Pelayanan di Rumah Sakit Galesong akan disetop sementara mulai dari 1 Mei 2025. Keputusan itu dilakukan oleh pemerintah setempat lantaran pemasukan rumah sakit tidak sebanding dengan biaya operasional.
Bupati Takalar Mohamad Firdaus mengaku telah memantau perkembangan operasional Rumah Sakit Galesong. Menurutnya, jumlah pasien berobat hanya sedikit.
“Hal ini tentu tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 500 juta per bulan dan pendapatannya hanya kurang lebih Rp 10 juta per bulannya,” ujar Firdaus.
Dia lantas menyinggung jumlah pasien di RS Galesong bahkan hanya satu orang dalam satu bulan terakhir. Kondisi inilah yang menyita perhatian serius dari Pemkab Takalar.
“Hasil pemantauan beserta data yang ada, pasien yang datang berobat cuma 1 orang dalam sebulan dengan 221 perawat dan 29 dokter,” kata Firdaus.
Dia pun menjelaskan soal perlunya untuk mengifisienkan anggaran. Dia berjanji pihaknya akan melakukan pembenahan untuk bisa membuka kembali pengoperasian rumah sakit tersebut.
“Begitu juga dengan perawat yang ada, kita rumahkan sementara dan akan menyelesaikan pembayaran gaji sampai bulan Mei 2025. Dan ketika semua sudah kita benahi dan sudah mendapat rekomendasi maka perawat tersebut akan dipanggil kembali,” katanya.