biasa ada ditumpuk. Karena kita arahkan memang. Kalau ada ji keluarganya, mending ditumpuk saja,” ucapnya.
Khadijah menuturkan kebutuhan lahan pekuburan baru sudah sangat mendesak. Namun, hingga kini belum tersedia lokasi yang dianggap cocok oleh pemerintah.
“Iya, memang sudah lama. Cuma memang tidak ada lahan yang cocok,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin meninjau lokasi lahan alternatif yang direncanakan menjadi area pekuburan baru masyarakat Kota Daeng di Kabupaten Maros. Lahan tersebut rencananya dibeli Pemkot seluas 15-20 hektare.
Hal tersebut terungkap dalam kunjungan Appi di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Minggu (16/11). Munafri melakukan peninjauan bersama Bupati Maros Chaidir Syam, Anggota DPRD Makassar Muchlis Misbah, dan Kepala Bagian Kesra Makassar Mohammad Syarief.
Munafri mengatakan bahwa pemerintah perlu menyiapkan alternatif lahan agar layanan pemakaman masyarakat tetap terpenuhi. Ini juga disebut menjadi bagian komitmen Appi-Aliyah.
“Kita tahu bahwa kuota pekuburan di Kota Makassar semakin hari semakin menipis sehingga harus dicari alternatif untuk pekuburan umum yang lebih proper. Ini yang kami lihat, mudah-mudahan bisa menjadi salah satu alternatif,” ujar Appi.
Menurut Khadijah, dalam sehari ada kurang lebih 10 jenazah dimakamkan di seluruh TPU Makassar. Dia menegaskan pemilihan tumpuk lebih disarankan apabila masih ada makam keluarga yang bisa digabung.
“Tapi, kan biasa ada ditumpuk. Karena kita arahkan memang. Kalau ada ji keluarganya, mending ditumpuk saja,” ucapnya.
Khadijah menuturkan kebutuhan lahan pekuburan baru sudah sangat mendesak. Namun, hingga kini belum tersedia lokasi yang dianggap cocok oleh pemerintah.
“Iya, memang sudah lama. Cuma memang tidak ada lahan yang cocok,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin meninjau lokasi lahan alternatif yang direncanakan menjadi area pekuburan baru masyarakat Kota Daeng di Kabupaten Maros. Lahan tersebut rencananya dibeli Pemkot seluas 15-20 hektare.
Hal tersebut terungkap dalam kunjungan Appi di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Minggu (16/11). Munafri melakukan peninjauan bersama Bupati Maros Chaidir Syam, Anggota DPRD Makassar Muchlis Misbah, dan Kepala Bagian Kesra Makassar Mohammad Syarief.
Munafri mengatakan bahwa pemerintah perlu menyiapkan alternatif lahan agar layanan pemakaman masyarakat tetap terpenuhi. Ini juga disebut menjadi bagian komitmen Appi-Aliyah.
“Kita tahu bahwa kuota pekuburan di Kota Makassar semakin hari semakin menipis sehingga harus dicari alternatif untuk pekuburan umum yang lebih proper. Ini yang kami lihat, mudah-mudahan bisa menjadi salah satu alternatif,” ujar Appi.







