Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menyiapkan anggaran Rp 500 miliar untuk pembangunan rumah sakit berbasis tourism health. Proyek ini akan dibangun di Malino, Kabupaten Gowa dan Bua, Kabupaten Luwu.
“(Lokasi) Sudah sesuai, kan kita mengharapkan adanya pemerataan kesehatan. Apalagi kedepannya Gowa, Malino sangat bagus karena ada tourism di situ, bisa mengarahkan nanti untuk health tourism,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Ishaq Iskandar di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (21/8/2025).
Adapun besaran anggaran untuk masing-masing rumah sakit sebanyak Rp 250 miliar. Besaran anggaran itu diperuntukkan bagi bangunan konstruksi, peralatan medis hingga sarana-prasarana penunjang lainnya.
“Di Gowa sekitar begituji sama Luwu (Rp 250 miliar). Itu dengan alatnya, jadi bangunan sekaligus fasilitas dan sarana prasarana. Kalau fisik, kita upayakan tahun ini untuk pembangunan awalnya. Ini multiyears,” katanya.
Menurut Ishaq, rumah sakit berbasis tourism health kini digandrungi banyak orang. Sebab, fasilitas kesehatannya terintegrasi dengan fasilitas pariwisata. Malino pun disebut cocok karena memiliki udara yang cukup baik dalam menunjang kesehatan.
“Sebenarnya kalau zaman dahulu itu tempat perawatan TBC itu kayak di Lembang, (RS) Sanatorium itu, supaya bagus penyembuhannya. Jadi salah satu yang menyebabkan sembuh itu lingkungan. Mungkin view-nya bagus, seperti di CPI view-nya laut, di sana (Malino) mungkin view-nya gunung, lembah, hijau-hijau,” bebernya.
Lebih lanjut, Ishaq mengatakan hadirnya rumah sakit di Malino juga akan mempermudah masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan. Masyarakat di sekitaran Kabupaten Gowa, tidak lagi harus ke Kota Makassar berobat.
“Iya, bahkan dapat Sinjai, Jeneponto, dari Takalar juga nanti. Apalagi kalau akses nanti sudah dibangun yang bagus, kan bisa kesana sampai ke Sinjai,” bebernya.
Kehadiran rumah sakit tersebut, kata dia, juga melengkapi keberadaan rumah sakit dengan fasilitas lengkap di Sulsel. Terutama rumah sakit unggulan.
“Tentu kita melihat titik-titik mana yang perlu ada dari provinsi (RS) regional atau unggulan tertentu. Pasti cari yang unggulan, supaya masyarakat juga melihat kalau pembangunan ini di mana-mana,” jelasnya.
Ishaq mengaku, rumah sakit ini akan menjadi pusat layanan unggulan dengan spesialisasi tertentu. Sebab, saat ini rumah sakit tidak lagi dilihat berdasarkan tipe.
“Apalagi rumah sakit kita tidak lagi berdasarkan tipe, tapi unggulan. Apa kompetensinya? Kalau bagus di sana nanti untuk paru-paru, spesialisnya bagus, alatnya bagus pasti orang ke sana,” tambahnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Selain Malino, rumah sakit serupa akan dibangun di Luwu dengan lokasi strategis di dekat Bandara Bua. Rumah sakit ini juga bisa diakses daerah di sekitarnya.
“Aksesnya ke Toraja Utara, Palopo, dan wilayah sekitarnya juga bisa terjangkau,” ungkapnya.
Untuk tahap awal, Pemprov Sulsel masih dalam proses studi kelayakan atau feasibility study (FS). Setelah tahap itu, lanjut ke manajemen konstruksi, kajian lingkungan dan seterusnya.
“Masih FS, tadi seminar antara mereka semua memaparkan bagian lahannya, airnya untuk mendukung pembangunan rumah sakit. Setelah FS, manajemen konstruksi, andal dan seterusnya,” jelasnya.