Tim Bank Dunia (World Bank) melakukan audiensi ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel). Pertemuan tersebut sebagai bagian dari kajian teknokratis untuk memetakan kebutuhan pembiayaan infrastruktur daerah di Indonesia, terutama perspektif sisi pemerintah daerah.
Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Sekda Sulsel, Rabu (5/11/2025). Sekda Sulsel Jufri Rahman menerima langsung kedatangan tim World Bank bersama Direktorat Pembiayaan dan Perekonomian Daerah (P2D) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kedatangan tim World Bank untuk melakukan kajian bertajuk ‘Demand Side Assessment of Subnational Borrowing in Indonesia‘ (Kajian Sisi Permintaan terhadap Pembiayaan Infrastruktur Daerah). Dokumen ini diproyeksikan menjadi masukan bagi pemerintah pusat untuk merumuskan formulasi penguatan pembiayaan infrastruktur daerah berbasis kebutuhan riil di lapangan.
Fokus kajian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan pembangunan infrastruktur daerah, langkah-langkah strategis yang diterapkan pemda dalam pemenuhannya, serta preferensi daerah dalam memanfaatkan skema pembiayaan alternatif ke depan.
“Kami mewakili World Bank untuk menanyakan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tentang rencana pembangunan di lima tahun mendatang,” jelas Co Team Leader Consultant, Lomi Hiya dalam keterangannya.
Selain menanyakan arah prioritas pembangunan, tim Bank Dunia juga meminta informasi terkait strategi menutup gap pembiayaan dan ruang kolaborasi pendukung dari Bank Dunia.
Sementara itu, Sekda Sulsel Jufri Rahman menegaskan, Pemprov Sulsel telah memposisikan pembangunan infrastruktur sebagai motor progres pembangunan inklusif di Sulsel. Program ini direalisasikan agar bermanfaat langsung bagi masyarakat.
“World Bank menanyakan penyiapan infrastruktur mana yang butuh alternatif pembiayaan,” ungkap Jufri Rahman.
Pemprov Sulsel diketahui telah mengalokasikan anggaran Rp 3,7 triliun untuk program multiyears project (MYP) selama tiga tahun untuk membangun tiga proyek besar. Dari total alokasi tersebut, Rp 2,5 triliun diarahkan pada perbaikan jalan provinsi yang melipatgandakan capaian panjang ruas yang selama ini dibangun.
Pada sektor pertanian, Rp 764 miliar dialokasikan untuk pembangunan jaringan irigasi baru seluas 54.000 hektare, yang memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan. Adapun Rp 500 miliar disediakan bagi pembangunan dua unit rumah sakit regional di Luwu Raya dan Gowa.







