Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,8 mengguncang Kabupaten , Sulawesi Tengah (Sulteng), saat momentum peringatan HUT ke-80 RI. Gempa dahsyat itu mengakibatkan 41 bangunan mengalami kerusakan dan 32 warga luka-luka karena tertimpa reruntuhan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa terjadi pada Minggu (17/8) pukul 06.38 Wita. Gempa berlokasi di laut pada koordinat 1,27 derajat lintang selatan dan 120,75 derajat bujur timur atau 13 kilometer arah barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 kilometer.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Tokararu dan memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Minggu (17/8/2025).
Gempa bumi dirasakan di Poso dengan skala V-VI MMI. Getaran juga terasa di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), seperti Luwu Timur, Palopo, Tana Toraja, Wajo dengan skala III-IV. Guncangan gempa turut meluas di daerah Sulawesi Barat (Sulbar) khususnya Mamuju, Masamba, Majene, Pasangkayu dan Polman dengan skala III-IV.
BKMG mencatat adanya 27 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan terbesar M 3,3 berdasarkan hasil monitoring hingga pukul 12.00 Wita, Minggu (17/8). Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengantisipasi gempa susulan.
“Hasil analisis dari BMKG, gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Oleh karena itu, kepada masyarakat di wilayah Indonesia diimbau agar tetap tenang,” imbuh Daryono.
Berdasarkan hasil laporan kaji cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 13.00 Wita pada Minggu (17/8), sebanyak 32 orang mengalami luka-luka akibat gempa di Poso. Dari puluhan korban itu, 16 di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poso.
“Dari jumlah tersebut, 16 orang dirujuk ke RSUD Poso termasuk 2 orang dalam kondisi kritis, 6 orang dirawat di Puskesmas Tokorondo, serta 10 orang lainnya mengalami luka ringan,” beber Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (17/8).
Muhari mengaku belum menerima laporan mengenai korban meninggal dunia. Namun gempa dahsyat di Poso mengakibatkan 41 bangunan yang terdiri dari rumah, sekolah dasar (SD) hingga gereja, mengalami kerusakan.
“Kerusakan bangunan yang terdata meliputi 4 unit rumah rusak berat, 33 unit rumah rusak ringan, 1 unit gedung SDN 1 Tangkura rusak, termasuk 3 unit fasilitas ibadah, yaitu Gereja Jemaat Elim Desa Masani, Gereja Gloria, dan GPDL Mahnaim,” paparnya.
Salah satu wilayah paling terdampak gempa adalah Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. BPBD Kabupaten Poso masih melakukan pendataan dan asesmen di desa terdampak lainnya, yakni Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, Lape, dan Bega.
“Kebutuhan mendesak yang dilaporkan antara lain tenda, terpal, lampu taktis, selimut, alas tidur, makanan siap saji, perlengkapan bayi, obat-obatan, serta kendaraan operasional untuk mendukung penanganan darurat,” ucap Muhari.
BNPB telah menurunkan tim untuk membantu penanganan bencana di Poso. Personel yang disiagakan akan memberikan dukungan mulai dari pendampingan, monitoring, kaji cepat hingga manajemen posko darurat.
“BNPB juga terus berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk mempercepat penanganan darurat, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pengungsi dan pemulihan kondisi masyarakat,” jelasnya.
Dari total korban akibat gempa, ada 10 orang di antaranya merupakan jemaat Gereja Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Para jemaat itu mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan material.
“Dari hasil monitoring, Gereja Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, rusak berat dan rubuh,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring kepada wartawan, Minggu (17/8).
Andi Sembiring mengatakan, gempa mengakibatkan gereja roboh hingga material menimpa jemaat yang sedang melaksanakan ibadah. Para warga setempat pun mengevakuasi korban yang terjebak reruntuhan.
“Sebanyak 10 orang jemaat yang luka sudah dirujuk ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan,” ungkapnya.
Gempa Poso turut mengakibatkan 433 dari 184 kepala keluarga di Desa Masani terdampak. BPBD Sulteng masih melakukan asesmen di wilayah terdampak sembari memastikan penyaluran bantuan logistik bagi korban gempa.
“Warga terdampak Kecamatan Poso Pesisir di Desa Masani 1 unit gereja dan 433 jiwa,” terang Andi Sembiring.
Gempa M 5,8 yang mengguncang Poso turut dirasakan di Kabupaten Mamuju, Sulbar. Guncangan gempa membuat pasien di Rumah Sakit (RS) Mitra Manakarra Mamuju dievakuasi ke parkiran hingga koridor gedung.
Pantauan infocom di lokasi, Minggu (17/8) sekitar pukul 08.50 Wita, sejumlah pasien berada di luar gedung rumah sakit. Mereka berada di koridor dan parkiran rumah sakit.
Tampak beberapa pasien sudah berani kembali ke ruangan. Sementara masih ada sekitar 4 pasien ditemani keluarga yang memilih bertahan di luar gedung.
Keluarga pasien tampak duduk di koridor dan di tempat parkir. Mereka masih was-was adanya gempa susulan.
“Dirasa sekali (getaran gempa) pagi-pagi tadi ini,” ujar salah satu keluarga pasien RS Mitra Manakarra Mamuju, Ayu kepada wartawan.
Ayu mengaku akan membawa kembali keluarganya masuk ruangan jika situasi sudah dipastikan aman. Apalagi keluarganya yang dirawat baru selesai operasi.
“Iya, di sini (luar gedung RS) mi dulu sampai aman, jangan sampai ada (gempa) susulan. Ini keluarga baru selesai operasi kemarin,” ujarnya.
Getaran gempa juga membuat sejumlah warga di Mamuju berlarian ke luar rumah. Warga BTN Graha Nusa Mamuju, Anggi mengaku panik saat merasakan getaran gempa bumi.
“Saya sementara masak tadi, tiba-tiba bergetar, saya ke luar rumah ternyata banyak yang rasa,” pungkas Anggi.
16 dari 32 Korban Luka Dirujuk ke RS
Jemaat Gereja Elim Tertimpa Reruntuhan
Pasien RS Mamuju Dievakuasi di Parkiran
Dari total korban akibat gempa, ada 10 orang di antaranya merupakan jemaat Gereja Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Para jemaat itu mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan material.
“Dari hasil monitoring, Gereja Elim di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, rusak berat dan rubuh,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring kepada wartawan, Minggu (17/8).
Andi Sembiring mengatakan, gempa mengakibatkan gereja roboh hingga material menimpa jemaat yang sedang melaksanakan ibadah. Para warga setempat pun mengevakuasi korban yang terjebak reruntuhan.
“Sebanyak 10 orang jemaat yang luka sudah dirujuk ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan,” ungkapnya.
Gempa Poso turut mengakibatkan 433 dari 184 kepala keluarga di Desa Masani terdampak. BPBD Sulteng masih melakukan asesmen di wilayah terdampak sembari memastikan penyaluran bantuan logistik bagi korban gempa.
“Warga terdampak Kecamatan Poso Pesisir di Desa Masani 1 unit gereja dan 433 jiwa,” terang Andi Sembiring.
Gempa M 5,8 yang mengguncang Poso turut dirasakan di Kabupaten Mamuju, Sulbar. Guncangan gempa membuat pasien di Rumah Sakit (RS) Mitra Manakarra Mamuju dievakuasi ke parkiran hingga koridor gedung.
Pantauan infocom di lokasi, Minggu (17/8) sekitar pukul 08.50 Wita, sejumlah pasien berada di luar gedung rumah sakit. Mereka berada di koridor dan parkiran rumah sakit.
Tampak beberapa pasien sudah berani kembali ke ruangan. Sementara masih ada sekitar 4 pasien ditemani keluarga yang memilih bertahan di luar gedung.
Keluarga pasien tampak duduk di koridor dan di tempat parkir. Mereka masih was-was adanya gempa susulan.
“Dirasa sekali (getaran gempa) pagi-pagi tadi ini,” ujar salah satu keluarga pasien RS Mitra Manakarra Mamuju, Ayu kepada wartawan.
Ayu mengaku akan membawa kembali keluarganya masuk ruangan jika situasi sudah dipastikan aman. Apalagi keluarganya yang dirawat baru selesai operasi.
“Iya, di sini (luar gedung RS) mi dulu sampai aman, jangan sampai ada (gempa) susulan. Ini keluarga baru selesai operasi kemarin,” ujarnya.
Getaran gempa juga membuat sejumlah warga di Mamuju berlarian ke luar rumah. Warga BTN Graha Nusa Mamuju, Anggi mengaku panik saat merasakan getaran gempa bumi.
“Saya sementara masak tadi, tiba-tiba bergetar, saya ke luar rumah ternyata banyak yang rasa,” pungkas Anggi.