Bentrok Antarwarga di Tallo Makassar Diduga Dipicu Konflik 36 Tahun Silam

Posted on

Bentrokan antarwarga makin kerap terjadi di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Terbaru, polisi mengungkap bentrokan itu diduga dipicu konflik lama sejak 1989 atau 36 tahun silam.

“Tahun 89 (1989) itu masalahnya di sana itu (Tallo),” ucap Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Senin (22/9/2025). Arya ditanya pemicu bentrok yang kerap terjadi di Kecamatan Tallo.

Arya mengatakan ada ketersinggungan antarkelompok yang masih berlarut hingga kini di wilayah tersebut. Dia mengaku masih melakukan pendalaman untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

“Di situ ada permasalahan yang berlangsung lama sekali, ada ketersinggungan satu sama lain, kelompoknya itu. Sehingga itu masalah yang lagi kita koordinasikan supaya diselesaikan,” ujarnya.

Namun demikian, Arya belum merinci detail persoalan yang dimaksud. Dia sementara akan mengupayakan ada kesepakatan agar konflik tidak terus berlanjut.

“Jadi (kami) berupaya mengumpulkan semuanya untuk dikonsolidasikan untuk ada kesepakatan atau mungkin ada hal-hal yang disepakati supaya tidak ada lagi terjadi perang kelompok,” bebernya.

Di sisi lain, Arya mengungkap ada sejumlah kendala yang dialami pihaknya dalam menangani bentrokan warga di Tallo. Dia menyebutkan masih banyak masyarakat yang justru menonton hingga terkesan memberi dukungan kepada pelaku tawuran.

“Kalau masyarakat masih menonton yah masih mendukung terhadap mereka (pelaku) tawuran. Dengan menonton yah memberikan support, yah nggak selasai-selesai,” ungkapnya.

Arya menekankan pentingnya dukungan masyarakat dalam penanganan konflik ini. Dia menyebut jumlah aparat yang diturunkan saat terjadi keributan di Tallo terbatas sehingga butuh kerja sama warga agar situasi tetap kondusif.

“Kami kan datang jumlahnya juga nggak terlalu banyak. Kalau melakukan penangkapan terhadap pelaku-pelaku ini tentu kami akan serius dalam menangani. Tapi di sisi lain masyarakat juga harus sama-sama membantu gitu yah, mendukung upaya dari kepolisian, tetap aman,” ujarnya.

Selain itu, Arya menuturkan pihaknya kerap hadir setiap kali terjadi tawuran di lokasi tersebut. Dia menegaskan pelaku yang terbukti terlibat bentrokan akan ditindak secara khusus dan serius.

“Lalu kalau ada juga kami kejar pelaku-pelaku perkelahian antarkampung ini yang ada bukti pasti kami lakukan penanganan khusus dan secara serius untuk tindak pidananya,” jelasnya.

Saat ditanya soal dugaan adanya aktor yang menggerakkan warga hingga terjadi perang kelompok di Tallo, Arya enggan berspekulasi. Dia menyebut hal itu masih dalam pendalaman pihak kepolisian.

“Itu masih didalami (terkait aktor yang menggerakkan masyarakat di Tallo supaya perang kelompok),” pungkasnya.

Diketahui, Kecamatan Tallo memang kerap menjadi lokasi perang kelompok. Warga yang terlibat juga berganti-ganti, mulai dari Kandea vs Layang, Layang vs Lembo, Kandea vs Lembo, hingga Layang Vs Sapiria.

Terakhir, bentrokan dua kelompok warga pecah di Kelurahan Layang, Kecamatan Tallo, Minggu (21/9) sekitar pukul 07.00 Wita. Warga Layang dan Lorong 148 saling serang menggunakan batu, petasan, dan busur hingga membakar satu unit mobil.

“Mobil rusak (yang dibakar) itu,” ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada infoSulsel, Minggu (21/9).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *