Renungan Harian Katolik Selasa, 26 Agustus 2025, Bacaan: Pemimpin Bijaksana

Posted on

Renungan Katolik Selasa, 26 Agustus 2025, Gereja kembali mengajak kita merenungkan firman Tuhan yang memberi tuntunan dalam hidup sehari-hari. Bacaan hari ini menyoroti pentingnya sikap bijaksana, khususnya bagi mereka yang diberi tanggung jawab untuk memimpin.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara mudah. Pemimpin sejati bukan hanya ditentukan oleh jabatan atau kekuasaan, tetapi oleh kebijaksanaan dalam mengambil keputusan serta ketulusan hati untuk melayani. Kita diajak meneladani sikap kepemimpinan yang rendah hati, penuh kasih, dan mampu membawa orang-orang yang dipimpinnya semakin dekat kepada Allah.

Renungan hari ini dilansir dari buku Bahasa Kasih oleh Romo Paulus C Siswanto, Pr. Renungan ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.

Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.

Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!

Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!

Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?

Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.

Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.

Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.

Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. – Mat 23:26

Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat krusial untuk menentukan hajat hidup orang lain, entah itu pemimpin dalam keluarga, organisasi ataupun instansi pemerintah. Dalam bacaan hari ini Tuhan Yesus benar-benar mengecam pemimpin yang sikap dan perbuatannya tidak layak disebut sebagai seorang pemimpin, dan hal tersebut juga mengingatkan kita semua, jika mungkin ada diantara anda yang saat ini sebagai pemimpin, hendaknya menyadari bahwa pimpinan utama adalah Kristus, oleh karena itu segala sikap yang diperbuat juga dapat mencerminkan kasih Kristus (adil, setia, berbelas kasih, rendah hati serta memiliki empati untuk orang lain). Namun demikian. tidak kita pungkiri, meskipun ayat Injil hari ini sudah tertullis beribu tahun silam, masih saja ada pemimpin yang menyerupai orang-orang Farisi dikala itu. Sikap munafik, korupsi dengan berbagai macam kebohongan, menerima suap, tidak adil dalam menimbang perkara dan sebagainya.

Tuhan mengendaki kita taat dan takut akan Dia, karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, dan mengenal yang Maha Kudus adalah pengertian, sehingga ketika kita menjadi seorang pemimpin, kita adalah pemimpin yang kudus dihadapan-Nya.

Jangan khawatir, Ia akan selalu menyertai, dan tidak akan membiarkan kita sendirian jika dunia merendahkan karena kesetiaan kita kepada-Nya. Marilah kita menjadi orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya terhadap setiap keputusan yang kita ambil. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberikan rahmat dan hikmat bijaksana dalam setiap langkah hidup kita.

“Sudahkah saya bertanggung jawab pada setiap kesempatan yang Tuhan berikan?”

Louis Lodevik lahir di Poissy, Paris pada tanggal 25 April 1214. Ayah-ibunya, Louis VIII (1223-1226) dan Blanka Kastilia mendidiknya dengan sangat baik dalam kebiasaan hidup Kristiani. Ketika masih kecil, ibunya pernah berkata kepadanya: “Aku lebih suka melihat engkau mati daripada jiwamu cemar karena dosa”. Kata-kata ini menjadi bukti nyata betapa pendidikan iman sungguh diberikan kepada Louis semenjak kecil.

Pada tahun 1226, Louis yang baru berusia 12 tahun menduduki tahkta kerajaan menggantikan ayahnya. Delapanbelas tahun pertama pemerintahannya, kekuasaan dipegang oleh ibunya, karena Louis belum cukup dewasa untuk memimpin roda pemerintahan negara. Louis kemudian menikah dengan Margareth, seorang puteri bangsawan dari Provence (1234). Setelah berusia 21 tahun, barulah Louis memerintah dengan kuasa penuh. Ia menghadapi berbagai masalah yang ditinggalkan ayahnya. Usahanya yang pertama ialah mematahkan pemberontakan Albigensia, sebuah sekte yang anti negara dan Gereja dengan ajaran-ajarannya yang antisosial, anti ajaran iman dan moral Gereja.

Sejak awal pemerintahannya Louis dikenal sebagai seorang raja yang lurus hati, konsekuen dan tidak korup. Ia taat kepada agama. Dalam hal menegakkan keadilan, Louis adalah seorang pencinta keadilan dan murah hati. Ia tidak pilih kasih dalam membela hak siapa pun, tak peduli apakah ia bangsawan atau petani miskin. Ia seorang negarawan yang berpandangan progresif: mendirikan parlemen dan memberlakukan undang-undang secara bijaksana. Ia pencinta damai, tetapi tidak segan-segan terjun ke medan perang jika keadaan memaksa.

Pada tahun 1224, Louis secara telak mengalahkan raja Henry III (1216-1272) dari Inggris yang ingin mencaplok tanah-tanah Prancis. Hubungannya dengan Inggris sarat dengan pertikaian terus menerus. Namun dengan raja Henry III yang dikalahkannya, Louis mengadakan suatu perjanjian yang sangat lunak. Louis meminta menjadi wasit adil dalam urusan intern Kerajaan Inggris.

Salah satu peristiwa penting dalam hidup Louis IX adalah pembelian ‘Mahkota Duri Kristus’ dari pedagang Venisia. Mahkota itu tersimpan di Konstantinopel. Entah apa sebabnya, mahkota itu digadaikan oleh Kaisar kepada seorang pedagang Venisia. Hingga batas waktu penggadaian, Raja Konstantinopel tidak mampu menebus kembali mahkota suci itu. Karena itu mahkota itu ditawarkan kepada seorang kerabat Louis IX. Louis segera menyanggupi pembeliannya meskipun dengan harga yang sangat tinggi. Mahkota dikawal ke Prancis. Louis dan adiknya menyambut hangat dan mengarak mahkota itu masuk kota Paris dengan iring-iringan panjang dan meriah. Semua orang berpakaian sederhana tanpa mengenakan alas kaki. Relikiu suci itu sampai sekarang disimpan di Sainte Chapelle, sebuah gereja yang amat indah di tengah-tengah kota Paris. Pada tahun 1224, Louis menderita sakit parah. Dengan penuh kepercayaan, orang meletakkan mahkota duri itu diatas kepalanya. Dan Louis sembuh seketika secara ajaib. Sejak saat itulah Louis berikrar membebaskan Tanah Suci, tempat Kristus dahulu mengenakan mahkota suci itu, dari pendudukan tentara Islam.

Louis sangat menaruh perhatian besar kepada orang-orang miskin dan sakit, menegakkan hukum Gereja dan memajukan universitas Sorbonne. Empat tahun setelah sembuh secara ajaib, ia memimpin langsung Perang Salib untuk membebaskan Tanah Suci. Ia merebut kota Damietta di muara Sungai Nil, Mesir dengan mudah. Tetapi kemudian tentaranya dipaksa menyerah di Mansurah. Louis sendiri ditawan oleh Sultan. Setelah dibebaskan dengan uang jaminan, Louis membawa sisa pasukannya ke Akka, Palestina dan kembali ke Prancis. Semangatnya untuk menguasai Tanah Suci tetap berkobar. Duapuluh tahun kemudian Louis berangkat lagi memimpin pasukan tetapi sayang bahwa Louis meninggal dunia di Tunisia karena serangan disentri. Louis meninggal di Tunisia pada tanggal 25 Agustus 1270. Ia dinyatakan sebagai ‘kudus’ oleh Paus Bonifisius VIII (1294-1303) pada tanggal 11 April 1297.

Yosef Kalasansius lahir di Peralta, Spanyol pada tahun 1556. Pada masa mudanya ia belajar hukum di Lerida, Spanyol dan teologi di Alcala, dekat Madrid. Yosef yang saleh ini kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1583. Karier imamatnya dimulai di wilayah Andorra, Pegunungan Pirenea di kalangan umat pedalaman. Kesalehan hidupnya dan semangatnya membuat banyak umat senang sekali padanya.

Pada suatu hari ia mendengar suatu suara ajaib: “Yosef, pergilah dan bekerjalah di Roma”. Tampak juga padanya suatu penglihatan dimana ia sendiri sedang mengajar anak-anak. Tergerak oleh suara ajaib dan penglihatan itu, ia berangkat ke Roma untuk menunaikan tugas baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Yosef berangkat ke Roma pada tahun 1592. Tidak tahu apa yang mau ia dikerjakan. Sambil menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan apa yang tampak dalam penglihatan yang dialaminya, Yosef melayani siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Ia merawat orang-orang sakit, menolong orang-orang bersusah dan mengunjungi orang-orang tahanan. Ia pun rajin berziarah ke semua basilik yang ada di kota Roma untuk berdoa didepan Sakramen MahaKudus dan memohon terang Roh Kudus. Akhirnya ia juga menemukan pekerjaan apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya.

Pada waktu itu Roma terdapat sangat banyak anak-anak yang menggelandang di jalan-jalan kota. Mereka semua tidak bersekolah dan setiap hari menimbulkan berbagai macam kekacauan yang memusingkan orang banyak. Digerakkan oleh Roh Kudus, Yosef membuka sebuah sekolah khusus untuk mereka. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah dasar pertama di Eropa (Roma) yang tidak menarik bayaran apapun dari semua muridnya. Ia mencari sukarelawan-sukarelawan yang mengajar tanpa bayaran dan beberapa orang imam untuk mendampingi anak-anak tanggung itu. Bersama mereka itulah, Yosef mulai membangun sebuah tarekat baru, Tarekat Imam-imam Pengajar, yang lazim disebut imam-imam Piarist. Sungguh menakjubkan bahwa dalam kurun waktu singkat, sekolah ini mempunyai murid 1000 orang.

Seperti biasanya, Yosef mengalami berbagai macam tantangan. Di dalam tubuh tarekatnya muncullah imam-imam tertentu yang menentang Yosef dan menghalangi perkembangan sekolah dengan berbagai macam alasan. Yosef difitnah sebagai seorang penjahat. Akhirnya Yosef sendiri dipenjarakan oleh pejabat Gereja dan tarekat yang didirikannya dibubarkan untuk sementara. Tetapi berkat bantuan seorang kardinal yang mengenal baik kesucian hidupnya, ia dibebaskan dari tahanan. Semua perlakuan pejabat Gereja terhadap dirinya ditanggungnya dengan sabar dan penuh iman, sehingga ia dijuluki orang sebagai ‘Tugu kekuatan dan contoh kesabaran’. Menyambut pembebasannya dari penjara, ia berkata: “Tuhanlah yang memulai pekerjaan ini dan melaksanakannya. Aku hanya melaksanakannya demi kemuliaan namaNya dan demi cintakasih kepadaNya. Terpujilah Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan ini kepadaku”. Yosef melanjutkan karya pendidikan bagi anak-anak itu hingga wafatnya. Tarekatnya pun kembali berkarya dan terus berkembang baik di dalam maupun luar negeri.Yosef Kalasansius meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 1648. Pada tahun 1767 ia digelari ‘kudus’ dan dinobatkan sebagai pelindung sekolah dasar Katolik.

Demikian renungan harian Katolik Selasa, 26 Agustus 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 26 Agustus 2025

Bacaan I: 1 Tes. 1:2b-5, 8b-10

Mazmur Tanggapan: Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a

Bacaan Injil: Mat. 23:13-22

Renungan Hari Ini: Pemimpin Bijaksana

Kisah Orang Kudus Hari Ini

Santo Louis Lodevik IX, Pengaku Iman

Santo Yosef Kalasansius, Pengaku Iman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *