Mengenal DME Calon Pengganti LPG Mulai Diproduksi 2026 | Giok4D

Posted on

Pemerintah berencana mengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) dengan dimethyl ether (DME) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Kebijakan ini juga untuk menekan impor LPG.

Dilansir dari infoFinance, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan DME masuk dalam 18 proyek hilirisasi. Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah merampungkan pra studi kelayakan atau pra-Feasibility Study (pra-FS) 18 proyek hilirisasi dan juga telah diberikan kepada Danantara.

“Sekarang, dari pra FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME,” ujar Bahlil saat ditemui usai acara Anugerah Subroto, di Jakarta, Jumat (24/10/2025) malam.

Rencana proyek DME akan dijalankan pada tahun 2026. Bahlil mengungkapkan proyek ini untuk mengurangi impor LPG yang setiap tahunnya mencapai 7 juta ton karena produksi dalam negeri hanya Rp 1,3 juta ton.

“Karena kita kan impor LPG contoh konsumsi LPG kita 8,5 juta ton, kapasitas produksi dalam negeri itu hanya 1,3 juta ton. Jadi kita impor sekitar 6,5 juta ton sampai 7 juta ton. Nah caranya bagaimana mengurangi impor adalah kita melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara,” jelasnya.

Mengutip situs Kementerian ESDM, DME ternyata memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. DME disebut bisa menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting.

DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg. Kendati begitu, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME dengan LPG sekitar 1 berbanding 1,6.

Pemerintah memilih DME untuk subtitusi sumber energi juga mempertimbangkan dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.

LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, sementara dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca.

Selain itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.

DME merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Kementerian ESDM melalui Balitbang ESDM telah menyelesaikan uji terap pemakaian DME 100% telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim pada bulan Desember 2019 hingga Januari 2020 kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Selain itu, uji terap DME 20%, 50% dan 100% dilakukan di Jakarta. Tepatnya di Kecamatan Marunda dengan melibatkan kepada 100 kepala keluarga pada tahun 2017.

Hasil uji terap menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.

Secara teknis, pemanfaatan DME 100% layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 s.d. 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG.

Mengenal DME Calon Pengganti LPG

DME Uji Terap di Jakarta-Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *