Kericuhan terjadi di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, menjelang acara tradisi bakar batu untuk mendamaikan konflik sosial antarwarga. Bupati Yalimo Nahor Nekwek dan Wakapolres Yalimo Kompol Elias Endang mengalami luka akibat lemparan batu dalam kerusuhan itu.
Kericuhan bermula saat Wakil Gubernur (Wagub) Papua Pegunungan Ones Pahabol tiap di kediaman Bupati Yalimo pada Jumat (3/10) sekitar pukul 11.40 WIT. Ones berencana menghadiri acara bakar batu yang digelar di halaman kantor Bupati Yalimo.
“Saat acara makan siang berlangsung, terlihat asap membumbung dari Kampung Soba. Aparat yang melakukan pengecekan dan menemukan kios milik salah satu warga hangus terbakar,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Cahyo Sukarnito dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).
Cahyo mengaku tidak ada korban dalam pembakaran kios karena pemiliknya sedang berada di luar. Menurut Cahyo, pembakaran ini dipicu kekecewaan karena tradisi bakar batu tidak melibatkan perwakilan dari seluruh distrik di Yalimo.
“Dari hasil penelusuran, pembakaran dipicu kekecewaan sekelompok masyarakat yang menilai acara bakar batu tidak melibatkan empat distrik, yakni Apalapsili, Welarek, Benawa, dan Abenaho,” tuturnya.
Tradisi bakar itu dalam rangka perdamaian itu sedianya digelar menindaklanjuti kericuhan yang sempat terjadi pada Selasa (16/9) lalu. Sekelompok warga menilai acara bakar batu seharusnya dihadiri perwakilan warga dari 5 distrik yang terdampak.
“Mereka menilai panitia (tradisi bakar batu) bersikap tidak adil dan justru memperuncing ketegangan,” ujarnya.
Situasi memanas ketika rombongan wagub Papua Pegunungan, bupati Yalimo, anggota DPRD, dan perwakilan MRP tiba di lokasi acara bakar batu sekitar pukul 13.15 WIT. Warga yang menolak acara bakar batu lantas melakukan pelemparan batu ke arah podium.
“Insiden ini menyebabkan Wakapolres Yalimo Kompol Elias Endang, mengalami luka di kepala akibat lemparan. Sementara Bupati Yalimo, Dr Nahor Nekwek, menderita memar di pelipis,” ungkap Cahyo.
Kondisi yang semakin tidak terkendali, membuat aparat keamanan mengevakuasi wakil gubernur Papua Pegunungan ke Wamena. Sementara bupati Yalimo dan sejumlah pejabat SKPD diamankan ke Polres Yalimo.
Sekitar pukul 15.20 WIT, perwakilan warga dari empat distrik yang sempat mengajukan protes lalu mendatangi bupati untuk menyampaikan tuntutan. Dari pertemuan itu, warga menyampaikan aspirasinya terkait acara bakar batu.
“Mereka menyesalkan tidak dilibatkannya distrik mereka dalam kepanitiaan, ketiadaan undangan resmi, serta keputusan panitia membeli sayur dari luar daerah alih-alih dari petani lokal Yalimo,” jelasnya.
Bupati Yalimo berkomitmen menerima aspirasi sekelompok warga tersebut. Acara tradisi bakar batu yang batal digelar, akan diagendakan kembali dengan menghadirkan perwakilan seluruh distrik pada Senin (6/10).
“Kerusuhan ini juga mengakibatkan kerugian materi, di antaranya pecahnya kaca depan kantor bupati, rusaknya dua unit mobil dinas Pemda Kabupaten Yalimo,” beber Cahyo.
Sementara itu, Kapolres Yalimo Kompol Joni Samonsabra mengklaim situasi berangsur kondusif. Namun aparat tetap disiagakan di titik-titik rawan untuk memastikan stabilitas dan keamanan masyarakat tetap terjamin.
“Saat ini kondisi di Yalimo sudah relatif kondusif, namun kami tetap menyiagakan personel agar tidak terjadi eskalasi lanjutan,” ujar Joni.