Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai bentuk penghormatan terhadap ideologi negara. Momen ini menjadi pengingat bahwa Pancasila telah terbukti mampu menjaga keutuhan dan persatuan bangsa di tengah berbagai ancaman.
Upacara Hari Kesaktian Pancasila biasanya dilaksanakan secara khidmat di seluruh penjuru negeri. Salah satu bagian penting dalam pelaksanaannya adalah penyampaian amanat yang berisi pesan moral dan kebangsaan.
Amanat ini biasanya disampaikan oleh pejabat negara atau tokoh yang bertindak sebagai pembina upacara. Pesan-pesan yang disampaikan biasanya mengandung nilai-nilai Pancasila yang perlu dijaga oleh setiap warga negara Indonesia.
Penyampaian amanat ini juga bertujuan untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan memperteguh komitmen terhadap persatuan bangsa.
Sebagai referensi, berikut contoh amanat upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang singkat-panjang dan penuh makna. Yuk, disimak!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila pada pagi hari ini. Upacara ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi momen penting untuk mengenang kembali nilai-nilai luhur bangsa.
Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang sejarah kelam bangsa ini yang pernah diuji oleh pengkhianatan terhadap ideologi negara. Namun dari peristiwa itu, kita belajar bahwa Pancasila tetap berdiri kokoh sebagai dasar negara dan panduan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila adalah warisan besar para pendiri bangsa yang harus terus kita jaga, amalkan, dan lestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti keadilan, persatuan, kemanusiaan, dan gotong royong adalah kunci dalam membangun masyarakat yang damai dan beradab.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan Pancasila dari berbagai ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Jangan biarkan perbedaan menjadi pemecah, tetapi jadikan sebagai kekuatan untuk bersatu.
Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat bahwa bangsa ini pernah diuji oleh perpecahan, namun mampu bangkit kembali karena kekuatan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, mari kita jaga persatuan dan kedamaian dengan saling menghargai dan menjaga toleransi.
Di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini, kita dituntut untuk tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa. Jangan sampai arus perubahan membuat kita kehilangan arah dan lupa pada dasar negara kita sendiri.
Mari kita jadikan momen peringatan ini sebagai motivasi untuk menjadi warga negara yang lebih baik, yang menjunjung tinggi Pancasila dalam sikap, tindakan, dan ucapan. Tidak hanya saat upacara, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Terakhir, saya mengajak seluruh peserta upacara untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Karena hanya dengan semangat persatuan dan cinta tanah air, Indonesia akan tetap kuat, maju, dan bermartabat di mata dunia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam Pancasila!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya kita dapat mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila dengan penuh khidmat.
Pagi ini, kita melaksanakan upacara dalam rangka untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh tepat pada hari ini tanggal 1 Oktober. Ini adalah momen penting untuk mengenang sejarah sekaligus memperkuat semangat kebangsaan kita bersama.
Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi bangsa ini dirumuskan dengan sangat matang melalui berbagai pertimbangan. Di antara tiga tokoh besar yang mengusulkan perumusan Pancasila ini di antaranya adalah Ir Soekarno, Soepomo, dan Moh Yamin.
Lima sila dari Pancasila merupakan paket komplit yang saling bertautan dan mempunyai kekuatan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia ini. Ideologi Pancasila akan tetap ada selama-lamanya selama seluruh bangsa Indonesia menyepakatinya.
Tentu saja kita tidak boleh melupakan tragedi G30S/PKI yang hampir saja ingin mengganti ideologi negara kita dengan ideologi Komunis dan menggulingkan pemerintahan yang sah saat itu. Namun peristiwa kelam dalam sejarah bangsa itu tidak menjatuhkan semangat rakyat, justru memperkokoh keyakinan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Melalui upacara ini, kita diingatkan bahwa mempertahankan kemerdekaan bukan hanya tugas para pejuang di masa lalu, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai generasi penerus. Kita harus melanjutkan perjuangan itu dengan menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan bekerja sama membangun masa depan bangsa.
Kepada seluruh peserta upacara, saya mengajak untuk tidak hanya menghafal sila-sila Pancasila, tetapi juga menghayatinya dalam setiap tindakan. Mulailah dari hal-hal kecil-bersikap adil, menghormati sesama, dan menjaga kerukunan di lingkungan sekitar.
Demikian amanat yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan untuk menjadi pribadi yang berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat taufik dan hidayah-Nya kita dapat menghadiri upacara ini tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Bapak dan ibu guru yang saya hormati,
Siswa dan siswi yang saya banggakan.
Hari ini kita berdiri di halaman sekolah untuk memperingati salah satu momen penting dalam sejarah bangsa yaitu Hari Kesaktian Pancasila. Hari ini adalah pengingat bahwa bangsa kita pernah menghadapi ancaman serius terhadap ideologi negara, namun tetap mampu bertahan karena kekuatan Pancasila.
Peristiwa kelam yang terjadi pada tahun 1965 mengajarkan kita bahwa kesetiaan terhadap Pancasila adalah kunci untuk menjaga keutuhan bangsa. Bangsa ini pernah hampir terpecah, namun mampu bangkit karena Pancasila menjadi fondasi yang kokoh.
Sebagai pelajar, kalian adalah generasi penerus yang akan menentukan masa depan Indonesia. Maka penting bagi kalian untuk tidak hanya memahami Pancasila sebagai hafalan, tetapi menjadikannya pedoman dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Sila pertama mengajarkan kita untuk menghormati keyakinan masing-masing. Sila kedua hingga kelima mengajarkan kita untuk bersikap adil, menjunjung persatuan, menghargai pendapat, dan hidup dalam semangat kebersamaan.
Di lingkungan sekolah, semangat Pancasila bisa diwujudkan melalui hal-hal sederhana yaitu tidak membeda-bedakan teman, tidak melakukan perundungan, menghargai guru, serta menjaga kebersihan dan kedisiplinan. Itulah wujud nyata dari cinta tanah air yang sesungguhnya.
Anak-anakku, zaman sekarang tantangannya berbeda. Kalian tidak lagi menghadapi peperangan fisik, tetapi tantangan digital, hoaks, perpecahan di media sosial, dan kehilangan empati. Di sinilah pentingnya Pancasila sebagai kompas moral dalam menggunakan teknologi dan menyaring informasi.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah ajakan agar kita semua kembali merenungkan apakah kita sudah benar-benar mengamalkan nilai-nilai Pancasila? Mari kita jadikan sekolah ini sebagai tempat belajar, tumbuh, dan membentuk karakter Pancasila sejak dini.
Akhir kata, saya berpesan banggalah menjadi pelajar Indonesia, pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam karakter, jujur dalam sikap, dan santun dalam tutur kata. Mari kita jaga semangat kebangsaan ini bersama-sama, mulai dari ruang kelas kita sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Yang saya hormati seluruh peserta upacara, dan yang saya banggakan seluruh warga bangsa Indonesia.
Hari ini kita berdiri bersama di bawah langit yang sama, di tanah air yang sama, untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah peringatan bahwa bangsa ini pernah nyaris tercerai, namun bangkit kembali karena satu hal: Pancasila tetap berdiri tegak.
Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, mengapa Pancasila disebut “sakti”? Karena dalam ujian sejarah yang berat, saat kepercayaan mulai runtuh dan persatuan diuji, Pancasila tidak goyah. Ia menjadi tali pengikat di tengah perbedaan, menjadi cahaya di tengah gelapnya konflik.
Tapi kesaktian itu tidak datang dengan sendirinya. Ia lahir dari pengorbanan, dari darah dan air mata mereka yang mempertahankan nilai-nilai kebangsaan di tengah ancaman perpecahan. Dan tugas kitalah hari ini untuk memastikan nilai-nilai itu tidak memudar-bukan hanya dalam upacara seperti ini, tapi dalam setiap tindakan, pilihan, dan keputusan yang kita ambil sehari-hari.
Kita hidup di zaman ketika segala sesuatu berjalan cepat-informasi, perubahan, bahkan pergeseran nilai. Justru karena itulah, kita membutuhkan Pancasila bukan sebagai slogan, tapi sebagai landasan dalam menghadapi kehidupan. Dalam bekerja, kita junjung keadilan. Dalam bergaul, kita jaga persatuan. Dalam bersuara, kita utamakan kebijaksanaan.
Hari ini bukan tentang masa lalu semata. Hari ini tentang bagaimana kita belajar dari sejarah untuk menjaga masa depan. Karena bangsa yang besar bukan hanya yang pernah menang, tetapi yang tidak pernah berhenti belajar, memperbaiki diri, dan tetap setia pada prinsip yang benar.
Terima kasih.
Selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Salam Pancasila!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan, Rahayu.
Saya ingin mulai amanat ini dengan satu pertanyaan sederhana yaitu apakah kita benar-benar mengenal Pancasila? Bukan sekadar hafal lima silanya, tapi sungguh-sungguh memahami apa yang dikandung dalam setiap sila-dan menghidupkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hari ini, 1 Oktober, kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Kata “kesaktian” di sini bukan sesuatu yang magis atau mistis, tapi lambang dari daya tahan nilai-nilai yang mampu bertahan dari tekanan zaman, dari godaan kekuasaan, bahkan dari niat jahat yang ingin menggantikannya.
Mari kita renungkan sejenak, apakah kita sudah benar-benar menjadikan Pancasila sebagai dasar berpikir dan bersikap? Di rumah, di tempat kerja, di media sosial, bahkan dalam pilihan-pilihan kecil yang tampak sepele-apakah nilai-nilai Pancasila hadir di sana?
Sebagai bagian dari bangsa ini, tanggung jawab menjaga Pancasila tidak hanya milik pemerintah, aparat, atau guru dan pemimpin. Ia adalah tugas kita semua: orang tua, pemuda, pelajar, pekerja, siapa saja yang mengaku sebagai warga negara Indonesia. Karena kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?
Hari Kesaktian Pancasila bukan untuk menakuti, bukan pula untuk menggurui. Ia hadir agar kita tidak lupa: bahwa sejarah pernah mengajarkan betapa mudahnya sebuah bangsa goyah jika kehilangan arah. Dan arah itu, sampai hari ini, tetap dijaga oleh Pancasila.
Mari kita hidupkan kembali Pancasila dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Bukan hanya hari ini, tapi setiap hari. Karena Indonesia hanya akan kuat jika nilai-nilainya tetap kita jaga bersama.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.
Itulah infoers contoh amanat pembina upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang bisa digunakan sebagai referensi. Semoga berguna ya!