Universitas Hasanuddin (Unhas) menjalin kerja sama riset dengan Stanford University lewat pembentukan Stanford-Unhas Alliance for Planetary Health Research in Asia Pacific. Program ini akan fokus pada penelitian stunting dan dampak perubahan iklim di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Wakil Rektor IV Unhas Adi Maulana mengatakan kerja sama ini menjadi langkah penting dalam menghadirkan riset berbasis sains untuk mendukung kebijakan kesehatan. Dia menilai kolaborasi ini dapat memperkuat peran Unhas dalam riset global.
“Alhamdulillah hari ini kita meresmikan Stanford-Unhas Alliance for Planetary Health Research in Asia Pacific,” ujar Adi saat peresmian di gedung eks Dekanat Fakultas Teknik, Kampus Unhas Tamalanrea, Selasa (11/11/2025).
Adi menjelaskan tahap awal kerja sama ini berfokus pada penelitian stunting di Makassar. Penelitian tersebut diharapkan mampu menghasilkan data ilmiah sebagai dasar intervensi kebijakan.
“Melakukan penelitian tentang stunting yang ada di Makassar. Untuk melihat apa yang perlu kita intervensi berdasarkan data-data ilmiah yang ada,” katanya.
Selain stunting, penelitian juga akan mencakup pengaruh perubahan iklim dan pemanasan global terhadap kesehatan masyarakat di Makassar. Adi menyebut kajian ini penting untuk melihat dampak lingkungan terhadap kesejahteraan warga.
“Nanti ke depan kita akan melakukan penelitian tentang pengaruh climate change (perubahan iklim), pengaruh global warming terhadap Makassar dan hubungannya dengan kesehatan nanti. Jadi, hubungan panas dan kemudian tentang kesehatan,” terangnya.
Dia menyebut riset bersama Stanford ini termasuk kategori penelitian tingkat tinggi (cutting edge). Hasilnya akan digunakan sebagai evidence-based policy bagi pemerintah kota.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kita berharap kontribusi kerja sama ini mampu untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Makassar dan kemudian kita harapkan kontribusinya adalah membuat Kota Makassar itu lebih sehat lagi ke depannya,” tuturnya.
Menurut Adi, riset tentang stunting sudah mulai berjalan dan akan berlangsung jangka panjang. Hasil awalnya akan diserahkan kepada pemerintah kota melalui instansi terkait.
“Ya, saya kira sudah bergerak ya sudah bergerak dan hasilnya tentu kita melihat ada beberapa kebijakan-kebijakan, rekomendasi-rekomendasi yang kemudian nantinya akan kita serahkan ke pemerintah kota kemudian Dinas Kesehatan,” bebernya.
“Stunting itu tidak bisa satu tahun selesai. Jadi, stunting itu memerlukan waktu yang lama. Kenapa? Karena kan itu berhubungan dengan dari ibu hamil, kemudian dari lingkungan sekitarnya, dan sebagainya,” lanjutnya.
Penelitian ini juga melibatkan banyak pihak lintas disiplin dari berbagai fakultas di Unhas dan pemerintah kota. Sinergi ini diharapkan memperkaya hasil riset agar lebih komprehensif.
Sementara itu, peneliti dari Stanford University John Openshaw mengatakan kolaborasi dengan Unhas sejatinya sudah berlangsung selama satu dekade. Kini fokus riset diarahkan pada isu planetary health yang bersifat multidisiplin.
“Walaupun baru diresmikan, tapi kerja sama Unhas dengan Stanford sudah berlangsung sekitar 10 tahun. Jadi, peneliti Unhas, penelitian dari Stanford juga datang ke sini. Yang kita lakukan sekarang adalah fokus pada planetary health secara multidisiplin. Mahasiswa dari Stanford akan datang, penelitian dari mereka akan datang ke sini, untuk menjawab masalah-masalah yang ditemukan di Kota Makassar,” jelasnya.







